27. Motivasi

2.2K 202 18
                                    

Halo...

Wellcome to my story ❤️❤️

VOTE untuk pembukaan🚫

•••°°°•••


Happy reading...

-
-

"Awal kebahagiaan ku adalah bisa mengenalmu."

-farrelgeo-


  *  *  *

Erik tertawa puas melihat wajah kesal para teman-temannya. Laki-laki itu meminum segelas air putih yang berada dimeja. Menaruh kembali gelas itu bersamaan dengan hembusan nafasnya.

Erik mengelap bibirnya yang basah. "Gue aja belum jadi chat Alma," ucapnya sambil tertawa kecil. "Gue masih mau fokus sama cabang gue yang pesertanya kira-kira ada 15 cewek lah," lanjut Erik.

Mendengar itu membuat kedua bola mata para sahabat Erik membulat sempurna, kecuali Johan yang tidak asing dan sudah terbiasa akan hal itu.

"Lo punya berapa cabang, Rik?" Tanya Johan.

"Cuma dikit kok. Kira-kira 6 cabang," sahut Erik.

Abel bergeming. "Gila, 1 cabang aja udah ada 15 cewek, gimana kalo 6? Buaya lo kelewat parah dari pada pacar gue," ucap Abel melirik sekilas Johan dengan tatapan sengitnya.

Merasa menjadi tersangka, Erik menyugar rambutnya dengan bangga. "Niat gue baik kok. Cuma satu yang nggak bisa gue gapai,"

"Apa?"

Erik menghembuskan nafasnya panjang. "Cuma hati nya Faisa yang nggak bisa gue gapai," jawab Erik menatap lesu teman-temannya.

Suara gelak tawa Farrel pecah saat mendengar jawaban Erik. Laki-laki itu berjalan mendekati Erik, lalu duduk disamping pria itu. "Gue cuma mau bilang sama lo satu, bro," Erik menoleh, "apaan?" Tanya pria itu.

Naya menatap miris kedua lelaki itu. Ia sudah menduga jika Farrel tidak akan serius dengan kata-katanya. Ia juga paham betul bagaimana sifat suaminya itu yang tengil tingkat akut. Jadi mustahil jika tidak ada ketengilan Farrel dalam sehari.

"Cukup sadar diri aja, bro, lo bukan siapa-siapanya dan nggak akan jadi apa-apanya apa lagi mimpi buat jadi prioritas nya. Itu cuma angan-angan lo aja yang ketinggian," ucap Farrel.

Erik mengangguk paham. "Ya juga ya? Padahal kalo Faisa mau sama gue, gue akan nurutin apa pun mau dia.. kalaupun itu harta dan berarti buat gue, tapi bagi gue itu Faisa lebih dari segalanya,"

Farrel terkekeh. "Nggak semua bisa dibeli dengan uang, dan nggak semua itu berkode harta. Semua emang butuh uang, tapi uang bukan segalanya,"

Naya tersenyum. Ia kira Farrel akan membuat mental Erik menjadi lebih down, ternyata pikirannya salah.

"Tapi lo jangan nyerah, Rik. Cinta butuh perjuangan bukan cuma omong kosong doang," ucap Johan.

"Iya tuh, jangan selesai sebelum memulai," ucap Nathan yang disetujui oleh Algi. "Kejar selagi masih sanggup. Jangan sampe lo nyesel di belakang," ujar Algi ikut mendukung.

Mendengar ucapan semangat dan dukungan dari para sahabat-sahabatnya membuat Erik kembali percaya diri. Laki-laki itu menegakkan duduknya. "Oke! Gue akan perjuangin Faisa," tegas Erik lantang. "Tapi, gimana sama cabang-cabang gue? Kan kasian kalo harus gue bubarin," ucap Erik.

Naya memutar bola matanya. "Gini nih kalo kebanyakan cabang. Selain takut ketauan, lo juga takut kehilangan," ucap Naya malas.

"Mau gimana lagi, Nay, udah mendarah daging jiwa buaya gue," sahut Erik.

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang