Bab 39

62 1 0
                                    

"Bayu! Gue mau ngomong sama lo"ucap Husein menghentikan langkah bayu yang hendak berjalan ke ruangannya.

"ya udah, di ruangan gue aja"jawab Bayu

Mereka pun berjalan beriringan ke ruangan Bayu. Sesampainya disana Husein langsung menyudutkan bayu yang baru saja duduk di kursinya. Dia berdiri dengan tangan yang bertumpu pada meja kerja Bayu. Bayu pun menatap Husein dengan jengah.

"Bodoh Lo!"

"bisa bicarakan dengan baik dr. Husein yang terhormat"ucap Bayu mendorong pundak Husein. Pria tersebut pun duduk di kursi di depan meja Bayu dan menatap Bayu dengan tajam.

"Kok lo bisa sesantai itu ngerelain adik sepupu gue!"ucap Husein menyelidik dengan penuh penekanan.

"Gue hanya mau Liana bahagia"jawab Bayu

"Lo tau?! Liana udah gk cinta sama Arya!"sahut Husein membuat Bayu menatapnya terkejut. Apakah yang dikatakan oleh Husein ada benarnya?, pikir Bayu menatap mata Husein penuh pertanyaan."Gue gak yakin 100%. Tapi gue juga yakin kalo Liana udah ngelupain Arya. Lagi pula walau Arya bukan anak kandung Pak Husni dan juga bukan kakak ipar Liana. Gue yakin Liana bakal tetap nolak Arya demi lo"ucap Husein

"Gue gak mau berharap lebih sein"

"seenggaknya lo harus berjuang juga! Cupu banget sih lo!"

"Lo tau! 11 tahun gue mendem perasaan ini. Gue yakin Liana gak akan semudah itu ngelupain Arya!. Bahkan dua tahun lalu gue nemuin dia di turki! Dia tetap gak memberikan gue jawaban yang pasti sein! Gue gak mau berharap. Gue akan serahin semuanya kepada Allah. Lo tau sein, Gue gak mau untuk kedua kalinya menduakan Cinta Allah kepada cinta manusia. Gue mencintai Liana karena gue mencintai Allah. Sebab itu, Gue gak mau cinta gue kepada Liana melebihi cinta gue kepada Allah"jelas Bayu yang membuat Husein terpaku.

"Intinya gue dukung lo buat jadi adik ipar gue!"sahut Husein bangga dengan sahabatnya tersebut. Bayu hanya menatap Husein dengan jengah.

"okay, sekarang lo bisa keluar"ucap Bayu

"heii... tar dulu. Ini, gue siapin setelan terbaik di lemari gue khusus buat lo! Pokoknya nanti malam lo harus jadi pria paling tampan dimata Liana"ucap Husein menyerahkan Totbage yang sedari tadi dipegang olehnya.

"cowo gila!"sungut Bayu melempar Husein dengan bolpoin di saku jas dokternya.

***

Rumah keluarga rohman tampak ramai dengan beberapa mobil yang memasuki pekarangan rumah megah tersebut. Di kebun rumah tersebut, bau asam bakaran tercium begitu sedap. Daging dengan bumbu special bersama beberapa sayuran panggan menambah cita rasa barbeque. Seorang wanita tampak sibuk menyambut tamu yang datang. Sedangkan dua orang gadis tampak terduduk diam merawat seorang balita perempuan.

"Kak!, jiwa ibu-ibu Kak Arin nampak banget. Rempong!"ucap Miftah berbisik kepada Liana membuat Liana mengatupkan bibirnya menahan tawa.

"Lihat kak... bahkan lili setuju dengan pendapatku"lanjut Miftah kala mendapat seruan dari balita dalam gendongannya.

"hahaha... sudahlah, kakak akan bantu kakak ipar kita dulu"ucap Liana menghampiri arin dan membantu wanita tersebut menyiapkan pesta barbeque dan menyambut tamu yang hadir. Keluarga dan kerabat besar mereka.

"Liana!"panggil seorang wanita paruh baya yang nampak cantik dengan dress ungu violet yang dipadukan dengan jilbab biru.

"Bunda, Masya Allah... cantiknya"ucap Liana menyalimi tangan wanita tersebut"Prof, Kak"sapa Liana kepada dua pria berbeda umur yang mengampit wanita paruh baya tersebut.

"hi"sapa Bayu

"ayok duduk"ajak Liana mengantarkan keluarga hidayat ke kursi mereka.

"siapa saja yang udah datang nduk?"tanya Yuli kala mereka sudah duduk di kursi masing-masing.

"baru keluarga besar prof hidayat beserta calon mantu"jawab Liana menyindiri Dian sahabatnya.

"hello everybody! Husein, artistnya rumah sakit husni thamrin datang bersama keluarga polisi Rian"teriak Husein membuat Liana menggeleng melihat tingkah kakak sepupunya tersebut.

"hai bunda, hai adik manis"sapa Husein kepada Yuli dan Liana

"hmm.. duduk! Kau berisik sekali"tegur Arin yang sudah selesai mengelurkan berbagai makanan hasil masakan Liana.

"woahh keliahatannya lezat"ucap Kak Rian yang disebelahnya tergandeng seorang wanita dan seorang anak laki-laki di gendongan pria tersebut.

"Hi Adit..."sapa Liana kepada anak laki-laki dalam gendongan Rian

"Adit, salam sama aunty nak"ucap wanita di samping kak rian.

"Sayang, ini liana adik rohman yang juga sudah seperti adik bagi kami"ucap Rian mengenalkan Liana kepada istrinya tersebut.

"iya Mba Astri, ini adik iparku yang betah merantau"ucap Arin menyahut.

"salam kenal mba astri"ucap Liana menyodorkan tangannya untuk berjabat. Astri pun menerima uluran tangan Liana dan tersenyum kepada gadis tersebut.

"onty... adit belum kenal"ucap Adit dengan suara lucunya. Liana pun langsung menjabat tangan adit dan langsung dicium oleh anak laki-laki tersebut.

"hi adit, nama onty Liana. Onty adiknya om bos"ucap Liana kepada adit

"kok om bos nya gak ada onty?"tanya Adit

"om bos lagi kerja. Onty juga belum ketemu om bos"sahut Liana

"hahaha... emang jiwa cowok dingin rohman selalu menarik bagi anak laki-laki"ucap Rian sedikit kesal karena anaknya sangat mengidolakan sahabatnya tersebut.

"dah, yok duduk"ucap Arin

"ayahmu kok belum datang nak?"tanya Prof. Hidayat kepada Arin

"ayah sedang tidak sehat om, jadi ibu nemenin ayah aja. Kak Arya lagi di jalan"jawab Arin

Perbincangan pun berlanjut sampai suara deru mobil membuat Liana bangkit untuk menyapa orang tersebut. Husein menyenggol Bayu yang duduk disampingnya.

"temenin"ujar Husein berbisik kepada Bayu

"diem"

"ish"

Liana pun membuka pintu rumah dan sesosok pria yang sangat dirindukan olehnya berdiri dihadapannya dengan koper di tangannya. Senyum pria tersebut merekah membuat air mata Liana tanpa sadar menetes. Pria tersebut langsung melangkah maju memeluk tubuh kecil Liana.

"cupccupcup... kangen banget kayaknya sama abang"ucap pria tersebut membuat isak tangis Liana semakin besar.

"heiii... udah dong. Malu nih ada pak direktur husni thamrin"ucap pria tersebut. Liana pun melepaskan pelukan pria tersebut dan menatap dua wajah pria yang kini menatapnya dengan senyum.

"Kok pulang gak kabarin?"tanya Liana

"emang kamu pulang juga ngabarin?!"balas Rohman menyindir adiknya tersebut.

"heii... bisakah temu kangennya di dalam.biarkan tamu kehormatan ini duduk"ucap Arya membuat keduanya tertawa kecil. Mereka pun berjalan beriringan dengan rohman yang terus merangkul liana. Sesampainya di taman belakang, Arin langsung berdiri. Dia langsung menghampiri dua pria yang sangat dirindukan olehnya. Arin pun memeluk rohman kemudian arya.

"heii... sudah dong. Kok jadi nangis"ucap Rohman menghentikan isakan Arin dalam pelukannya. Sedangkan Liana sudah berdiri disamping Miftah yang tengah menggendong Lili.

"hi anak abi... uhhh kangen ya sama abi"ucap Rohman membawa Lili dalam gendongannya dan mengelus pucuk kepala kedua adiknya dengan sayang.

"Dia kakak dan suami yang sangat hebat"ucap Dian membuat Doni menyipit.

"aku juga bisa seperti itu"sahut Doni cemburu

"hahaha... rohman emang sosok pria idola"ucap Bayu yang diangguki kedua sahabatnya. Rian dan Husein.

"ayah... Adit mau turun. Mau ke om bos"teriak Adit membuatnya teralihkan kepada anak laki-laki tersebut dan tersenyum.

Makan malam dan barbeque pun berlangsung penuh kehangatan. Percakapan hangat, makanan yang hangat, serta senyum bahagia melengkapi acara tersebut. Liana yang sangat merindukan agenda seperti ini menatap semuanya dengan senyum merekahnya. Dia bahkan tidak sadar bahwa dua orang pria menatap bahagia dirinya yang tengah tersenyum.

The White LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang