Hidup sebagai wakil rakyat tak semudah yang dibayangkan. Karena pemimpin utama yang jelek bawahannya pun dianggap remeh oleh rakyat. Tahun ini menjadi tahun terburuk di pemerintahan. Pemimpin yang tak pernah terlihat batang hidungnya dalam mengurusi rakyat serta semakin aneh nya peraturan yang dikeluarkan. Meski menjadi salah satu bagian mereka, tak ada niat sedikit pun dari pria tersebut untuk melakukan hal yang serupa. Dia dengan tulus menduduki kursi jabatan sebagai menteri karena ingin memajukan kesehatan bagi masyarakat di negaranya.
"Dr. Arya, rapat untuk membahas pengobatan gratis bagi masyarakat yang bapak canangkan beberapa hari lalu akan dilaksanakan besok pagi"terang sekretaris nya membuat Arya mendesah lelah. Akan terjadi pro kontra yang didominasi kontra saat rapat nanti. Pikiran itu membuat kepala nya serasa ingin hancur.
"Baiklah, kamu bisa pergi"ucap Arya tegas
"Baik pak, dan siang ini bapak diundang untuk hadir di seminar kesehatan di RS. Ahmad Dahlan"
"Seminar tentang apa?"tanya Arya yang di tak mendapatkan jawaban. Sang sekretaris hanya menyerahkan undangan yang berisi agenda acara serta nama pemateri.
"Aku akan hadir kesana"ucap Arya membuat sang sekretaris heran. Sebab selama dua bulan menjabat sebagai menteri kesehatan bos nya tersebut selalu menolak undangan seminar yang diajukan banyak pihak kesehatan. Bos nya akan memilih mengurusi berkas kasus kesehatan masyarakat dan merapatkan dengan para staff untuk mencari solusi yang terbaik.
"Baik dok"jawab Sang Sekretaris yang langsung berpamitan beranjak pergi meninggalkan ruangan dari salah satu pemimpin negara tersebut.
Indonesia merupakan negara pemerintah yang berlandaskan paham demokrasi. Namun, kondisi pemerintah saat ini merujuk ke arah komunisme yang membuat banyak kaula muda berusaha mempertahankan paham demokrasi yang saat ini terombang-ambing karena sikap pemerintah yang jauh dari kata demokrasi. Sudah terdapat puluhan aksi mahasiswa maupun masyarakat yang menuntut agar pemerintah menegaskan dan menerapkan paham demokrasi.
Dr. Arya Ali Muhammad Husni, nama yang kini menjadi perbincangan banyak orang. Menteri kesehatan yang dianggap berbeda dari menteri yang lain. Namun tak berwenang tinggi dalam memutuskan hukum negara ini. Arya yang masih dikatakan muda memang tak pernah sejalan dengan pemikiran tetua di pemerintahan yang selalu menomer duakan rakyat. Terkait pengobatan gratis yang diusulkan olehnya membuat beberapa menteri terlebih menteri keuangan murka. Namun demi kesejahteraan masyarakat Arya tetap pada pendiriannya.
Pria tersebut berjalan dengan gagah di lorong rumah sakit bersama beberapa pimpinan rumah sakit yang menyambut dirinya. Sampai tiba di pintu masuk Auditorium. Arya mendengar suara seseorang yang menjadi tujuannya dalam menghadiri undangan ini. Dia menghentikan langkahnya dan menatap wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita tersebut menyapa kolega nya dan mengabaikan dirinya.
"Dokter, jangan lupa disapa atuh. Ini ada pak Mentri kali aja kan jodoh soalnya sama-sama masih jomblo"goda Bu Diana yang kutahu dari name tag di hijab nya. Dia merupakan salah satu jajaran pemimpin rumah sakit yang ikut menyambut ku tadi.
"Oh... Astagfirullah... Saya gak lihat. Assalamualaikum pak"sapa Liana dengan senyum tipis. kedua tangannya bertemu di depan dadanya menolak untuk bersalaman.
"Wa'alaikumussalam... Sepertinya anda semakin hebat Dr. Liana"jawab Ku dengan senyum. Aku masih ingat semua nya, dia tak pernah berubah.
"Terima kasih pak. Ini semua milik Allah semata. Kalau begitu mari pak saya sudah di tunggu kolega saya di dalam"ucap Liana dengan sangat formal.
Arya membiarkan Liana berlalu dan berbincang dengan pimpinan rumah sakit. Pimpinan tersebut tak hentinya memuji wanita yang kini terlihat tengah berdebat memperebutkan kursi. Arya terus memperhatikan wanita tersebut yang duduk di kursi yang memang disediakan untuknya dengan mendengus. Arya pun langsung mendudukkan dirinya di samping wanita tersebut. Liana masih sibuk dengan gawai di tangannya tak memperdulikan sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...