Liana kembali ke rumah Yulia untuk menjemput keponakannya, Lili. Sebelum mobilnya menuju arah perumahan, Dia menepikan mobilnya di salah satu supermarket untuk berbelanja. Dia tidak ingin terlarut dalam pikiran sulitnya. Liana pun memarkirkan mobil dengan rapi kemudian keluar memasuki supermarket. Suasana supermarket cukup sepi saat ini. Dia berjalan dengan mendorong troli menuju rak sayuran. Dia mengambil segala jenis bumbu dapur dan sayuran. Kemudian dia berjalan menuju freezer daging dan ikan segar. Dia memilih mengambil beberapa daging untuk pesta barbeque nanti malam. Tak lupa dia mengambil ikan untuk persediaan di kulkas. Setelah merasa cukup dengan berbagai bahan masakan. Dia berjalan menuju rak camilan dan dengan semangat memasukan berbagai jenis camilan yang disuka.
"Permisi mas, untuk jelly/permen yang kiloan dimana ya?"tanya Liana kepada salah satu pegawai supermarket. Setelah mengetahuinya dia pun berjalan dan mengambil 1 kg jelly dan 1 kg permen yuppy.
"okay, sepertinya sudah semua. Minuman, sayuran, daging, snack, hmm.... okay sip"ucapnya memeriksa belanjaannya di dalam troli. Dia pun bergegas menuju kasir untuk membayar. Usai itu, Dia meminta menaruh belanjaannya yang sudah di bungkus ke troli. Kemudian dia membawanya menuju parkiran dan meletakkan segaa belanjaannya di bagasi mobilnya.
Liana pun memasuki mobil dan mengendarainya menuju rumah Yulia. Sesampainya disana Liana hanya menjemput Lili kemudian pamit untuk segera pulang karena hendak menyiapkan berbagai makanan.
"Kau ini.... setidaknya istirahat dahulu"
"gak papa bunda, Liana pamit ya... Assalamu'alaikum"
"wa'alaikumussalam. Hati-hati bawa mobilnya"peringat Yulia melambaikan tangannya. Liana pun tersenyum dan pergi bersama mobilnya. Tak jarang di sela-sela mengendarai, Dia akan menyapa dan mengajak berbicara Lili yang tak berniat untuk tidur.
****
Sesampainya di rumah, Liana mengantarkan lili terlebih dahulu ke tempat tidur baru kemudian Dia mengeluarkan belanjaannya dari bagasi dan mengaturnya di meja. Bibi yang selalu membantu keluarga mereka menghampiri Liana dengan senyum.
"Ada yang bibi bisa bantu non?"tanya Bibi membuat Liana tersenyum dan mengangguk.
"Bibi bisa tolong liana cuci sayuran-sayuran? Liana akan menyiapkan bumbu daging terlebih dahulu"sahut Liana yang diangguki oleh Bibi. Bibi pun bergegas mengeluarkan sayuran dan meletakkannya di keranjang berbeda sesuai dengan jenis sayur. Sedangkan Liana dia asyik mengolah bumbu dapur beserta bahan-bahan lainnya untuk bumbu barbeque.
"Non, udah bibi cuci"ucap Bibi yang telah siap dengan berbagai jenis sayuran di atas meja.
"Terima kasih bi, bibi boleh istirahat biar Liana aja yang melanjutkan. Oh iya, bibi ke kamar Lili saja, Liana takut dia bangun"ucap Liana
Liana pun melanjutkan memotong sayuran dan membuat air kaldu untuk menu makan siang. Gadis tersebut berniat untuk membuat sayur sop dan Ikan goreng sambal matah. Setelah 1 jam berkutat di dapur, Liana melihat hasil memasaknya dengan bangga.
"oh tidak, aku telat menjemput Miftah"serunya kala melihat jam sudah menunjukkan pukul 1.30. Dia pun melepaskan apronya dan bergegas pergi.
"Bi, Liana mau jemput Miftah dulu ya.... Bibi tolong jaga lili sama rumah ya"ucap Liana
"iya non"
"Assalamu'alaikum"ucap Liana yang langsung pergi menuju garasi dan membawa mobil sport putih kesayanganya ke salah satu universitas swasta di Jakarta.
Jakarta cukup senggang saat itu, mobil sport putih melajut dengan cepat membelah kota jakarta. Sesampainya di kampus Liana melihat adiknya tengah duduk di sebuah kafe kampus. Liana pun memutuskan untuk memarkirkan mobilnya dan menghampiri adiknya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...