BAG - 15

518 29 0
                                    

Selamat membaca guysss, i hope u like it. Kalau bisa sempatin vote and komenannya ya. I love you guyss 🌼🌼🌼🌼

***

K

elas berlangsung khusu setelah bel masuk berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh orang yang ada didalam kelas menatap titik putih yang sama saat Nabila-sekretaris kelas sedang menuliskan nama-nama kelompok untuk pelajaran Seni Budaya.

Diantara orang-orang itu, hanya Vella yang seakan sedang harap-harap cemas. Karena sedari tadi, namanya belum juga muncul dari tulisan sang sekretaris. Hingga akhirnya Nabila selesai menuliskan nama-nama kelompok. Fiks, namanya tidak ada dikelompok manapun.

"Baik, terima kasih Nabila. Kamu boleh duduk kembali," kata Ibu Cantika. Sesuai dengan namanya, ibu itu masih sangat muda dan sangat cantik.

"Baiklah, kalian boleh duduk di kelompok yang sudah dibuatkan."

Dengan ragu, Vella mengangkat tangannya tinggi. Ibu Cantika menyadari dengan interupsi tanpa suara yang Vella berikan. Dia menatap Vella dengan tatapan sangat bersahabat.

"Maaf, bu," kata Vella pelan.

"Iya?"

"Nama saya nggak ada di kelompok,"

Ibu Cantika menatap papan tulis lagi. Sepertinya sudah cukup, kelas berisi 39 orang. Apa yang salah?

"Apa benar nama kamu nggak ada di kelompok? Bukannya anak kelas ini 39 orang ya?" tanya ibu Cantika yang langsung memeriksa absen kelas.

"Ada penyusup bu," celetuk Agnes.

"Penyusup?" Wajah ibu Cantika seketika berubah. Vella bisa merasakan tensi yang berbeda dari tatapan itu. Vella ingin segera membenarkan, tapi Ibu Cantika mendahuluinya.

"Kamu bukan kelas ini ya?"

Vella menggeleng cepat, "Saya-"

"Bidadari anak baru bu, bukan dari kelas lain," Vella menghela napas, cukup lega rasanya sekarang ada yang mendukungnya. Dia menoleh kearah Kiky yang menampilkan pose oke di tangannya, tanpa melihat Vella balik.

Vella tersenyum kemudian. Wajah ibu Cantika berubah lagi menjadi anggun dan bersahabat. Seolah menyampaikan perasaan maafnya kepada Vella.

"Oh gitu, maaf ya, ibu nggak tahu kalau kelas ini ada anak baru."

Ibu Cantika terlihat mendatangi Vella dan mrminta cewek itu menuliskan namanya di kertas absen. Setelah itu, ibu Cantika kembali ke kursinya.

"Oke, Vella kamu boleh pilih mau masuk kelompok siapa."

Ah senangnya, Vella berteriak dalam hatinya. Jika sekarang dia sudah kehilangan urat malu, dia pasti sudah jingkrak-jingkrak bisa bebas memilih kelompok.

"Kan disini kelompoknya ada yang tujuh, kamu masuk ke-"

"Saya mau masuk kelompoknya Kaviar, bu."

Vella mendahului ibu Cantika yang menatap nama-nama di kelompok Kaviar.

"Tapi kan, kelompok Kaviar sudah delapan?"

Vella tersenyum,"Kan ibu yang bilang kalau saya bisa pilih kelompok untuk pelajaran ini," kata Vella membenarkan. Ibu Cantika hanya bisa tersenyum.

"Baiklah, kalau gitu, Agnes pindah ke kelompok Udin, ya."

Mendengar dan melihat sendiri namanya dihapus dari kelompok 3, yang menyertakan dirinya bersama Kaviar dan Gio, Agnes terlihat tidak terima.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang