Bab 36

38 0 0
                                    


Pagi yang cerah menyorotkan cahaya matahari melalui celah-celah ventilasi. Aku pun memutuskan untuk bangun dari tidurku dan meninggalkan Miftah yang masih terlelap. Seusai sholat subuh aku dan miftah memutuskan untuk kembali tidur. Aku melihat jam di dinding telah menunjukkan pukul 10 pagi. Suara tawa anak kecil menyahuti setiap ucapan seorang wanita menarik perhatianku. Aku pun berjalan menuju ruang keluarga dan mendapati Arin tengah bercanda dengan Lili.

"My baby.... aunty is here"ucapKu kala berdiri dibelakang Arin. Arin pun tersenyum dan bergeser menyediakan ruang untukku duduk. Aku pun menatap lili dan bayi kecil tersebut mengangkat tangannya ke arahku.

"Dia ingin kamu gendong Li"ucap Arin. Aku pun membawa Lili dalam gendonganku. Tangan kecilnya menyentuh pipiku.

"tangannya lembut sekali rin"ucapKu begitu senang.

"kakak.... kenapa gak bangunin Miftah"ucap adikku yang baru saja muncul dengan wajah bantalnya.

"kamu sih kebo banget, ya lili.... aunty miftah kebo kalo tidur ya..."ucapKu membuat Lili tersenyum.

"Lili cepet banget akrabnya sama kakak, btw karena aku udah telat aku ikut kakak hari ini ya?!"

"ya sudah. Eh... udah cocok belum kakak jadi ibu?"tanyaKu kepada Lili

"banget"sahut Miftah dan Arin bersamaan membuatku tertawa setelahnya. Calon saja tidak ada.

"sudahlah, hahaha... rin... laper"ucapKu kepada Arin yang diangguki oleh Miftah.

"aduh... emang adik ipar ini ya. Bangun-bangun minta makan. Sana gih, di meja makan aku udah buatin nasi goreng dengan telur mata sapi untuk kalian"ucap Arin membuatku dan Miftah tersenyum. Aku pun mengembalikan Lili ke bounchair kemudian berjalan menuju dapur bersama Miftah.

"enak juga masakan Arin"ucapKu setelah makan sesendok nasi goreng buatan kakak mertuaku tersebut.

"semuanya memiliki proses kak. Awalnya Kak Arin gak bisa masak, Cuma Abang minta kak arin untuk belajar karena selama ini kan kakak yang memasak sarapan untuk kita"jelas Miftah yang kuangguki. Aku bersyukur menjodohkan abang dengan arin.

"oh iya, abang kapan pulang dek?"tanyaKu kepada Miftah

"hmm... kayaknya senin depan abang balik kak"

"ya udah, kamu abis ini siap-siap ya. Kita ke makan umi dan abi"ucapKu yang diangguki oleh Miftah.

'''''''''''''''

"Rin, aku sama miftah ke makam umi dan abi ya, kami pulang malam sepertinya"ucapKu kepada Arin yang dibalas anggukan olehnya.

"baby lili, aunty pergi dulu ya. Besok kita main puas-puas"ucapKu mencubit pipi Lili gemas.

Aku pun memasuki mobil dan duduk di kursi kemudi. Sedangkan miftah duduk di sampingku. Setelah memakai seatbelt aku pun melajukan mobil menuju TPU. Jalanan jakarta cukup senggang hari ini. Aku pun memutuskan untuk menghubungi seseorang melalui phone car.

"halo dian... aku mau ke makam umi abi.... kalo kamu senggang ke rumah ya, arin sendirian di rumah....okay, seperti jam 7 an. Aku sampai tpu jam 2 an dan pulang jam 4 jadi perkiraan sampai rumah jam 7 an.... okay makasih ya babe....wa'alaikumussalam"

"kakak telfon kak dian?"tanya Miftah

"hmm, kita beli makan siang drive thru mcd aja ya"ucapKu yang diangguki oleh miftah.

