3. XII IPS 2

5K 579 101
                                    

Di setiap perjalan menuju kelas, Farrel tak habis-habisnya tersenyum. Masih tidak percaya bahwa Naya menciumnya. Orang-orang yang melihat Farrel senyum-senyum sendiri pun dibuat heran. Pasalnya Farrel tidak pernah menampilkan wajah sumringah ditempat umum.

Sesampainya dikelas, Farrel masih tetap tersenyum. Siswa yang melihatnya ikut dibuat penasaran olehnya. Entah apa yang membuat Farrel sebahagia itu.
Farrel berjalan menuju bangkunya. Duduk di kursi paling pojok, lalu menelungkup kan wajahnya di lipatan kedua tangannya.

"Kenapa tu bocah?" Tanya Johan menunjuk Farrel dengan dagunya.

Erik yang duduk disamping Johan hanya menggeleng. Menatap heran kearah Farrel. Yang lain pun sama, Algi yang selaku teman sebangku Farrel, juga ikut binggung. Menatap kearah samping, dimana Farrel sedang menelungkup kan wajahnya. "Lo kenapa rel?" Tanya Algi menyenggol lengan Farrel. Farrel tak menghiraukan pertanyaan dari Algi. Pikirannya masih tak percaya kejadian ditoilet tadi.

"Abis PDKT malah jadi sinting gitu si bos" celetuk Nathan menatap nanar Farrel.

Farrel yang mendengarnya langsung mendongak. Mengedarkan pandangannya, dahinya berkerut. "Lo semua ngapain pada liatin gue?" Farrel bertanya dengan nada datar. Orang-orang yang tadinya menatap heran Farrel, kini kembali fokus pada aktivitas masing-masing.

Farrel beralih menatap para sahabatnya. Alisnya terangkat satu seolah bertanya. Tiba-tiba saja raut wajah Farrel berubah menjadi datar. Membuat siapapun bergidik ngeri jika bertatapan dengannya.

"Selamat pagi anak-anak" suara yang dihasilkan dari seorang perempuan cantik, umurnya masih sekitar 29 tahun.

Semua atensi beralih pada suara tersebut. "Pagi bu" balas mereka.

Namanya Bu Dian, dia adalah guru paling muda di SMA Maheswari. Membuat dirinya sering digoda oleh murid laki-laki termasuk Farrel dan kawan-kawan, kecuali Algi. Tak hanya murid, guru laki-laki pun ikut menggodanya sampai tak ingat umur. Padahal kan Bu Dian sudah bertunangan dengan kekasihnya.
Bu Dian adalah guru matematika. Sebenarnya sebagian murid malas akan pelajaran yang sangat menguras otak, tapi jika gurunya secantik Bu Dian, mereka rela bertempur dengan angka-angka hanya demi menyenangkan hati Bu Dian. Aslinya mah tetap membuat Bu Dian naik pitam.

"Aduhhh, ibuk makin hari makin cantik aja deh" goda Johan, menatap Bu Dian yang kini sudah duduk bangku guru.

Bu Dian tersipu dipuji oleh Johan, yang notabenenya sebagai muridnya sendiri.
"Bisa aja kamu Johan"

"Modus lo kutu kuda!" Celetuk Erik memukul kepala Johan.

"Iri bilang babu!" Sahut Johan tak mau kalah.

"Sudah-sudah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini" lerai Bu Dian.

"Ibu tidak ingin menambah beban pikiran kalian. Ibu hanya ingin kalian mengulang materi Minggu kemarin"

"Ibu akan beri kalian 15 soal untuk latihan. Jika nilai kalian dibawah 80, ibu bisa pastikan kalian tidak akan naik kelas" ucapnya tegas.

"Kata gak mau nambah beban pikiran, lah itu mah malah membunuh secara perlahan" gumam Farrel.

"Yahh bu... Banyak banget soalnya" keluh Nathan.

"Nathan sayang, itu tidak seberapa. Ibu sudah memberi keringanan pada kalian semua untuk mempelajari materi kemarin. Dan hari ini, kita sudah sepakat untuk menguji kemampuan kalian. Kurang baik apa ibu kepada kalian?" Jelas Bu Dian lembut.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang