Happy reading.
Love you guys
Semoga suka hahaha 🌼🌼🌼"Gue ke toilet dulu,"
Kaviar berdiri dari duduknya. Tapi tiba-tiba Vella menahan tangannya, cewek itu menggeleng keras.
"Lo apaan sih?"
"Jangan tinggalin gue sendiri disini. Please!"
"Apaan sih, lo nggak sendirian disini. Banyak orang tau nggak, lo pikir gue nge boking ini cafe apa?"
Kaviar menatap wajah Vella, dia juga merasakan ada sesuatu yang membuat Vella tidak ingin ditinggal. Kenapa cewek ini setakut ini?
"Gue nggak akan lama kalau lo biarin gue pergi dari tadi. Bentar doang, lo mau gue kencing disini?"
"Gue ikut!"
"Gila kali lo ya?"
"Kav, please,"
"Tungguin aja disini bentar. Nggak akan lama."
Cowok itu menarik tangannya dari Vella yang seolah tidak rela ditinggal. Tanpa kata pun, Kaviar tetap meninggalkan Vella dan pergi ke toilet.
"Shit!" Vella mengumpat keras. Bagaimana ini? Bagaimana, bagaimana, bagaimana? Kenapa dunia sesempit ini sampai dia harus kembali bertemu dengan orang yang benar-benar tidak ingin dia temui?
Rasanya Vella ingin sekali berlari, ingin pergi dari sana dan pulang. Sembunyi dibalik selimut atau di kamar mandinya. Apalah, yang penting tidak disini. Sial, dia hanya pakai celana pendek lagi!
Ketakutan Vella tambah jadi karena sekarang dia sudah merasakan bahwa dia tidak sendiri lagi. Bukan Kaviar, tapi Pendrik.
"Setakut itu lo sama gue?" tanya Pendrik kemudian. Vella bergetar, jantungnya berdegup sangat kencang. Bahkan dia mengabaikan tulang lehernya yang sudah pegal karena menoleh ke arah kanan terus. Tidak mau menatap Pendrik.
"Gue udah bilang kan, kalau gue ngomong lihat gue," Suara Pendrik terdengar rendah. Namun mengancam.
"Gue nggak suka cewek gue jalan sama cowok lain!"
"Siapa cewek lo?" Vella kemudian bertanya tanpa menatap Pendrik, "Cewek yang mana lagi?"
"Lo!" Tekan Pendrik membuat Vella terkekeh. Meskipun ketakutan sedang menghantui nya.
"Kita? Kita udah bukan siapa-siapa. Jadi stop buat ikutin gue!"
"Siapa bilang?"
"GUE!"
"Udah berani ngebentak lo sekarang? Lo nggak ingat lagi berhadapan sama siapa?"
Vella benar-benar sudah tidak nyaman sekarang. Dia terus menggerakkan kakinya karena sudah bertekad untuk berlari dari sana. Pendrik sudah membuat ketakutannya kembali.
"Jangan ganggu gue lagi, apa lo nggak pernah ngerti? Perlu gue bawa ribuan bodyguard biar lo bisa berhenti? Lo lupa apa yang udah lo lakuin sama gue kemarin, huh?"
"Lo nggak akan jatuh kalau nggak lari dari gue."
Pendrik berdiri dan mendekati Vella. Pandangannya tertuju pada sweter yang menutupi paha cewek itu.
"Dibayar berapa lo sama dia?"
"Dia bukan lo!"
'Kav, lo kok lama banget sih?'
"Gue bisa bayar lo lebih dari—"
Cuiih!
Pendrik terdiam saat Vella meludahi wajahnya. Dengan kesempatan itu, Vella mendorong tubuh Pendrik dan berlari keluar dari cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAVIAR [TERBIT]
Teen FictionSUDAH TERBIT. PART MASIH LENGKAP NAMUN QUIET DIFFERENT DARI NOVELNYA. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] REAL MY IMAGINATION ❤❤ [RANDOM PUBLISH TAPI OTW END] STAY WITH ME, GUYS. I LOVE YOU SO MUCH 😘😘 Vella jatuh cinta pada Kaviar sejak pertama saling mengu...