Bab 23

30 1 0
                                    

Liana dan Husein telah sampai di Ghuoang zhou, China. Husein membawa Liana untuk beristirahat di hotel yang ditolak oleh liana. Gadis tersebut memilih langsung menuju lokasi sinyal keberadaan Rohman. Sesampainya mereka di rumah makan tersebut kondisinya sudah sangat mengerikan. Polisi dan beberapa mobil inspeksi menemukan pembunuhan dan perampokan. Liana yang mengerti kondisi yang terjadi memilih bersembunyi di salah satu batuan besar dan mengotak-atik tab di tangannya sampai akhirnya dia menemukan lokasi terbaru Rohman yang di dapat dari jam tangan khusus yang diberikan olehnya sebelum Rohman pergi.

"Aku tau keberadaan kakak, dia tak jauh dari sini"ucap Liana yang diangguki oleh Husein. Mereka pun bergegas meninggalkan area rumah makan tersebut dan melaju menggunakan mobil kearah gunung yang terletak di belakang rumah makan. Mereka sempat di jegat oleh kepolisian namun berhasil lolos dengan acting mereka sebagai pasangan kaya raya yang sedang liburan bersama para pengawalnya.

Mobil mereka pun bergerak menuju titik yang dituju pada layar tab milik Liana. Mereka menemukan sebuah gedung yang tertutupi pohon tinggi. Mobil berheti jauh dari gedung tersebut dan mereka mempersiapkan berbagai peralatan yang akan dipakai. Liana menggunakan jaket anti peluru dan mencoba mendapat akses masuk untuk memotir segala elektronik yang ada di gedung tersebut. Setelah berhasil Liana memnadu Husein dan anak buahnya untuk masuk ke dalam gedung.

"kakak ambil jalan kiri, dan kakak akan menemukan tabung besar. Liana menemukan titik lokasi kak rohman disana"ucap Liana melalui walkie talkie yang terhubung dengan headphone di telinganya.

"Aku menemukan rohman. Liana kamu coba dapati semua CCTV yang ada disini dan temukan lokasi Arya dan Rian"

"Baik kak"

Liana semakin sibuk mengetikkan beberapa kode akses masuk dan juga menekan beberapa tombol di layar tab nya untuk berusaha membuka akses masuk husein dan rohman untuk menemukan arya dan rian. Tab di tangan liana pun menampilkan kata success yang membuatnya tersenyum. Liana pun memandu Husein dan Rian menuju tempat Arya dan Rian di sekap. Liana melihat kondisi kedua orang tersebut begitu mengkhawatirkan.

"Kak, selamatkan mereka segera mungkin. Aku melihat gejala terinfeksi virus pada mereka berdua. Jangan lepas masker, sarung tangan dan helmet kalian"ucap Liana sedikit lirih. Liana terus melihat layar laptopnya yang menampilkan segala sisi CCTV yang ada di dalam gedung. Husain dan Rohman pun telah sampai di ruangan isolasi yang rohman tau karena pernah berada disini. Mereka pun menemukan Arya dan Rian yang Nampak lelah dan terus batuk parah. Mereka segera mengeluarkan kedua sahabat mereka beserta kawan-kawan mereka. Liana pun bergegas menghubungi seseorang untuk melaporkan hal ini dan menghack salah satu stasiun TV nasional di China untuk menampilkan hasil CCTV miliknya. Suara sirine polisi pun membuat semua orang di gedung tersebut panik. Liana bergegas melajukan mobilnya menuju salah satu pintu masuk tersembunyi. Dia melihat kakaknya keluar bersama ketiga sahabatnya. Liana pun membukakan pintu mobil dan bergegas melajukan mobilnya menjauh dari gedung. Husein pun memerintahkan seseorang untuk menekan tombol bom yang telah ditinggalkannya di beberapa titik area tersebut.

"Aku sudah menghubungi kak bayu menyiapkan pesawat pribadi untuk kita. Kalian bertahanlah"ucap Liana terus menatap fokus pada jalanan. Sesampainya di salah satu tanah lapang yang telah bertengger sebuah pesawat. Liana dan yang lainnya bergegeas masuk ke dalam pesawat. Liana memerintahkan Husein dan Rohman untuk membawa Rian dan Arya ke ruangan kamar. Liana mengenakan pakaian khusus yang tersedia di dalam pesawat tersebut. Dia melempar segala peralatan yang terhubung di badannya dan mengenakan pakaian APD dan memasuki kamar tempat Arya dan Rian berada.

"Kakak dan Kak Husein segera lepas semua pakaian kalian dan bersihkan diri kalian. Ambil sabun khusus di tas Liana dan mandilah sebersih mungkin. Setelah itu Kak Husein segera ambil alih semuanya dan kakak kembali ke kamar ini"ucap Liana tak terbantahkan.

Liana mengambil sample darah milik Rian dan Arya yang Nampak begitu lelah. Setelahnya dia bergegas menghubungkan Ventilator pada Arya dan Rian. Liana pun memasukkan sample darah pada sebuah alat yang terhubungan dengan layar laptopnya. Sembari menunggu hasil uji sample keluar. Liana mengganti pakaian Arya dan Rian. Liana begitu telaten merawat kedua pria tersebut. Liana pun membersihkan luka pada tubuh kedua priatersebut dengan sangat teliti. Sampai akhirnya layar laptop milik liana menunjukkan angka 100%. Dia segera membaca hasil yang keluar dan mendesah pasrah. Liana pun menyuntikkan beberapa obat yang ada di tas miliknya. Liana terus memantau kondisi Arya dan Rian. Bahkan dia tak menyadari bahwa kakaknya sudah berdiri di depan pintu sejak beberapa jam lalu. Setelah mendudukkan dirinya dan hendak mengambil air Liana menemukan Rohman yang terduduk di depan pintu.

"Kakak... kenapa duduk di lantai"ucap Liana membawa Rohman duduk di salah satu Kasur lainnya di luar pintu plastik. Rohman menatap Liana sedih dan langsung memeluk gadis tersebut sangat erat. Liana pun tak mampu menahan tangisnya dan menangis di pelukan kakaknya tersebut. Liana bahkan memukul punggung Rohman dan mengungkapkan rasa kesalnya.

"hiks... kakak tunggu, Liana akan mengobati luka di tubuh kakak"ucap Liana beranjak bangun. Rohman mengangguk dan melihat adiknya yang begitu telaten mengambil peralatan pengobatan dan juga beberapa alat yang tidak diketahui untuk apa. Liana pun kembali kehadapan rohman dan mengambil darah pria tersebut dan meletakkan sample pada sebuah alat seperti yang dilakukannya pada Arya dan Rian. Setelah itu dia begitu teliti mengobati luka pada tubuh kakaknya sampai akhirnya Liana menemukan luka tusukan pada sisi kanan perut rohman. Liana sempat terdiam namun menghalau rasa sedihnya dan membersihkan lalu menjahit luka tersebut. Rohman tampak meringis kala merasakan perih setelah obat bius yang diberikan liana hilang.

"apa mereka terinfeksi?"Tanya Rohman yang dijawab anggukan oleh Liana.

Pesawat mereka bergerak dengan tidak karuan. Sebuah pesawat kecil tampak terus menyerang membuat pilot harus mengganti alur dan bermain kejar- kejaran. Liana dan yang lainnya tampak berguncang. Setelah berhasil mendarat desingan peluru saling bersahutan. Liana dan Rohman pun bergegas keluar menemui Husein.

"ada apa?"tanya Rohman

"sepertinya ada yang mengetahui kita dan berusaha menyerang kita"jawab Husein membuat Liana terduduk. Dia pun dengan cakap kembali membuka laptopnya dan menyampaikan kode SOS kepada salah seorang yang aktif membantunya.

"Liana kamu tetaplah di dalam temani Arya dan Rian"ucap Rohman yang diangguki Liana tanpa bantahan.

Liana begitu takit mendengar desingan peluru beserta suara pukulan. Tak jarang dia membuka gordeng jendela pesawat melihat perkelahian di depan sana. Sampai akhirnya seseorang mendobrak pintu kamar dan menodongkan pistol kea rah kepalanya. Pria tersebut pun berbicara dengan Bahasa china yang tidak Liana pahami. Liana menodongkan pisau bedah yang dipegangnya kea rah beberapa pria tersebut namun berakhir dengan dirinya yang tertembak dibagian kaki. Kedua pria tersebut pun langsung menangkap Liana begitu pun dengan Arya dan Rian yang masih terbaring lemah.

Setengah kesadaran Liana melihat dirinya berada dalam gendongan seseoranga bersama dengan beberapa orang yang tampak terduduk di kursi dengan ikatan simpul kuat di tubuhnya. Liana melihat kakaknya beserta ketiga sahabatnya tengah melakukan negosiasi yang berakhir dengan penyiksaan. Liana yang tak sanggup melihat hal tersebut pun berakhir dalam kegelapan.

💕💕💕💕💕
Spesial malam ini langsung update lebih dari satu bab. Oh iya buat kalian yang bingung.... Jadi dari bab 19 sampai sekarang itu adalah flashback.

The White LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang