BAG - 10

385 29 6
                                    

Happy reading guys...
Hope you like it

🌼🌼🌼

"Vel, udah belum kentangnya? Filmnya udah mau mulai!"

Vella mendelik sebentar, sabar kek! Sebentar lagi pasti matang. Vella tidak menjawab karena sekarang sibuk mengangkat penggoreng kentang nya ke tirisan. Tidak lupa cewek itu menuangkan saus diatasnya, agar lebih afdol saat memakannya.

Vella bergerak menjauhi dapur dan mendekati posisi Vero yang kala itu sudah duduk santai didepan TV. Menunggu kentang goreng nya selesai dan jufa film horror yang mereka akan tonton segera mulai.

"Bacot banget sih, orang udah selesia juga," kata Vella sambil duduk dibawah sofa. Tidak diatasnya, karena sekarang yang mengusai sofa adalah Vero. Cowok itu sudah berselonjor ria dengan selimut yang menyelimutinya sampai pinggang.

"Sini cepetan, udah mau mulai."

"Film apaan sih nih?" tanya Vella.

Vero menatap judul yang ada di layar TV, "Nggak kelihatan. Judulnya kecil banget dari sini. Coba sana lo baca," suruh Vero.

Ck! Dengah malas Vella merangkak ke depan TV. Tapi saat hendak membaca judul yang ada di sudut TV, tiba-tiba saja sesosok perempuan mengerikan muncul di layar dengan bantuan backsound film yang mengagetkan. Vella yang kala itu tidak siap sama sekali langsung teriak kaget hingga dia terjengkang ke belakang.

"Anjir! Vero lo mau bunuh gue apa?" bentak Vella yang segera mendatangi Vero.

"Hahahahahahhahaha," Vero tertawa sangat riang hingga tidak sadar sekarang Vella sudah siap memukulnya.

"Ya gitu, judul film ini Scream, aduh ngakak banget, aduh, sampai sakit perut gue," kata Vero sambil memegangi perutnya.

Vella mengangkat tangannya, lalu menarik bantal yang Vero jadikan penompang kepalanya dan segera memukul cowok itu yang tidak berhenti tertawa.

"Diem nggak lo! Diem!" Suruh Vella, dia memukul Vero tanpa ada niatan untuk berhenti.

"Oke, oke, oke, gue berhenti. Nggak, nggak, gue nggak akan gangguin lo lagi, aduh," kata Vero mencoba berdamai dengan Vella. Cowok itu menyeka matanya yang mengeluarkan air karena terlalu senang tertawa.

Vella menampilkan wajah kesalnya dan kembali duduk di tempat nya tadi. Mood nya untuk menemani Vero menonton film horror mendadak hilang. Kenapa sih dia harus punya kakak setega ini? Astaga, mimpi apa bunda melahirkan anak seperti Vero?

Drrrttt! Drtttt!

Ponsel Vella berdering diatas meja. Vella segera mengambilnya dan melihat siapa yang mengirimkannya pesan. Oh ternyata dari Kiky.

Kiky Classmate
Vel, gue di luar nih.

Mata Vella membulat sempurna. Apa yang dilakukan Kiky di depan rumahnya? Bagaimana cara Kiky tahu letak rumahnya? Dengan segera Vella beranjak dan membuka pintunya dan melihat pak Halim berdiri didepan gerbang, membuka sedikit gerbang itu.

Vella mendekati gerbangnya sendiri, "Siapa pak?"

"Temen Non katanya," jawab pak Halim.

Vella membuka sedikit gerbangnya, dan tambah kaget kalau ternyata bukan Kiky yang ada didepan rumahnya. Tentu saja, yang hanya tahu keberadaannya hanyalah Kaviar.
Dan sekarang cowok itu berdiri menyender di pintu mobil. Tidak memberikannya ekspresi, tapi hal itu membuat Vella tersenyum.

•••

Suasana dalam mobil sangat-sangat sepi. Bahkan sepinya melebihi kuburan yang kadang masih terdengar suara orang memanggil atau hanya suara kodok dan jangkrik. Sejak beberapa menit yang lalu, Vella memilih kabur dari Vero dan mengikuti ajakan Kaviar untuk mengajakan jalan malam ini. Salah siapa yang bikin mood turun?!

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang