Matahari sudah berdiri dengan gagah di langit. Cahayanya membentu bayang-bayang sempurna pada setiap objek. Liana baru saja menyelesaikan visit paginya dan berjalan menuju kanti untuk mengisi perutnya. Liana memilih duduk di kursi yang mengarah ke taman. Dia memesan makan gado-gado dan jus mangga lemon kesukaannya.
"Baru sarapan?"tanya Seseorang yang kini duduk dihadapannya.
"hmmm tadi pagi jam 3 ada kecelakaan mobil dan dua orang korbannya adalah anak 7 tahun dan balita usia 4 tahun. Liana harus ikut melakukan operasi untuk menolong anak itu. Tak sadar waktu Liana lihat jam sudah di angka 8. Mutia langsung mengajak untuk visit deh. Jadi baru selesai makan sekarang"jelas Liana kepada Bayu. Ya, orang itu adalah Bayu.
"Apakah tidak ada dokter lain yang menggantikanmu untuk visit?"tanya Bayu kembali.
"Putri dan Lina masih residen. Sedangkan visit pagi ini di ruang Delima. Kakak tau kan problema di ruang kencana?!"
"hmm... Kasuh anak2 yang cukup sulit perawatannya"
"Tapi tadi sudah dibantu mereka cuma untuk ruang Delima, Liana masih belum percaya untuk melepas mereka. Dan dokter anak disini setelah Arin pergi jadi tinggal Liana dr. Friska dan dr. Farhan. Friska sedang mengajukan cuti hamilnya. Farhan juga mengajukan cuti nikahnya. Ya... Dua minggu ini hanya Liana yang handle"jelas Liana
Tak lama seorang waitress mengantarkan makanan pesanan Liana. Liana tersenyum dan mengucapkan terima kasih kemudian memakannya setelah mengucap bismillah.
"Pelan, gak ada yang akan mengambil makananmu"ucap Bayu.
"memang tidak ada yang mengambil, tapi Liana yang meninggalkan"sahut Liana membuat Bayu menggeleng. Wanita dihadapannya ini terlampau mandiri dan profesional. Semua pekerjaannya harus perfect.
"Kak bayu gak ada kerjaan tah? Di lab kosong?"
"enggak ada"
"hmmm.. Kalo begitu bantu Liana input data seminar ya"ucap Liana menyodorkan flashdisk merah bertuliskan 32 gb.
"Kau daftar seminar?"
"hmmm... Ini kasus virus yang menyerang Arya dan Kak Ryan saat itu. Liana akan mempublikasikan semuanya. Seminar ini memang tidak didukung pemerintah dan who tapi seminar ini akan membawakan kebenaran tentang virus itu"jelas Liana
"kau yakin li?"
"hmm"angguk Liana karena sedang mengunyah makanan di mulutnya.
"baiklah, dimana seminarnya?"
"Turki"
"Kau akan pergi ke turki?"
"ehm... Liana sudah memikirkan ini sejak kemarin. Awalnya Liana berfikir untuk stay calm dan menyimpan semuanya. Tapi liana tidak bisa melakukan itu. Liana hanya akan pergi kesana tiga bulan"jelas Liana kemudian kembali memakan gado-gado nya.
"Kapan seminarnya?"
"dua bulan lagi. Abang tadi sudah mengirim pesan bahwa lamarannya diterima. Liana sudah menyewa wo dan pernikahan abang akan dilakukan bulan depan. Jadi Liana akan pergi setelah abang menikah"jelas Liana
"kenapa buru-buru sekali dek?"
"hmmm... Sebenarnya ini sudah jadi planing Liana sebelum bertemu Arya. Liana diminta menjadi relawan suriah namun sepertinya memang saat inilah waktunya Liana untuk keluar dari pemikiran diri. Liana juga memutuskan untuk tidak melanjutkan studi kembali kak. Liana berfikir gelar Dokter Bedah Anak saat ini sudah cukup. Sudah seharusnya Liana menunaikan tugas sebagai dokter bagi saudara2 di lintas batas sana"
"bolehkah kakak meminta satu hal pada kamu dek?"
"silahkan"
"kembalilah dengan selamat. Kakak mendukung segala keputusan Liana. Kakak juga akan membantu kamu mengurus pernikahan rohman"
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...