''''''''''''''''''

Sesampainya di makam umi dan abi. Aku membersihkan makam umi dan abi dan menaburkan bunga serta air mawar. Kemudian Aku dan miftah membacakan yasin juga al-fatihah dan sedikit doa tahlil. Aku pun duduk termenung menatap dua nisan berdampingan di sisi kanan dan kiriku. Kenangan umi dan abi dalam setiap pelajaran hidup yang mereka berikan tak pernah sirna dalam ingatanku. Senyum menenangkan umi dan tatapan tajam namun lembut milik Abi yang membuatku menjadi wanita sukses seperti saat ini.

"terima kasih Ya Allah karena kau lahirkan aku di kedua orang tua yang selalu mengajarkan KeesaanMu juga bagaimana cara menjadi seorang muslim yang baik. Kau yang maha mengetahu dan maha penyayang. Izinkanlah kedua orang tuaku berada di surgamu dan melayani dirimu. Sungguh hanya Engkau yang kami sembah"ucapKu

"Aamiin"sahut Miftah yang kujawab dengan senyuman. Kami pun kemudian berpamitan kepada umi dan abi untuk pulang. Aku memasuki mobil dan menegak habis air mineral di tanganku. Sesak rasanya setiap usai mengunjungi makam umi dan abi.

"kakak, are you okay?"

"I am fine princess. So, where are we dinner tonight?"

"I want eat seafood sister"

"your pleasure princess"

Kami pun tersenyum setelahnya. Aku mengendarai mobilku menuju restaurant seafood langgananku yang tak jauh dari rumah sakit. Sesampainya disana aku malah bertemu dengan kawan-kawan di rumah sakit yang sedang mengadakan makan malam.

"Dokter Liana!"ucap salah seorang dokter muda yang merupakan murid koas ku beberapa tahun lalu.

"Fahri?!"tanyaku memastikan

"long time no see dok. Mau duduk bersama kami?"tawarnya yang juga diangguki beberapa dokter disana.

"may I?"

"of course dok, missyou..."ucap Nabila yang juga merupakan murid koas yang pernah kuajar. Aku pun tersenyum dan mengajak Miftah untuk duduk bersama mereka. percakapan pun berjalan mengalir dengan lancar. Tak jarang beberapa dokter menanyakan miftah. Sampai akhirnya makanan kami sampai dan dilanjutkan dengan makan bersama.

"kalau begitu biar saya yang traktir kalian. Selamat untuk masa residen kalian"ucapKu mengangkat jus jeruk.

"wah... terima kasih dok"

"jadi, ini miftah adik dokter yang menjadi alasan dokter menekuni profesi ini?"tanya Fahri yang kujawab dengan anggukan.

"Miftah, ini kak fahri junior kakak di rumah sakit. Fahri sudah tau kalo kamu yang meminta kakak untuk menjadi dokter"jelasku yang dibalas senyuman oleh miftah.

"jadi, miftah mau jadi seperti dokter Liana?"tanya Fahri yang dijawab gelengan oleh adikku. Aku tersenyum.

"Aku akan menjadi guru kak"

"jadi saat ini kau kuliah pendidikan?"

"hmm, aku ambil jurusan pendidikan BK. Aku ingin menuntun remaja di indonesia menemukan bakat mereka dan menjadi guru yang slalu membimbing merek"jawab Miftah membuatku tersenyum dan mengelus kepalanya lembut. Miftah sudah memutuskan untuk berhijab dua tahun lalu kala aku berangkat menjadi relawan. Itu adalah hadiah keberangkatan yang membuatku bahagia.

"kalau begitu, saya dan adik saya duluan ya... fahri, ini credit card saya nanti pakai untuk bayar ya. Besok saya mampir ke rumah sakit"ucapKu menyerahkan kartu kredit ku kepada fahri dan berlalu pergi meninggalkan restauran bersama miftah.

Sesampainya di rumah, Arin tengah bermain dengan Lili. Aku dan Miftah memutuskan untuk kembali ke kamar memebersihkan tubuh kami dahulu. Kemudian berkumpul di ruang keluarga. Aku memilih memangku Lili dan bermain dengannya. Sedangkan Miftah sibuk dengan laptopnya begitu pun dengan Arin yang sibuk membaca laporan kasus pasien nya. Ya... akulah yang pengangguran saat ini. Jadi, baby lili main dengan aunty ya....

The White LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang