BAG - 33

312 25 0
                                    

UPDATE LAGIIIIIII YEAYYY 😎😎😎😎😎

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA BAHAGIA YAAAAAA 💜💜💜💜💜

PLEASE SUKA YA SUKA YA SUKA YAAAA, KLIK VOTE NYAAA KOMEN JUGA TERUS SHAREEEE 😭😭😭😭😭😭

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YAAAA, SEMANGATIN AKU BUAT TERUS LANJUT SAMPAI TAMAT 😇😇😇😇

I LOVE YOU GUYSSSSS ❤❤❤❤🍁

Find me in the Instagram
@Rarasshiii_

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆
Yuk berteman

***


Deru motor sbesar itu bersahut-sahutan masuk ke pekarangan sma Angkasa. Pendrik melepas helmnya dengan kasar dan segera turun dari motornya. Dengan cepat dia berjalan menuju kelas XI IPA 1 yang kala itu baru saja menyelesaikan kelas. Langkah Pendrik langsung tertuju pada bangku seorang cewek yang tengah membereskan buku-bukunya dan bersiap untuk mengganti pakaiannya dengan baju basket.

Dengan kasar, Pendrik menarik kerah seragam cewek itu dan mendorongnya hingga mengenai dinding. Berlin yang baru saja masuk kelas setelah keluar ke toilet langsung kaget. Dia berniat melerai, namun seolah sesuatu dalam dirinya melarang. Alhasil dia hanya berdiri didekat papan tulis dan menyaksikan apa yang akan Pendrik lakukan pada cewek itu.

"Lepasin gue!"

Cewek itu meronta, sebenarnya memang tidak ada rona takut di wajah cewek itu. Namun tangan Pendrik membuatnya sedikit kesulitan bernapas.

"GUE NGGAK BISA NAPAS!"

"Kenapa lo bohong sama gue tentang Vella?" tanya Pendrik langsung.

Cewek itu yang tadinya sibuk melepaskan diri seakan melemas saat Pendrik menyebut nama Vella. Pikirannya sudah melayang-layang, apa terjadi sesuatu yang buruk lada Vella? Apa Pendrik kembali gila dengan menyakiti cewek itu?

"Lo apain dia?"

"Rang! Lo bilang sama kalau Vella pindah ke Bandung. Lo bisa bohongin mereka, tapi gue nggak bodoh! Lo bohongin gue sama aja cari mati!"

Tangan cewek itu keras menahan tangan Pendrik yang semakin membuatnya merasa sesak.

"Lo lupa apa yang gue bilang kalau lo berani bohongin gue?"

"Jauhin Vella."

Pendrik tertawa, semakin lama dia semakin mengeratkan tarikannya pada kerah seragam cewek itu hingga semakin terasa sesak.

"Lo nggak punya hak buat larang-larang gue."

Sepertinya Pendrik lupa dia tengah berhadapan dengan siapa. Ketua tim basket terkuat sma Angkasa yang dikenal dengan kehebatannya dalam bela diri. Cewek itu dengan kuat memukul tangan Pendrik hingga cekikannya terlepas. Sekarang cewek itu menukar posisinya, dia segera menarik kerah seragam Pendrik dan menekan tubuh cowok itu kedinding. Satu lututnya terangkat untuk menahan perut Pendrik. Cowok itu dibuat mati langkah.

"Lo lupa apa yang udah lo lakuin sama Vella? Lupa dia hampir masuk rumah sakit jiwa karena trauma akut? LUPA? MAU GUE INGETIN LAGI SETIAP DETAILNYA?"

pendrik berusaha menahan tangan cewek itu. Namun ternyata kekuatannya sama kuat dengan kekuatan seorang laki-laki.

"Lupa kalau lo udah ngehancurin hubungan gue sama dia?"

"Lo nggak harus bohongin gue! Gue bisa aja minta maaf sama dia dan keluarganya karena melakukan hal bodoh! Lo yang memperkeruh suasana."

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang