11. Cemburu

5K 407 77
                                    

Hal terberat mencintai adalah mengikhlaskan. Sedangkan mengikhlaskan akan membuat kita tersiksa.
Lebih tepatnya, menyakiti diri sendiri demi mengikhlaskan orang yang kita cintai.

Happy reading...

* * *

Karena ulah Farrel tadi, kini kedua pasutri itu tengah berada mall. Membeli sesuatu untuk Naya. Saat ini Naya sedang berada di salah satu toko yang menjual pakaian dalam wanita maupun pria. Sedangkan Farrel, ia memilih menunggu diluar toko karena malu jika harus mengikuti Naya sampai kedalam.

Tadi pagi Farrel dan Naya tidak berangkat bersama, melainkan Farrel ingin berangkat lebih dulu dengan alasan hari ini adalah jadwal ia piket. Naya sempat binggung dengan perkataan Farrel, pasalnya ia paling bodo amat tentang hal itu. Namun sebisa mungkin Naya berfikir positif. Alhasil Naya harus nebeng dengan Abel. Saat Naya selesai mandi dan membuka lemari seperti ada yang mengganjal, semua bra milik nya tidak ada didalam lemari. Sudah dipastikan suaminya lah pelakunya. Benar saja, alasan Farrel tadi hanya tipu muslihatnya agar tidak kena amukan dari Naya. Itulah sebabnya mengapa Naya tadi memakai Hoodie saat sekolah.

Farrel melihat arlojinya, "Ck! Lama banget si Naya" gerutu Farrel.

Tak lama kemudian, Naya keluar dari toko itu dengan membawa beberapa paper bag ditangannya. Naya berjalan menghampiri Farrel yang tengah berdiri dan menatapnya dengan datar. "Hai, lama ya?" Tanya Naya saat sudah sampai dihadapan Farrel.

"Pake nanya lagi, jelas lama lah! Lo belanja apa semedi si? Sampe lumutan gue nungguin lo" sentak Farrel melipat tangannya didepan dada.

Memutar bola matanya malas, "itu juga karena lo" sahut Naya memukul pelan lengan Farrel.

"Gue iseng doang"

"Iseng lo bikin gue malu somplak"

Farrel mengangkat sebelah alisnya, "karena?"

"Kantin"

"Malu-malu juga nikmat kan? Ngaku Lo" ucap Farrel mencolek hidung mancung gadisnya. Naya hanya diam, apa yang dikatakan Farrel tadi memang benar.

"Makan yuk" ajak Farrel menggandeng telapak tangan Naya.

Naya mengangguk, "yuk. Tapi gue pengen nya di restoran yang elite"

"Dasar matre"

"Gue matre sama suami sendiri, bukan suami orang" Farrel mencium gemas pipi Naya. "Iya-iya, cewek selalu benar"

Kini keduanya berjalan beriringan, Farrel merangkul pinggang Naya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan yang satunya ia masukkan kedalam saku celana. Tidak heran jika banyak sorot mata yang menatap pasutri itu dengan tatapan iri dan kagum.

*  *  *

Farrel dan Naya sudah sampai disalah satu restoran elite di kota Jakarta. Keduanya memasuki tempat itu dan tidak luput dari tatapan banyak orang yang memekik kagum. Farrel mengedarkan pandangannya, kembali berjalan menuju tempat yang akan ia singgahi dengan gadis yang setia ia rangkul. Setelah sampai, mereka berdua pun duduk dengan posisi saling berhadapan.

Seorang wanita dengan pakaian khas restoran itu datang dengan membawa menu ditangannya berjalan menghampiri meja mereka. "Selamat malam, selamat datang di restoran kami. Silahkan dibaca dulu menunya" ucapnya memberi menu yang ia pegang.

Naya menatap pelayan itu dengan tatapan sengit. Jelas saja, pakaiannya yang sangat ketat membuat bentuk postur tubuhnya menjadi membentuk, memakai rok mini dan baju yang sengaja ia buka kancing atasnya, alhasil terlihat lah belahan dada nya.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang