BAG - 25

358 24 2
                                    

TRIGGER WARNING
WANG UPDATE!!

HAPPY READING LOVELY READERS
VOTE AND COMMENT BELOW

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAAAA LAAVVVV YUUUU 😊💜💜💜💜

follow Ig wang : @Rarasshiiii_

***

"Loh, Lin, Kaviar mana? Kok malah kamu sendirian?" Suara Astia membuat Berlin yang sedang melamun langsung berdiri. Cewek itu tersenyum getir sambil menggeleng pelan.

"Dia pergi, tante."

Astia menghela napas kasar, dia mengusap bahu Berlin untuk menenangkan cewek itu.

"Kemana?"

Berlin menggeleng lagi, "Dia nggak bilang tan."

"Ya sudah, kamu gabung aja sama mereka. Anggap ini acara keluarga kamu sendiri, kan kamu udah tante anggap kayak anak tante sendiri."

Berlin tersenyum dengan kehangatan yang selalu Astia bawa untuk dirinya. Dia menggangguk kemudian, sepeninggal Astia, Berlin menatap kearah tempat yang tadi Astia tunjukkan. Anak-anak muda keluarga besar Damante berkumpul riang, bersenandung sambil saling lempar lagu. Semuanya terlihat bahagia, kecuali satu. Dan dia tidak bersama mereka, Kaviar.

Ragu bagi Berlin untuk bergabung, meskipun dia sudah mengenal Jasmin dan keluarga Kaviar yang lain secara utuh. Mereka juga bukan mengganggap Berlin orang asing, tapi entahlah. Berlin hanya merasa bersalah dengan keluarga ini tiba-tiba.

"Mana pacar lo?" Suara itu membuat Berlin seketika kaget. Dia menyambut gelas yang diberikan orang itu padanya.

"Siapa?"

"Kaviar lah. Siapa lagi pacar lo?"

"Kan gue udah bilang, kita udah putus. Dia juga udah kayak nggak kenal gue lagi, udahlah. Nggak usah bahas-bahas terus."

"Tapi gue lihat lo pergi bareng dia, tadi. Katanya udah putus, kok masih deketan?"

"Emang nggak boleh mantan saling mendukung?"

Cowok yang sedang menyesap minumannya itu terkekeh. Lalu mencium pipi Berlin sekilas.

"Kalau gue larang gimana?"

Berlin terkekeh, "Larang gimana maksudnya? Nggak boleh sama Kaviar lagi?"

Cowok itu menggangguk seraya menghisap Vape nya. Lalu mengepulkan asap nya ke udara.

"Kasih gue alasan kenapa lo harus larang gue."

"Karena lo cewek gue lah. Kalau bukan, buat apa gue larang lo dekat sama dia lagi?"

"Ini buat tante Astia. Gue nggak mau dia sakit lagi gara-gara terlalu kepikiran sama Kaviar. Lo tahu sendiri gimana Kaviar sama keluarga kalian."

"Dia bukan keluarga gue."

"Tetep aja."

"Bukan kalau nyokap nggak ngangkat gue jadi anak."

"Ya tetap aja kalian saudara," Berlin menyesap minumannya.

"Jadi gimana? Mau gue larang?"

Berlin menyipitkan matanya, "Kalau gue egois pengen milikin kalian berdua, gimana?"

Cowok itu terdiam, menatap Berlin demgan tajam, "Gue hancurin hidup dia, dan gue hancurin hidup lo."

•••

KAVIAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang