BAG - 70

203 11 0
                                    

Okee update lagiiii
Selamat membaca semuanyaaaaaaaaaaaaa💜💜💜💜💜

Na Saranghaeyoooo 🌼🌼🌼
Happy reading 🌼🌼🌼


Kaviar terjaga.

Mata cowok itu tiba-tiba saja terbuka saat ia tersentak sendiri. Pandangannya mengedar, menemukan suasana kamar yang dingin dan sejuk yang penuh dengan nuansa biru disetiap dindingnya. Ada foto-foto yang terbingkai didinding, Kaviar akhirnya tersadar. Dia masih berada dikamar Vella saat ini.

Pupilnya bergerak turun. Tangannya masih digenggam erat oleh Vella yang belum bamgun dari tidurnya. Mungkin cewek itu masih sangat lelah, Kaviar hanya membiarkannya seperti itu. Tidak berniat membangunkannya dna hanya menarik tangannya sepelan mungkin.

"Vel..." Kaviar duduk dipinggiran kasur. Terus menarik selimut warna biru dongker Vella hingga menutupi lehernya.

"Gue tahu gue cupu, ngomong ini pas lo lagi tidur." Kaviar menyapu pipi cewek itu dengan punggung tangannya, "Gue nggak pernah jatuh cinta sesakit ini sama seseorang. Gue pernah mencintai, tapi ternyata gue dikhianati. Setelah gue mutusin untuk stop mencintai dan jatuh cinta, lo datang dan bikin gue berubah lagi."

"Gue suka setiap kali lo ngacauin hari-hari gue. Gue suka lo gangguin gue terus menerus, gue suka lihat lo senyum dan bahagia. Yang gue benci adalah, gue nggak bisa ngelakuin apa-apa disaat lo dihantam luka kayak gini."

"Entah sejak kapan perasaan gue berubah, atau gue terlambat ngakuin kalau gue jatuh cinta sama lo sejak waktu yang lama. Gue nggak mau ngelihat lo sedih terus, gue mau lo balik kayak dulu lagi."

Cowok itu kemudian berdiri, lalu mengecup kening Vella sekilas. Membiarkan Vella beristirahat hari ini mungkin akan membuatnya membaik esok hari. Setelah mencium Vella, Kaviar keluar dari kamar itu dan tiba-tiba saja ia mendengar suara orang sedang mengobrol. Tidak, obrolannya tidak terdengar baik. Suara Vero menggema dengan teriakan, memaki dan mencela.

Kaviar mengurungkan niatnya untuk turun, ia menempel bak cicak didinding. Memasang alat pendengarannya dengan sangat tajam agar bisa mendengar apa yang sedang terjadi dibawah sana. Sekaligus berjaga-jaga, Vella pasti sedang dalam masalah besar.

***

"PERGI LO DARI SINI!! MAU GUE SIRAM PAKE AIR PANAS?"

Seruan Vero sedikitnya membuat orang-orang berpakaian serba hitam yang datang secara tiba-tiba itu terkekeh.

"Bukan ini yang saya harapkan saat berkunjung ke rumah megah ini. Ternyata, kalian sekarang sukses morotin uang orang kaya, yah,"

"Jangan ngomong sembarangan lo, setan kayak lo nggak pantas hidup damai didunia ini!" lanjut Vero penuh api.

"Tapi kamu nggak mendidik Vero dengan baik, ya, Nas. Kamu tetap saja kayak gini, jadi wanita lemah bahkan setelah kita berpisah."

"Mau apa kamu kesini?" tanya Syahnas akhirnya.

Sejak tadi dia berusaha menahan diri untuk tidak menangis, tangannya mendingin, dan gemetar. Perempuan itu berusaha menyembunyikan ketakutannya saat menghadapi Giran. Setelah bertahun-tahun pria itu tidak pernah menemuinya dan bahkan memberikan nafkah untuk kedua anaknya.

"Jangan pernah usik keluarga saya lagi. Kami sudah bahagia terlepas dari apa yang pernah terjadi dimasa lalu. Kamu bahkan nggak mau mengakui Vero dan Vella sebagai anak kamu, kamu mau bunuh saya disaat Vella masih berada dalam perut besar saya, dan sekarang kamu datang, mencoba untuk merebut dia dari saya? Penyakit otak kamu nggak pernah sembuh, ya, mas!" kata Syahnas panjang. Giran berdeham, ia melangkah maju untuk menghadapi mantan istrinya itu.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang