BAG - 28

305 26 0
                                    

TRIGGER WARNING
WANG UPDATE!!

HAPPY READING LOVELY READERS
VOTE AND COMMENT BELOW

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAAAA LAAVVVV YUUUU 😊💜💜💜💜

follow Ig wang : @Rarasshhiiii

***

Kaviar sudah pergi.

Vella berjalan masuk kedalam rumahnya dengan gelisah. Entah bagaimana cara untuk mendeskripsikan apa yang terjadi padanya sekarang. Dia...hanya sedang malas untuk beropini.

"Lo juga nggak penting."

Kata-kata itu seakan menusuk relung Vella lebih dalam dari biasanya. Vella tidak menyangka bahwa Kaviar akan menjatuhkan mood bahagianya secepat itu. Setelah mereka berada di satu langkah menuju hubungan yang serius, Kaviar dengan senang hati menjatuhkan harapannya.

Vella terus berjalan hingga kekamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya dikasur.

"Apa memang selama ini gue terlalu pede ya?"

Vella menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi dengan bintang-bintang. Cewek itu menghela napas pelan. Perkataan Kaviar kala itu menbuat Vella berpikir lebih dalam dari biasanya.

"Kenapa sakit banget ya?"

"Apa memang gue nggak punya arti dimata Kaviar?"

"Jadi selama ini...gue cuma berjuang sendirian? Apa gue yang terlalu kentara ya ngelihatin kalau gue suka sama dia?"

"DUH!"

Vella memukul-mukul kasur yang ada dibawahnya. Rasa kesal memenuhi dadanya yang seketika sesak.

"Kaviar kenapa sih lo bikin gue bingung? Lo itu orangnya kayak gimana sih?"

"Kenapa tiba-tiba lo bisa bersikap manis, terus jatuhin mood gue sampai overthinking!"

"ARRGHHH!"

Vella bangkit dari tidurnya dan kemudian menarik boneka stitch besar yang terduduk disudut kasur.

"LO BAKAL GUE BUNUH! LO NGGAK TAHU APA GUE SUKA SAMA LO SEJAK AWAL?!"

"KAVIAR KENAPA SIH? LO PIKIR GUE NGGAK PUNYA PERASAAN APA?"

"GUE BEJEK-BEJEK LO!"

Vella memukul kepala stitch itu dengan sangat kuat lalu melemparnya kelantai. Pandangan cewek itu kemudian jatuh ketubuhnya. Ternyata dia belum melepaskan jaket yang tadi Kaviar pinjamkan. Dia menghela napas pelan, secepat mungkin Vella melepas jaketnya dan membantingnya ke lantai. Menyusul stitch yang sekarang sudah tidak berdaya.

"Lo bikin gue bingung, Kav! Sebenarnya perasaan lo itu kayak gimana sih? Gue..."

Sudah tidak tersisa lagi kekuatan Vella untuk marah. Tanpa sadar air matanya jatuh, kenapa perasaan itu rasanya sangat menyakitkan. Vella bahkan berharap lahir tanpa perasaan. Vella menarik jaket Kaviar dari lantai, lalu memeluknya erat. Sebelum akhirnya dia tertidur karena lelah.

"Ngantuk."

***

"Satu gelas lagi!"

"Jangan, kasih air putih aja."

"Gue mau satu lagi, gue laper!"

"Kav, sadar yok sadar, bisa yok bisa.."

Hala mencoba membantu Kaviar berdiri dari posisi rebahannya. Karena sekarang, kaki Gio sudah gemetar tidak enak menahan kesemutan.

"Nih anak kenapa sampe semabuk ini sih? Berapa gelas dia minum?" tanya Hala kesal. Karena dia datang terakhir dari ketiga temannya.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang