10. Kantin

4.8K 447 100
                                    

Happy reading...


*  *  *

BRAKK!

Suara gebrakan pintu kantin menggema di semua penjuru, Naya lah pelakunya. Semua atensi beralih pada Naya, ia tak memperdulikan tatapan dari banyaknya pasang mata yang melihatnya. Disisi kanan dan kiri, sudah ada Abel dan juga Navita.

"FARREL, SINI LO!" teriak Naya berjalan kearah Farrel yang duduk anteng bersama teman-temannya.

Farrel menatap datar Naya, sudah dipastikan bahwa istri cantiknya ini akan marah padanya. "Kenapa hm?" Ucap Farrel bangkit dari duduknya.

"Lo lupa atau pura-pura bego si?" Tanya Naya saat sudah sampai dihadapan suaminya.

Farrel tersenyum miring. "Apa si yang? Gue gak ngerti apa yang lo omongin"

"Sialan" umpat Naya.

Abel menarik lengan kiri Naya, "udah nay, kita ke kelas aja yuk" lerai Abel agar tidak ada kericuhan di area kantin. Entah masalah apa yang membuat Naya sebegitu marahnya dengan Farrel. Tidak ada yang tahu, kecuali kedua pasangan tersebut.

Naya menyingkirkan tangan Abel yang memegang lengannya, kembali menatap tajam lelaki yang berada didepannya ini. "Lo" ucap Naya mendekat kearah Farrel, "brengsek!" Lanjutnya mendorong kecil tubuh tegap Farrel.

Farrel sama sekali tidak ada pergerakan, hanya senyum yang merekah sedari tadi. Tangannya terulur menyelipkan rambut Naya kebelakang telinga, mengelus lembut pipi mulus gadisnya. "Gue tadi cuma bercanda, sayang" ucap Farrel tanpa dosa.

"Bercanda lo bilang?" Farrel mengangguk.

"Lo kenapa pake Hoodie?" Ucap Farrel tersenyum jahil. Tangannya ia lipat didepan dada.

Mendekat kearah Naya, lalu berbisik tepat ditelinga Naya. "Bra lo gak ada, hm?" Farrel memundurkan kepalanya, kembali dengan badan yang berdiri tegap.

Naya melotot atas perkataan yang keluar dari bibir Farrel. "Lo kan yang buang semua bra gue?" Ujar Naya sedikit memelankan suaranya.

"Kalo iya kenapa?"

"Gue cuma iseng"

Menghembuskan nafas perlahan, "Lo gila? iseng lo kelewat batas, rel"

"Gak baik pake bra lama-lama" kata Farrel dengan suara berat.

"Sial, suaranya menggoda iman" batin Naya.

Johan berdeham guna memecah suasana tegang di area kantin. "Ekhm, duduk sini duduk. Ngapain si pada tegang udah kaya joni."

Erik menoyor kepala Johan, "sinting lo" maki Erik yang sedang memakan nasi kuningnya.

Abel berjalan kearah meja yang disinggahi Farrel bersama para sahabatnya. Johan yang menyadari kedatangan Abel, lantas mendorong Erik yang duduk disampingnya dengan spontan, membuat sang empu jatuh tersungkur ke lantai. "Anjir, gila lo main dorong-dorong gue seenak jidat lo. Sakit dodol!" Gerutu Erik yang sama sekali tidak digubris oleh Johan.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang