BAG - 53

274 11 0
                                    

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA BAHAGIA YAAAAAA 💜💜💜💜💜

PLEASE SUKA YA SUKA YA SUKA YAAAA, KLIK VOTE NYAAA KOMEN JUGA TERUS SHAREEEE 😭😭😭😭😭😭

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YAAAA, SEMANGATIN AKU BUAT TERUS LANJUT SAMPAI TAMAT 😇😇😇😇

I LOVE YOU GUYSSSSS ❤❤❤❤🍁

Find me in the Instagram
@Rarasshiii_

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆
Yuk berteman

"Latihan hari ini selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Latihan hari ini selesai. Gue harap hari minggu nanti kita bisa bawa pulang piala lagi. Semangat, dan pulangnya hati-hati..."

Ranggini membubarkan sesi latihan basket sma Angkasa tepat pada pukul enam sore. Semua orang riuh bertepuk tangan lalu kembali ke barang-barang mereka dan pulang.

Sementara cewek yang baru saja melepas kuncirannya  membuat rambut legamnya menjuntai hingga punggung itu berjalan mendekati tas olahraganya sambil membawa bola basket ditangannya.

Ia menghela napas pelan, lalu menyeka keringat yang membasahi keningnya. Kemudian duduk disebelah tas itu, pandangannya lurus kedepan karena kala itu dia tidak sendiri. Berlin duduk disebelahnya yang ditengahi oleh tas olahraga.

"Mau ngapain lagi lo?" tanya Ranggini cepat.

Cukup lama Berlin terdiam sebelum akhirnya ia berkata, "Gue sayang banget sama Pendrik."

Dahi Ranggini memberingut bingung, kenapa Berlin memberitahu dirinya tentang perasaannya?

"Terus?"

"Gue takut kehilangan dia."

Ranggini tertawa cukup keras, bahasanya menyindir membuat Berlin berdeham.

"Iyalah, gue sama Vella bukan siapa-siapa lo selama 16 tahun terakhir. Kita bisa langsung tergantikan oleh sosok pangeran yang datang dan pergi dari hati lo kayak bis."

Berlin membasahi bibirnya, "Kenapa sih, kalian selalu kayak gini sama gue? Apa salah gue jatuh cinta sama orang yang sama kayak Vella? Kenapa lo selalu pilih kasih buat sayang sama salah satu diantara kami?"

Berlin meneguk salivanya kasar, "Lo bahkan nggak marah pas Vella pacaran sama Pendrik, kenapa lo marah setelah ini kejadian sama gue?"

Tangan Ranggini terkepal kuat. Tidak! Dia tidak pernah mengatakan bahwa dia suka Vella pacaran sama Pendrik. Tapi setidaknya, Vella tidak terlalu bodoh untuk mencampuri semua urusannya dengan cinta. Vella masih sering mengajak kedua sahabatnya itu untuk hang out terlepas dari larangan Pendrik agar tidak lagi berteman dengan mereka.

Sejak kejadian yang mengharuskan Vella melakukan terapi trauma di rumah sakit beberapa tahun yang lalu itu, Ranggini semakin obsesif dengan kedua sahabatnya. Berlin seharusnya bisa belajar dari pengalaman yang Vella rasakan, tapi...ternyata cinta tidak selamanya indah. Kejahatan umum yang berkaitan dengan cinta adalah, membutakan setiap perasaan yang merasakannya.

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang