JUST WANT TO MENTION
THIS IS THE LAST PART FOR YOU
Happy reading all
Love you 💜Bunga mawar diatas nakas ruang rawat lantai 4 rumah sakit Harapan Bunda itu terlihat sudah layu. Untuk kali ke dua puluh, bunga layu itu kembali berakhir di tong sampah tepat didekat nakas. Kemudian diganti lagi dengan yang baru, mawar merah yang segar mempercantik hiasannya kala itu.
Seminggu setelah kejadian nahas yang menimpa orang-orang baik disana, Vella masih tetap sama. Matanya tertutup rapat dengan bibir yang menghias pucat. Rambutnya yang semula menjuntai panjang sudah tidak ada. Namun hal itu tidak membuat cowok dengan kaos putih berpadu jaket kulit hitam silvernya mengubah cara pandangnya terhadap Vella.
Kaviar berjalan kembali mendekati Vella setelah membuang plastik bekas ia membeli bunga mawar tadi. Lalu duduk disebelah cewek itu dan seperti biasa, berpidato menceritakan apa yang terjadi hari ini. Ia tahu Vella pasti mendengar setiap cerita yang ia kisahkan padanya berjam-jam, ia tidak akan pernah bisa berhenti bercerita. Supaya dari alam bawah sadarnya, Vella tidak tersesat untuk kembali.
"Gue datang ke persidangan Giran dan seluruh anak buahnya hari ini,"
"Giran didakwa atas narkoba, situs judi offline and online, penganiayaan, pelantaran anak, dan perdagangan manusia." Kaviar menghela napas pelan, "Dia dihukum hukuman mati dan anak buahnya dihukum seumur hidup. Berkat lo, cewek-cewek yang pernah dijual sama Giran berhasil ditemukan, dan mereka sudah kembali kekeluarganya lagi."
"Tapi, kenapa lo ngelakuin itu, Vel?"
Kaviar menggenggan erat tangan Vella, seerat yang ia bisa. Jemari lentik cewek itu sudah dingin sejak lama. Setelah sebulan dipindahkan ke ruang rawat biasa, Vella belum juga kunjung bangun.
"Kesaksian orang yang terakhir mau ngasih lo makan, dia bilang kalau lo yang nusuk diri lo sendiri pake gunting . Kenapa lo ngelakuin itu?"
"Gue tahu lo udah nggak bisa bertahan sama semua yang terjadi, tapi Vel-" kalimat itu terjeda cukup lama, sampai akhirnya Kaviar kembali menarik napas untuk melanjutkan kata-katanya, "Semua orang sayang dan khawatir sama lo."
"Tadi gue juga ketemu sama Berlin. Dia barusan udah minta maaf sama ayah, bunda, dan Vero tentang apa yang terjadi. Begitu juga Pendrik, mereka udah maafin semua yang salah sama lo. Supaya lo cepat sadar, udah berminggu-minggu lo nggak mau buka mata sama sekali, kita khawatir sama lo."
"Ranggini cerita dia menang lomba basket dari Hala dan sekarang mereka jadi deket," Kaviar terkekeh, "Lucu ngelihat Hala kena pukul terus sama Ranggini. Kalau lo lihat, pasti lo juga bahagia."
"Semua orang berdoa untuk kesembuhan lo, lo harus bangun buat mereka."
"Gue lupa bilang, Brata suka sama lo sejak lama. Tapi kehadiran gue selalu bikin dia tersingkir dan dia nggak bisa dekat sama lo, sekarang dia dapet beasiswa sekolah di Australia. Dia berangkat besok pagi, jadi kalau lo mau kasih selamat sama dia, lo harus bangun, ya..."
Netra Kaviar menatap Vella dengan sangat lekat. Wajahnya sudah lebih baik, memar-memar itu sudah memudar meski masih menyisakan noda tak berartinya. Luka bekas operasinya masih basah, namun dokter bilang itu akan segera membaik.
Sudah cukup lama Kaviar tidak bisa menemukan kebahagiaannya sendiri setelah Vella tidak kunjung sadar. Ia merindukan semua keceriaan yang selalu hadir mengelilingi Vella, ocehannya bahkan pelukannya. Kaviar tidak tahu kapan ia akan kembali merasakan kehangatan rengkuhan cewek itu yang selalu mampu membuatnya merasa tenang.
Ia ingin membagi semua dan mendengar celetukan Vella disetiap paragraf ceritanya. Bahkan jika sampai Vella memilih benar-benar pergi tanpa berniat bertahan walau satu hari saja, apa yang akan terjadi?
Semua orang butuh kepastian. Tidak ingin Vella menggantung harapan mereka jika semua akhirnya berakhir buruk.
"Vel. Bangun ya..." Kaviar menundukkan kepalanya. Tidak kuasa menahan luka yang akhirnya membuat matanya berair lagi. Ia kembali menangis, sungguh ia merindukan Vella.
"Oh iya, mama bilang dia akan pergi berjuang buat berobat di Amerika lagi. Sebelum dia pergi, dia bakal ngejengukin lo disini. Ya, hubungan gue sama keluarga gue masih sama. Nggak ada bedanya, cuma gue nggakau nyia-nyiain waktu gue sama mama. Berkat lo, gue ngerasim gimana hangatnya dipeluk seorang ibu. Lo udah banyak berkorban buat gue dan orang lain Vel, biarin kami gantiin kebaikan itu dengan kebahagiaan yang nyata buat lo..."
"Gue sakit, gue terluka ngelihat lo kayak gini, gue cuma mau lo buka mata dan senyum lagi."
Kaviar menghela napas kasarnya. Seolah usahanya bericerita selama ini tidak membuahkan hasil sama sekali. Vella tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan membuka mata cantik itu lagi. Menatapnya dengan tatapan bahagia dan mempesona, berbicara dengannya dengan bahasa yang bahkan sulit dimengerti oleh orang terjenius sekalipun. Namun itulah Vella, ia berbeda dari orang kebanyakan. Makanya dia mampu menbuat hati Kaviar kembali teebuka untuk mencintai orang lain.
Kaviar berdiri sebentar. Ia mengelus kening Vella dan tersenyum.
"Gue akan sayang sama lo apapun yang terjadi, sampai kita bener-bener terpisah ruang dan waktu."
"Semuanya nggak akan berubah."
Cowok itu menurunkan wajahnya, mendekatkan bibirnya pada kening dan pipi Vella. Sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengecup bibir itu lama. Tak sengaja air matanya jatuh menimpa Vella, sebelum akhirnya Kaviar kembali duduk. Dan memeluk tangan Vella untuk memilih terlelap.
"Berjuang, Vella..."
Jemari-jemari dingin itu bergerak kaku. Lalu terangkat perlahan hingga mendarat tepat dirambut hitam cowok yang tengah terlelap itu.
Sudut matanya sudah menggenang, sudah turun bahkan dari jauh-jauh sebelum Kaviar memilih terlelap. Senyumnya perlahan terbit, mata Vella akhirnya terbuka secara perlahan.
Semuanya sudah berakhir, ia senang bahwa tidak akan ada lagi luka yang ia rasakan setelah bertubi-tubi menghantamnya hingga membuatnya ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Orang-orang mencintainya, berharap ia kembali tersadar dan kembali bersama mereka.
Akhirnya, perjuangan Vella untuk kembali membuahkan hasil.
Dan ia tidak akan pergi, apapun yang terjadi.
***
Segini doangggggg
Maafin yaaa kalau nggak sesuai ekspektasi.
Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa tekan vote dan komennya. Your signs in this part really make me cheer up.Happy reading and thanks for reading.
See u in the epilog
Lets smiling after this.😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
KAVIAR [TERBIT]
Teen FictionSUDAH TERBIT. PART MASIH LENGKAP NAMUN QUIET DIFFERENT DARI NOVELNYA. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] REAL MY IMAGINATION ❤❤ [RANDOM PUBLISH TAPI OTW END] STAY WITH ME, GUYS. I LOVE YOU SO MUCH 😘😘 Vella jatuh cinta pada Kaviar sejak pertama saling mengu...