BAG - 45

285 21 0
                                    

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA BAHAGIA YAAAAAA 💜💜💜💜💜

PLEASE SUKA YA SUKA YA SUKA YAAAA, KLIK VOTE NYAAA KOMEN JUGA TERUS SHAREEEE 😭😭😭😭😭😭

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YAAAA, SEMANGATIN AKU BUAT TERUS LANJUT SAMPAI TAMAT 😇😇😇😇

I LOVE YOU GUYSSSSS ❤❤❤❤🍁

Find me in the Instagram
@Rarasshiii_

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆
Yuk berteman

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆Yuk berteman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok!

"Siapa?"

"Gue."

Vella membuka selimut yang kala itu menutupi seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah, tanpa terkecuali sedikitpun. Cewek itu memandangi pintu kamarnya yang terkunci dari dalam, dia harus memastikan. Orang yang ada didepan kamarnya itu benar-benar Vero.

"Kapan lo lahir?"

"16 Juni 1994."

"Bunda kemana?"

"Bali."

"Oke bentar."

Buru-buru Vella turun dari kasurnya dan segera membuka pintu kamarnya. Sosok Vero sudah berdiri dengan wajahnya yang kusut karena menunggu cewek itu membukakannya pintu.

"Lama amat sih."

"Gue harus waspada sekarang, kan lo sendiri yang bilang gue harus waspada. Gimana sih ah!"

Vero memutar bola matanya malas. Lalu menerobos masuk kedalam kamar Vella.

"Lain kali nge-grab aja kenapa sih? Gue lagi meeting lo suruh buat nganterin makanan!!"

Vella tersenyum seraya mengambil kantong plastik dari tangan Vero, "Lo kan ojol setia gue."

"Gue abang lo! Bukan ojol lo."

Vella menggeleng, tangannya terangkat tidak setuju, "Mulai sekarang kerjaan lo merangkap dua. Lo nggak terlalu becus jadi abang, jadi lo harus berusaha jadi ojol yang baik buat gue."

"Apa lo bilang??"

"Eh, lo nggak balik kantor lagi? Kan belum jam pulang. Nanti kalau kak Steph mau pulang gimana? Sana-sana pergi!"

Vero menghela napas kasar. Ingin sekali rasanya dia menjambak rambut Vella hingga botak dan memenggal kepala adiknya itu. Jika saja bukan karena hati nuraninya yang menyayangi Vella lebih dari dirinya sendiri, tentu saja dia akan melakukannya.

"Katanya lo pusing, masih?"

Vella meletakkan kantong plastiknya diatas meja sofanya, lalu mengangguk pelan.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang