BAG - 49

264 20 3
                                    

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA BAHAGIA YAAAAAA 💜💜💜💜💜

PLEASE SUKA YA SUKA YA SUKA YAAAA, KLIK VOTE NYAAA KOMEN JUGA TERUS SHAREEEE 😭😭😭😭😭😭

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YAAAA, SEMANGATIN AKU BUAT TERUS LANJUT SAMPAI TAMAT 😇😇😇😇

I LOVE YOU GUYSSSSS ❤❤❤❤🍁

Find me in the Instagram
@Rarasshiii_

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆
Yuk berteman

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆Yuk berteman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati-hati,"

"Iya!"

Kedua kaki Vella akhirnya menyentuh tanah setelah baru saja berdampingan dengan maut saat berada dijalanan yang lumayan ramai padahal masih pagi. Cewek itu memegang kepalanya dengan kedua tangannya, menekannya sedikit agar rasa mabuk yang dia rasakan segera hilang. Vella bahkan oleng, untung dia masih bisa bertahan dan tentunya tidak tumbang.

Kaviar memang sangat gila. Vella tidka tahu kenapa dia sebegitu jatuhnya pada pesona cowok yang masih menatap layar ponselnya itu. Bahkan meskipun mereka sudah sah menjadi sepasang kekasih, Kaviar tetap saja ingin segera membawanya ke akhirat.

"Kenapa lo pucat gitu?" tanya Kaviar kemudian, Vella mengangkat kepalanya. Menatap cowok yang sedang memasukkan ponselnya kedalam jaket jeans yang kebesaran ditubuhnya itu.

PLAAKK!

"Aw! Wah lo kenapa mukulin kepala gue?" Kaviar memegang kepalanya yang masih dilapisi helm. Untung masih keras, kalau tidak, sudah pasti dia merasakan kerasnya pukulan Vella barusan.

"Kalau mati nggak usah ngajak-ngajak! Lo nggak lihat tadi kita hampir nyerempet nenek-nenek latah?"

"Eh, katanya lo mau cepat sampai ke sekolah, makanya gue ngebut."

"Lo ngebut nggak cuma hari ini, Kav! Hari-hari lain juga, gue yakin malaikat maut udah capek nungguin lo mati dijalan, tapi lo nggak mati-mati."

"Gue udah ngelobi malaikat maut buat jagain gue aja dulu, jangan bunuh gue kalau gue jatuh dari motor. Setiap gue jatuh, pas itu maialkat maut mau nyabut nyawa gue, gue langsung bangun. Jadi dia kaget, terus kabur."

"Lo nggak tahu kan, kenapa?"

"Ngadi-ngadi lo, malaikat maut pake di prank segala! Emang kenapa?" Alis Vella terangkat sebelah.

"Karena gue udah nyelesain misi pertama gue, jadi malaikat mautnya sekarang selangkah lebih mundur dari kemarin."

"Misi?"

Kaviar mengangguk dengan senyum jahilnya, "Ya jadi pacar lo lah,"

Kaviar tertawa membuat senyum Vella melebar. Cowok itu berlari meninggalkan Vella sambil melambai tinggi. Vella menggelengkan kepalanya dan berlari mengejar Kaviar, seolah cowok itu lupa siapa dirinya disekolah itu.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang