Beberapa orang dengan pakaian APD khusus yang membuat banyak mata menatap khawatir memasuki paviliun anggrek dengan alat-alat yang mereka bawa. Seseorang menahan salah satu dari tim tersebut.
"Apakah masih ada APD khusus lagi? Aku ingin memeriksa pasien di dalam sana"ucap orang tersebut.
"Maaf pak, anda tidak bisa ikut masuk ke dalam meski mengenakan APD lengkap. Hasil sample pasien yang dikirim dari dalam menunjukkan hasil positif. Kami harus menjaga penularan lebih lanjut"jawab seorang yang tampak seperti astronom tersebut dengan tegas.
"Ku mohon... Selamatkan dokter yang ada di dalam"
"Kami akan berusaha menyelamatkan semua yang ada di dalam sana dan memindahkan mereka ke rehabilitasi flu burung"
"Apa yang kau lakukan disini. Segera laksanakan tugasmu di dalam"perintah Seorang pria paruh baya dengan jas dokter yang menunjukkan identitas dirinya segera diangguki patuh.
"Arya tenanglah.... Aku paham tugasmu sebagai menteri kesehatan membuatmu khawatir"ucap Pria paruh baya tersebut menyentuh pundak pria muda dihadapannya.
Arya hanya terdiam dan menatap tim khusus yang bergerak memeriksa pasien di balik pintu kaca tersebut. Arya menurut kala pria paruh baya tersebut menarik tangannya.
"Aku tak tau kenapa kau begitu khawatir terhadap Liana?!"tanya Pria paruh baya tersebut dengan menyerahkan segelas air putih kepada Arya ketika mereka sampai di ruangannya.
"Bukan urusan ayah"jawab Arya
"Baiklah, anak keras kepala seperti dirimu memang sangat menyebalkan"
"Dr. Husni"ucap Seseorang yang seusia dengan pria paruh baya tersebut membuka pintu tanpa ada sopan santun yang tercipta.
"Ada apa?"tanya Husni
"Liana positif terinfeksi, ini adalah kali kedua. Aku takut akan berdampak lebih parah. Liana bahkan belum pulih dengan sempurna. Dia juga baru-baru ini drop karena kelelahan"ucap Hidayat dokter yang berani memasuki ruang direktur rumah sakit seperti tadi.
"Apa maksud paman?"tanya Arya
"Arya, kamu disini? Apa yang kamu lakukan disini?"tanya Hidayat
"Hidayat, berikan hasil pemeriksaan Liana lebih rinci kepadaku. Anak tengil satu itu..."geram Husni
"Baiklah, aku akan meminta sekretaris ku untuk membawakan hasilnya kesini. Sekarang kita harus bagaimana?"tanya Hidayat yang nampak frustasi dengan keadaan yang terjadi di rumah sakit saat ini.
"Kita tak bisa melakukan apapun. Liana dan keempat pasien disana harus tetap mendapatkan perawatan. Setelah pemeriksaan selesai dan tabung plastik tiba mereka akan dipindahkan ke ruang rehabilitasi"ucap Husni masih nampak tenang.
"Jadi, apa yang dilakukan putramu disini?"tanya Hidayat berusaha sedikit mencairkan suasana tegang yang diciptakan olehnya.
"Haha... Aku pun bingung. Menteri sesibuk dirinya rela datang ke rumah sakit dengan dalih melihat kondisi rumah sakit"jawab Husni
Arya yang menjadi bahan perbincangan para tetua dihadapannya hanya diam dan menahan rasa kesalnya.
"Apa Arya mengenal Liana?"tanya Hidayat yang masih penasaran dengan tingkah keponakannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...