BAG - 65

228 16 0
                                    

Updatee egeinnn!!!

Selamat membaca dan aku harap kalian suka.

Vote dan komen yaaa, aku mencintai kaliaaannn 💜💜💜💜😭😭😭😭😭😭😭

***

Sudah dua hari setelah kepulangan Vella dari rumah sakit. Cewek itu akhirnya bisa kembali menghirup udara bebas dengan legowo. Hampir seminggu berada dirumah sakit dan mencium aroma obat-obatan membuat tenggorokannya terasa tersekat ketidaknyamanan. Tidak ada orang yang betah lama-lama berada dirumah sakit.

Vella menegakkan kepalanya sambil menatap pantulan dirinya dari kaca besar yang ada dihadapannya pagi itu. Senyumnya merekah setelah ia mengoleskan liptint kebibirnya agar tidak terlalu terlihat pucat.

Bagaimana pun juga, Vella harus tetap tampil cantik meskipun baru saja keluar dari rumah sakit.

Setelah cukup lama bersiap, Vella menarik tas sekolahnya yang tergantung rapi dibalik pintu dan bergegas keluar kamar. Sudah ada Kaviar dirumah itu, menunggunya dengan tatapan kesal. Bukan karena Vella terlalu lama berdandan, tapi karena Kaviar tidak bisa menghentikan pacarnya itu agar tidak dulu sekolah hari ini.

Vella itu masih rentan drop, tapi ia memaksakan dirinay sendiri agar bisa kembali ke sekolah, Kaviar tidak habis pikir lagi. Vella bisa saja dalam bahaya nanti, siapa yang tahu apa yang akan terjadi nantinya.

"Bunda," sapa Vella pada wanita yang sudah rapi dengan setelan kantornya.

Perempuan itu tersenyum seraya mengangguk, ia menbawakan segelas susu untuk Vella, "Kamu ini ya, keras kepala banget. Udah berapa kali Kaviar ngelarang kamu buat nggak sekolah hari ini. Masih aja ngeyel, Vella...Vella."

Vella terkekeh dengan cengiran khasnya seolah tidak merasa bersalah.

"Sumpek bun, nggak mau lama-lama nganggur."

"Nganggur-nganggur, ntar kalau lo pingsan gimana? Udah gue bilangin istirahat dulu aja. Lo belum sepenuhnya pulih, Vel." omel Kaviar langsung membuat Syahnas tertawa.

Syahnas bisa merasakan ketulusan dari kekhawatiran yang terlihat jelas dari raut wajah Kaviar saat ini. Ia harap semuanya sesuai dengan apa yang selama ini ia inginkan. Melihat Kaviar protektif terhadap Vella saja sudah membuat Syahnas lega. Puteri cantiknya itu berada ditangan yang tepat.

"Itulah gunanya lo jadi pacar gue. Tugas utama lo ya ngelindungin gue, iya kan bun?" balas Vella seraya menyenggol tangan Syahnas.

Kaviar menghela napas kasarnya, "Lo pikir gue bodyguard lo apa?"

"Jangan marah ya sayang ya, hm?" Vella sedikit mencondongkan tubuhnya kesamping, menatap Kaviar dari bawah sambil tersenyum.

Kaviar menarik napas kasar, sialnya, Vella memnuatnya ingin sekali memeluk cewek itu sekarang. Sekuat mungkin Kaviar menahan diri, ada bunda didepan mereka. Tidak mungkin ia merengkuh tubuh cewek itu sekarang juga. Itu berbahaya.

"Sayang..."

"Udah diem," kata Kaviar yang membuat Vella tertawa.

"Ntar cepet tua loh kalau marah-marah terus. Gantengnya gue nggak suka marah-marah kayak gini."

Tangan Kavair terkepal kuat, "Lo mau bunuh gue ya?"

"Apaan sih, sayang? Mana ada cewek yang mau bunuh pacarnya sendiri, iya nggak bun?"

"Berhenti nggak!" perintah Kaviar segera.

Jika ia biarkan Vella terus menyiksanya seperti ini, ia tidak yakin dirinya mau diajak kompromi lagi. Setelah susah payah menahan diri, usahanya akan sia-sia jika Vella tidak berhenti.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang