"Farrel ayoo! Lelet banget kamu tuh. Ini udah jam berapa!? Kita telat tau, gak enak sama sahabat papah." Omel Maira sambil berkacak pinggang disamping Farrel yang sedang bercermin.
Farrel menghembuskan nafas kasar.
"Bentar mah, dikit lagi selesai""Mamah tunggu dibawah" ucap Maira lalu keluar dari kamar Farrel.
Setelah beberapa menit, akhirnya Farrel telah selesai. "Perfect" ucapnya.
Farrel menyugar rambutnya dengan pelan, takut jika rambut yang sudah ia tata rapih menjadi berantakan."Ganteng banget dah gue" bangga Farrel.
"Gak salah mamah udah brojolin anak se'kece gue"
"Bibit dari cebong gue mah"
"Mamah sama papah pas produksi gue pake gaya apa ya? Bisa jos gini jadinya. Kalo pengen tau, harus nanya. Siapa tau nanti gue bisa praktekin sama Naya" monolog Farrel sambil senyum-senyum sendiri.
"Naya harus jadi istri gue! Gak ada penolakan" kekeuh Farrel.
"Naya aja ganasnya kaya gitu, gimana kalo diranjang" pikir Farrel menjadi-jadi. Sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikannya diambang pintu.
Maira menatap datar kearah Farrel. Dahinya selalu berkerut. Mencoba menguping monolog Farrel yang hanya terdengar samar-samar.
"Udah halunya?" Tanya Maira membuat Farrel terlonjak kaget. Membuyarkan segala lamunannya tentang Naya.
"Eh ada mamah" ucap Farrel cengengesan.
"Ayo, udah ditungguin papah dibawah"
Farrel hanya mengangguk. Mengekori mamahnya dibelakang. "Yuk berangkat" ajak Gandi merangkul pinggang Maira. Farrel dan Helena pun hanya menatap jengah pemandangan didepannya ini.
* * *
Di lain tempat, seorang gadis sedang termenung dikamar. Beberapa menit yang lalu, orang tuanya memberi tahu bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak sahabat papahnya. Bukan hal berat jika ia sudah lulus, namun dirinya sekarang masih sekolah. Walau sebentar lagi akan lulus dalam hitungan bulan, tapi tetap saja membuatnya tidak fokus. Jika menolak, sudah dipastikan orangtuanya akan kecewa. Pikirannya sangat kacau saat ini.
Malam ini dirinya akan bertemu dengan calon suami sekaligus calon mertuanya. Setelah berpikir lamanya, dia sudah memantapkan jawabannya. Akan diberi tahu jika nanti sang calon beserta keluarganya sudah datang. Semoga pilihannya tidak salah.
Melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 malam, cepat-cepat dia menyelesaikan ritual dandannya. Pasalnya bunda terus ngedumel, menyuruhnya untuk dandan secantik mungkin. Untung dia bisa makeup, walau tidak ahli. Terakhir, tangannya terulur untuk memoleskan liptin di bibir mungilnya. Tidak perlu dandan menor yang terpenting tidak kelihatan pucat. Setelah selesai, dia keluar dari kamar lalu menuju bawah untuk menemui bunda dan ayahnya.
Saat menuruni anak tangga, dia melihat ada sepasang suami-istri, perempuan seperti berumur 9 tahun, dan seorang pria yang sedang memunggunginya. Dari tampangnya, seperti dia kenal. Tapi entahlah, dia lupa. Sangat feminim menurutnya. Tampilan lelaki itu membuat dirinya tersenyum tipis.
Semua atensi teralihkan pada gadis itu, kecuali pria tersebut yang masih setia menunduk. "Kece banget nih calon suami gue" batinnya.
Memakai baju kotak-kotak berwarna merah dan hitam, kancingnya dibiarkan terbuka semua menampilkan kaos putih polos didalamnya. Jam tangan hitam melekat apik dipergelangan tangannya yang kekar. Serta kalung dengan bandul N melingkar jelas dileher jenjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFARREL [perjodohan]
Novela Juvenil! FOLLOW SEBELUM BACA ! -Bahagia itu ketika melihat orang yang kita sayang bisa tertawa tanpa adanya rasa kecewa dan luka- Rafarrel Geo Darendra. Laki-laki tampan yang kerap dipanggil Farrel itu memiliki beribu-ribu, bahkan berjuta-juta ketampanan y...