21. Balapan

2.6K 247 20
                                    

Hai all... Udah hampir seminggu nih nggak update 😂 Gimana? Masih setia singgah? Atau malah udah kabur dari sini?😭 Sayang bangettt sama yang setia nunggu up❤️❤️

Cuss lah langsung baca!!

Eisttt, jangan lupa buat vote terlebih dahulu serta tinggalkan jejak disetiap paragraf 💛

Happy reading...

-
-

"Semua laki-laki akan terlihat bringas jika melihat orang yang dia sayang terluka apa lagi sampai mengeluarkan air mata,"

*  *  *

Farrel menuruni anak tangga untuk menuju ruang tamu, tepatnya dimana para sahabatnya telah menunggunya untuk bersiap-siap.

Saat mengetahui sang pemilik rumah datang, cepat-cepat Erik dan Nathan merapatkan duduknya. Mereka masih ketar-ketir karena telah terciduk mengintip Farrel dan Naya dengan alasan mencari dapur. Sedangkan Johan, pria itu terlihat sangat santai. Kedua kakinya ia selonjorkan diatas meja, jari jemarinya dengan enteng mengapit sebatang rokok disela-sela jari telunjuk dan juga jari tengah, serta tangan kirinya tentu tidak menganggur. Telapak tangannya menggenggam minuman bersoda yang ia dapat dari kulkas Farrel.

"Nggak tau malu," gumam Farrel duduk disebelah Algi.

Algi menoleh, "berangkat sekarang?" Farrel mengangguk lalu bangkit dan diikuti oleh teman-temannya yang lain.

Dahi Farrel berkerut ketika melihat beberapa kantong plastik yang dibawa oleh Erik. Laki-laki itu melangkahkan kaki panjangnya kearah Erik. "Apaan tuh?" Tanya Farrel menepuk pundak Erik.

"Nasi," jawab Erik.

"Lo mau ngapain bawa-bawa nasi?" Serobot Johan ikut menyimak pembicaraan keduanya.

"Biasa lah anak mami," bukan Erik yang menjawab melainkan Nathan diakhiri kekehan kecilnya.

Erik melotot kearah Nathan yang tengah menertawainya. Nathan itu adalah laki-laki sedikit cuek, namun tidak sedingin Algi yang kelewat dingin seperti batu es yang akan mencair. Begitupun dengan Algi yang akan mencair dan tunduk dengan masa lalunya.

Beralih lagi dengan Erik yang sedang menatap tajam Nathan. Pria dengan muka lucu serta permen lollipop yang tidak pernah kehabisan stok, itu sudah menjadi ciri khas Nathan. Nathan akan terlihat asik jika bersama orang yang sudah dekat dengannya, berbeda lagi jika di luaran sana.

"Diem lo! Bacot amat," sinis Erik merasa terganggu dengan tawaan Nathan. Sedangkan yang yang ditegur hanya menye-menye.

Nathan mengeluarkan permen lollipop nya dari mulut lalu berkata, "tapi gue bener 'kan? Lo anak mami?" Ucapnya mengangkat sebelah alisnya.

"Oh jelas gue anak mami, karena yang brojolin gue mami bukan papi," bangga Erik menaik turunkan alisnya.

Mereka yang menyimak perdebatan itu hanya mampu memutar bola matanya malas.

"Nyocot mulu lo," Johan mengambil kunci motornya lalu berjalan keluar rumah.

"Gue tunggu diluar," Algi mengikuti langkah Johan untuk keluar rumah.

Farrel menarik telinga kedua laki-laki itu untuk mengikutinya keluar rumah dan bersiap ke acara balapan malam ini.

"Ditarik-tarik gini berasa kambing gue," protes Erik mengelus-elus telinganya yang sedikit memerah.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang