9. Pertumpahan darah?

5.7K 464 132
                                    

Jl.Sarkar-20.00.
Disinilah berdirinya kedua geng yang saling beradu pandang. Siapa yang tidak mengenal ARKASA, geng yang terkenal dengan kecerdikan dan ketangguhan bela diri semua anggotanya. "Pantang mundur maju kita gempur" itulah slogan geng tersebut.

Sedangkan ALASKAR, adalah geng yang tidak mengenal ampun. Jika sudah berurusan dengan alaskar, jangan harap hidup kalian akan aman sentosa.

Sebelumnya geng Arkasa tadi sudah berkumpul di markas untuk membahas jumlah anggota yang akan ikut malam ini. Masalah tak-tik atau strategi, itu tidak perlu dipermasalahkan. Karena untuk mengalahkan geng alaskar, itu adalah hal mudah. Namun tidak untuk saat ini, dapat dilihat dari banyaknya anggota alaskar, terdapat wanita cantik yang tengah diikat tangannya kebelakang dan ditutup matanya menggunakan kain. Jika kalian pikir itu adalah Naya, kalian salah. Itu adalah Navita.

"Bangsat" umpat seorang pria yang tengah tersulut emosi melihat gadis incarannya tersiksa.

Farrel maju selangkah dan menatap Danar dengan tatapan sengit. "Maksud lo jadiin Vita sandra lo apa, hah?! Dia gak ada hubungannya sama pertempuran kita. Lo yang bilang kalo anggota gue cemen, sedangkan lo sendiri apa namanya?! Cupu lo!" Ucap Farrel mendorong pelan bahu Danar.

Danar mendorong balik bahu Farrel, menatap remeh anggota arkasa terutama salah satu anggota inti dari geng tersebut yang sudah kelihatan merah padam menahan emosi. "Alasan gue bawa ni cewek buat jadi sandra gue, lo tau kenapa?" Semua terdiam. Danar mengintruksi dua anggotanya untuk membawa Vita padanya, Vita didorong begitu saja dan ditangkap oleh Danar. Mencengkeram erat lengan wanita itu.

"S-sakitt" rintih Navita yang mendapat perlakuan kasar dari Danar. Tentu tidak putus dari tatapan seorang pria.

Danar menjambak rambut Navita, membuat sang empu merintih menahan pusing pada kepalanya akibat tarikan yang dilakukan lelaki itu cukup kencang. "L-lep-asin a-aku" cicit Navita lirih. "S-sa-kit" rintih nya.

Danar sama sekali tak menghiraukan rintih demi rintihan dari bibir gadis polos itu, tatapannya sama sekali tidak beralih dari Farrel.

"Salah satu anggota inti dari geng lo, ada yang naksir sama ni cewek. Itu alasan gue kenapa jadiin dia sandra" ucap Danar menatap sekilas lelaki yang dimaksud.

"Sialan. Dari mana dia tau kalo gue suka sama Navita." Katanya dalam hati.

Lelaki itu sudah berada dipuncak kemarahannya, ia mencoba menetralkan segala emosi yang ada pada dirinya. Berusaha meredam dan seolah tak ada apa-apa. Bermaksud agar tidak mencurigakan.

"Hhhaaha, banci kaleng!hhhaaa" tawa Johan disaat keadaan sedang panas.

Semua atensi teralihkan pada Johan. "Kenapa lo? Kesurupan?" Tanya Erik yang berdiri disamping Johan.

"anjing, bukan gue yang kesurupan tapi noh" ujar Johan menunjuk para anggota alaskar yang digoda oleh para banci.

Danar mendorong Navita dengan kasar, dan berhasil ditangkap oleh Farrel. "Lo gak papa?" Tanya Farrel sembari melepas ikatan tali dan penutup mata Navita.

Navita menggeleng pelan, "a-aku gak papa". Farrel mengangguk, menatap satu persatu para anggotanya, tatapannya jatuh kepada Algi yang tengah menatapnya dengan tatapan datar. "Anterin nih cewek kerumahnya. Masalah mereka biar gue sama yang lain yang urus. Secepatnya lo balik" perintah Farrel menggiring Navita agar mendekati Algi.

"Gue pergi dulu" pamit Algi yang sudah siap melajukan motor ninja merahnya dengan Navita yang duduk di jok belakang.

Setelah melihat kepergian Algi dan Navita, Farrel kembali fokus dengan anggota Alaskar yang tengah digoda oleh para banci, ada 15 banci yang menggodanya.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang