37. Hamil

141 4 0
                                    

2 bulan kemudian...

Terlihat seorang lelaki sedang berkutat didapur dengan alat perabotan dan bumbu-bumbu dapur.

Farrel tersenyum bangga dengan hasil karya masakannya. "Gileee, sedep juga masakan gue. Ternyata selama ini gue punya bakat terpendam. Udah cocok nih masuk Indonesia Idol".

Pagi ini Farrel sudah memantabkan niatnya untuk membuat sarapan nasi goreng dan telur mata sapi sebagai menunya.

Suara derap langkah mengalihkan kefokusan Farrel. Terlihat Naya yang masih menggunakan baju tidur polkadot itu sedang menuruni anak tangga.

"Eh, sayang, kamu udah bangun? Pas banget masakan aku baru mateng. Kita sarapan bareng 'ya?" Ucap Farrel sembari menuntun Naya untuk duduk dikursi.

Mendengar Farrel mengucapkan kata aku kamu membuat Naya agak sedikit tersipu. Pasalnya Naya belum terbiasa dengan panggilan itu.

Naya menyunggingkan senyuman manisnya. "Ini kamu yang masak?" Tanya Naya melihat Farrel membawa dua piring nasi goreng dikedua tangannya.

"Iya lah. Kamu makan yang banyak biat cepet gede tuh Farrel junior," Farrel duduk disamping Naya. "Aku udah buatin susu hamil juga, kamu minum supaya sehat anak kita nanti," ucapnya lagi.

Naya mengangguk patuh. Atensinya beralih melihat sepiring nasi goreng dan telur yang bentuknya tidak seperti telur mata sapi.

Farrel yang menyadari itu dengan sigap meraup wajah Naya menggunakan kedua tangannya. "Jangan diliat bentuknya, Nay. Kamu nilai dari rasanya 'oke?" Naya mengangguk.

Tangan lentik itu mulai menyuapkan sesendok nasi goreng dengan telaten.

"Gimana? Enak nggak?" Naya mengangguk kuat.

Farrel tersenyum melihat Naya senang. Ia memang tidak salah mendapatkan istri seperti Naya. "Kamu cantik banget sih," puji Farrel menoel pipi Naya.

"Apa sih, Rel. Aku belum mandi ya, pasti ada maunya," sahut Naya sedikit kesal, karena sudah dipastikan pipinya merah merona karena malu mendapat pujian dari suaminya sendiri.

Farrel terkikik geli. "Salting kan? Kamu belum mandi aja cantiknya MasyaAllah," puji Farrel lagi.

Lagi-lagi Naya dibuat salah tingkah karena ucapan manis dari Farrel. "Udah ah. Kamu nggak malu sama telur mata panda kamu ini. Pagi-pagi udah meresahkan," sahut Naya meminum susu dengan sangat gugup.

Farrel teringat dengan telur yang ia buat. Niatnya sih mau bikin telur mata sapi, eh malah jadi telur mata panda. Why? Because, tengahnya aja yang selamat, pinggirnya gosong.

"Awh, ssht," rintih Naya memegang perutnya yang terasa sakit.

Dengan sigap Farrel merangkul Naya. "Kenapa? Apanya yang sakit, sayang? Kita kerumah sakit sekarang," ujarnya dan ingin menggendong Naya ala bridal style.

Naya menggeleng, "Aku nggak papa, cuma kekenyangan aja, apa sih, alay banget,"

"Pokoknya nanti kita pergi ke rumah sakit, aku nggak mau 'ya kalo terjadi apa-apa sama Farrel junior ini," ucap Farrel mengelus sayang perut Naya.

Flashback on

Farrel membuang putung rokok yang tersisa disela-sela jarinya, lalu meminum sekaleng minuman bersoda itu hingga tandas.

Atensi lelaki itu terus memandangi langit-langit yang menampilkan satu bulan indah diantara banyaknya bintang.

Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Menghirup udara malam memang membuat ketenangan dalam diri seseorang. "Kapan 'ya gue bisa punya Farrel junior," monolognya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFARREL [perjodohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang