BAG - 30

318 26 14
                                    

TRIGGER WARNING
WANG UPDATE!!

HAPPY READING LOVELY READERS
VOTE AND COMMENT BELOW

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAAAA LAAVVVV YUUUU 😊💜💜💜💜

follow Ig wang : @Rarasshhiiii

***

Bel masuk berbunyi.

Kelas XI Mipa C baru saja memulai pelajaran pagi itu. Bahkan satu menit sebelum bel berbunyi, ibu Ferida selaku guru Biologi sudah duduk dengan cabtik disinggasananya. Pagi itu kelas akan mengikuti ulangan harian, jadi seluruh isi kelas bergegas  mempersiapkan diri dengan baik.

"Baiklah, soalnya ibu bacakan ya. Kalian jawab dan ibu kasih waktu 7 menit disetiap pertanyaan. Jam sembilan tepat, semuanya sudah harus kumpul!" perintah bu Ferida.

"Bu, apa nggak ngabisin waktu? Tulis di papan tulis aja bu, kan itu gunanya papan tulis dipajang di kelas.." seru Udin cukup keras.

Mata ibu Ferida berkilat merah, mungkin lupa memakai obat mata. Ah bercanda! Dia menatai Udin dibalik kacamata besarnya membuat Udin berhenti bicara.

"Bisa marah juga ini guru.." kata Hala

"Tau, ini bocah dua kenapa belum datang ya? Apa nggak masuk kelas?" Kiki menoleh kebelakang.

Bangku Gio dan Kaviar belum juga berpenghuni.

"Coba chat, bilang cepet-cepet datang. Ujian mau mulai."

Kiki menggangguk setelah Hala menyuruhnya untuk menghidupkan grup mereka.

"Permisi bu,"

Seluruh pandangan kelas tertuju pada titik yang sama. Gio berdiri didepan kelas sambil menunjukkan wajah bersalahnya. Ibu Ferida yang tadinya tengah kesal dengan Udin setidaknya terobati melihat penampilan Gio yang selalu rapi dan enak dipandang.

"Aduh nak Gio kenapa telat?"

"Alah modus bu modus! Bisa aja lihat yang ganteng!"

"Bu tua bu tua! Umur bu, ingat! Anak suami dirumah menunggu!"

"Udah bau tanah juga,"

"HEH! MAU NILAI KALIAN SAYA MERAHKAN SEMUA?"

Seisi kelas langsung terdiam mendengar ancaman ibu Ferida.

"Maaf bu, saya telat."

"Iya, nggak apa-apa nak. Lain kali—"

WUSHHH!

Ucapan iby Ferida langsung terhenti ketika Kaviar melenggang masuk kedalam kelas dengan cepat tanpa permisi sedikit pun. Bahkan dia tidak melihat adanya ibu Ferida yang tengah berdiri didekat Gio dan menggoda cowok itu.

Langkah Kaviar langsung tertuju pada bangku Vella. Benar saja, cowok itu seketika berhenti di meja Vella dan langsung mengurung cewek itu diantara kedua tangannya. Melihat situasi yang sekarang terkesan menggila, Vella buru-buru mendorong tubuh Kaviar. Namun cowok itu tidak terusik sama sekali.

Astaga! Dilihat oleh seluruh anak kelas plus guru dalam keadaan yang tidak pantas seperti ini membuat Vella benar-benar malu.

"Kav! Kita di kelas!"

"Terus?"

"Ya bangku lo di belakang! Bukan disini, jangan—"

"Kenapa lo nggak angkat telpon gue? Gue nungguin lo di rumah lo kenapa lo pergi duluan? Lo kenapa sih, Vel? Lo aneh sejak gue anterin pulang! Kalau gue ada salah ya jelasin, gue nggak suka orang lain marah sama gue tanpa alasan."

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang