BAG - 3

496 37 15
                                    

Selamat membaca, semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca, semoga suka.🌼🌼🌼🌼
.
.
.
.
.

BRUG!

"Bunda!"

Syahnas yang baru saja selesai mengaduk kopi untuk Werdi lantas kaget saat mendengar suara gedebug dari lantai atas. Buru-buru dia berlari ke sumber suara sambil memegang dadanya karena panik, Syahnas akhirnya bisa bernapas lega. Hanya Vella yang terjatuh di depan pintu.

"Ya ampun, kamu tuh nggak bisa bikin bunda nggak jantungan apa?" Syahnas membantu Vella berdiri.

Cewek itu nyengir seolah tidak merasa bersalah. Sialnya, Bi Darmi pasti tidak mengeringkan lantai saat selesai mengepel. Atau memang dia yang terlalu ceroboh. Vella menarik tasnya yang terjatuh dekat pintu dan menggandeng Syahnas kembali ke dapur.

"Kenapa, bun?" tanya Werdi.

"Vella mau nangkep kodok."

"Nangkep kodok? Emang di rumah kita ada kodok? Bi Darmi nggak bersihin rumah bersih-bersih ya?"

"Vella jatuh, yah. Bukannya mau nangkep kodok beneran," Vero berjalan mendekati dapur.

Mendengar suara Vero, buru-buru Vella mendekati Syahnas dan duduk disebelahnya.

"Kenapa lo?" tanya Vero.

"Psikopat aneh."

"Gue cekik nanti lo di mobil. Gue buang ke empang,"

"Bundaaaa,"

Syahnas tertawa lagi. Kedua anaknya ini selalu mampu membuat suasana hatinya terasa begitu damai. Meskipun dia tahu jika Vero dan Vella pernah mengalami masa sulit disaat kecil. Apalagi Vero yang harus memakan pil pahit tentang kehidupan diusianya yang sangat kecil. Tapi Vero seakan kebal, tidak mau menampakkan kesedihannya sendiri. Meskipun Syahnas tahu Vero selalu menangis ditengah malam.

Dan Vella, mungkin dia sudah beruntung tidak melihat apa yang dulu terjadi terhadapnya dan Vero. Lebih baik untuk menjauhkan Vella dari hal tersebut. Apalagi masa lalunya yang suram.

"Nanti bunda mau ke sanggar. Ayah pulang jam 7 malam, Vero nanti pulang jam berapa?" tanya Syahnas.

Kebetulan jika Syahnas adalah seorang pemilik sanggar tari di daerah itu. Jadi kesibukan sehari-hari Syahnas selain menjadi seorang istri Direktur Perusahaan taksi di Indonesia, dan seorang ibu dari dua mahkluk paling luar biasa, dia juga seorang pelatih tari.

"Nanti jam setengah lima."

Vella menurunkan gelas susunya, "Lah gue gimana? Yang jemput Vella siapa?" tanya Vella.

"Nanti ayah suruh supir ayah jemput kamu. Jam berapa pulang?"

"Kalo kemarin jam setengah tiga, nggak tahu hari ini."

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang