Bab 22

37 1 0
                                    

Liana bersama dengan Bayu dan Husein tengah sibuk di markas perkumpulan lima sekawan. Liana dibantu dengan seseorang kenalannya di forum hacker sibuk mengotak-atik keyboard komputer di hadapan mereka yang memunculkan berbagai kode di layar. Husein dan Bayu memikirkan kemungkinan dan rencana penyelamatan. Setelah seminggu yang lalu husein memutuskan memberitahu lokasi markas Liana belum sedikit pun pulang ke rumah. Setiap hari hanya rumah sakit dan markas. Tubuh nya yang memang sudah ramping semakin membuat lekuk tulangnya lebih terlihat. Kulit yang biasanya terawat kini tampak kusam. Pakaian yang biasanya rapi pun kini hanya sekenanya.

"Liana, dek kamu ada jaga malam hari ini kan?!"ucap Bayu mengingatkan Liana

"ah.... Sekarang pukul berapa kak?"Tanya Liana mengalihkan dirinya dari layar laptop menatap Bayu

"jam 7, masih ada satu jam untuk bersiap. Kakak akan mengantarmu sekalian ke laboratorium melanjutkan penelitian vaksin yang kamu buat"ucap Bayu yang diangguki Liana.

"Black, I must go to hospital now, I hope you can finish this tomorrow morning"ucap Liana beranjak dari kursi komputernya.

"don't worry,I can finish it. I will call you if I need something help"jawab Black

"thank you so much for your help black. I can't say anything you gift to me"ucap Liana

"I want ask you be my wife"ucap Black membuat semua yang ada di basecamp terkejut

"if you find them, I will accept it"jawab Liana semakin membuat semuanya terkejut.

"ah... Black, Liana kakak pikir sekarang kamu harus segera bersiap"

"ayo berangkat kak Bayu, Liana akan bersiap di ruangan Liana saja."sahut Liana yang langsung pergi keluar meninggalkan basecamp. Cara masuk yang rumit membawa Liana berada di sebuah lorong yang menuju sebuah taman bermain milik Arya.

"ayo"ucap Bayu

"hmmm"

"kita beli makan malam dulu ya..."ucap Bayu yang hanya mendapat anggukan kecil dari liana.

"kau ingin makan apa?"Tanya Bayu kembali

"Liana akan minum susu saja kak"jawab Liana pelan

"kau hanya makan 1 buah apel dan susu putih saja seharian ini. Kakak akan bekalkan nasi goring sea food kesukaanmu"ucap Bayu tak terbantahkan. Liana pun memilih kembali membaca buku medis di tangannya. Tubuh dan jiwanya sudah terlalu lelah hanya untuk berdebat perihal makan malam. Mobil berhenti di salah satu rumah makan dekat rumah sakit. Bayu pun keluar bersama Liana memasuki rumah makan tersebut. Bayu memesan begitu banyak makanan membuat Liana mendengus menahan dirinya untuk protes.

Dering ponsel di saku coat biru laut yang dikenakan Liana membuat fokusnya teralihkan. Dia segera mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat id pemanggil. Suara yang sangat dikenal olehnya membuat Liana terbelalak.

"kakak...."

"Liana... kakak menghubungi kamu lewat telepon di motel. Kakak ingin memberitahu kamu, jangan khawatir. Kakak dan yang lainnya baik-baik saja. Kita akan segera pulang. Sehatlah terus, kakak merindukanmu"

"kakak.... Kakak...."lirih Liana berusaha untuk tetap tenang. Tetapi air mata yang kini mengalir membasahi pipi putihnya menjadi bukti kegundahannya. Bayu yang melihat tersebut bergegas menghampiri adik kawannya tersebut.

"Li.... Kenapa?"Tanya Bayu begitu khawatir. Bayu melihat ponsel ditangan Liana.

"itu dari kakak..." lirih Liana membuat Bayu terhentak dan langsung mengrim nomer ponsel tersebut kepada husein. Bayu terlihat sibuk dengan ponsel di telinganya. Berkali-kali terdengar debatan dan argument yang bersahutan dengan yang di telfon.

"intinya lacak saja nomer ini... minta bantuan black dan jika kau dapat segera kirim orang ke lokasi tersebut"ucap Bayu yang langsung mematikan ponselnya. Bayu memapah tubuh lemah Liana ke parkiran dan meminta bantuan pelayan untuk membawakan makanan mereka hingga ke parkiran. Pelayan yang tak mengerti kondisi yang terjadi hanya mengangguk dan mengikuti intruksi bayu.

Bayu mendudukan liana di kursi penumpang dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang membantu mereka juga memberikan tip yang sempat ditolak. Bayu pun kembali sibuk dengan ponselnya setelah duduk di kursi kemudi. Dia hendak menghubungi seseorang di rumah sakit untuk mengurus surat izin Liana. Setelah itu mereka memutuskan untuk kembali ke marka. Perperangan berlanjut begitu menegangkan. Liana terus mengetikkan kode-kode yang tak mudah untuk memblokir lokasi dimana Rohman menghubungi dirinya.

***

Tiga pria berlari menyusuri jalanan gelap dengan lampu-lampu malam yang begitu redup. Deru nafas mereka saling bersahutan dengan langkah kaki mereka yang semakin cepat kala terdengar deru kaki lainnya. Sampai akhirnya sebuah rumah makan kecil menjadi harapan kecil bagi mereka. Mereka berlari menuju rumah makan tersebut dan meraih telephon umum yang membuat sang pemilik rumah makan terheran.

"What did you do?!"

"I am sorry, I must call my friend, guys help me to handle him"ucap seorang pria yang sibuk menekan nomer pada tombol telephon umum tersebut. Setelah sedikit berbincang mereka pu bergegas meninggalkan rumah makan dan mencari persembunyian di sekitar rumah makan tersebut. Namun naas, sekelompok orang yang mengejar mereka telah mengepung rumah makan. Pukulan dan tendangan mengobrak-abrik isi rumah makan tersebut.

"RHMN!PRGL!"ucap seorang pria dengan tubuh kekar mendorong pria yang baru saja menggunakan telephon. Setelah paham maksud pria kekar tersebut, Rohman mencari celah untuk kabur dari perkelahian tersebut. Rohman terus berlari meninggalkan kedua sahabatnya. Dia melihat dari kejauahan segala yang terjadi kepada kedua sahabatnya yang kini sudah babak belur dipukuli oleh sekelompok suruhan organisasi tesebut.

Dibelahan dunia lainnya, Liana berhasil menemukan titik lokasi dari telephone yang beberapa saat lalu menghubungi dirinya.

"Guangzhou, China"ucap Liana membuat Husein bergegas memerintahkan orang-orangnya untuk memesan tiket kesana. Tak pula dengan Bayu yang langsung menghubungi kenalannya di china untuk segera membantunya menemukan ketiga sahabatnya. Liana pun bergegas merapikan segala hal yang perlu dibawa olehnya. Perlengkapan ibadah, laptop dan perihal lainnya serta beberapa pakaian simple beserta uang dan passport yang memang sudah dipersiapkan olehnya.

"Black, I believe you can help me to find the truth. I will ask help someone to help you. He can help you when I go to find my brother in china"jelas Liana membuat Black mengangguk paham.

"kak husein, liana sudah mendapatkan tiket keberangkatan khusus saat ini juga. Kita harus bergegas ke bandara karena pesawat sudah siap"ucap Liana kepada Husein membuat pria tersebut terkejut namun segera kembali sadar dan bergegeas pergi melalui jalur pintas. Liana, Husein dan beberapa bawahan mereka meninggalkan Black dan Bayu. Mereka melewati jalan pintas di basecamp untuk segera keluar di persimpangan jalan besar.

Perjalananmenuju Guangzhou terasa sangat lama bagi Liana dan Husein. Disisi lain Rohmanberusaha menekan pendarahan pada perut dan lengan kanannya. Rohman berusahamendapati lokasi kedua sahabatnya yang kembali tertangkap oleh penjahat -penjahat dunia tersebut. Liana yang merasakan firasat mengenai kakaknya takhenti berdoa dan memohon perlindungan untuk rohman.

💕💕💕💕💕

Maaf ya semua... Liburan membuatku terlena eh enggak deng...🤭. Karena kembali ke rumah alias gak tinggal di kosan lagi. Setiap hari dari pagi hingga sore aku bakal bantuin umi mempersiapkan barang dagangan dan ikut berjualan. Jadi terkadang tak sempat untuk update. Belum lagi aku harus KKN mandiri.

But... Tetap semangat buat kita yang saat ini lebih banyak aktivitas di rumah.👊

The White LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang