Journey

35 2 0
                                    

Ahad 7 Agustus 2026

Langkah kakiku berjalan menyusuri kota penuh peradaban muslim. Kota yang menjadi bukti kejayaan muslim kala ke khalifahan utsmani. Sekian juta jiwa dengan berbagai culture yabg berbeda saling membahu menyiapkan segala bekal untuk ke medan perang. Hati ini percaya bahwa segala yang saat ini mataku pandang adalah kepastian yang nyata.

Jumat, 13 Agustus 2026

sejak beberapa hari lalu. setelah kelompok kejam itu melancarkan serangan peluru dan meriam. Rumah sakit darurat yang kami bangun tidak berhenti kedatangan korban. Bahkan untuk sekedar melihat jam pun kami tidak sempat. Seusai menyelesaikan operasi telah menunggu operasi selanjutnya. Masih teringat kala tangisan seorang wanita yang harus kehilangan dua putranya karena berjuang di medan perang. Apapun yang akan terjadi padaku nanti.... Kuharap catatan ini menjadi bukti bahwa Aku bahagia berada di jalur ini.

Kamis, 9 September 2026

Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesehatan untuk diriku untuk terus membantu saudara-saudara disini. Kesibukan sebagai pihak medis benar-benar tak kenal waktu. Aku terkejut kala melihat kalender dan ternyata sudah berganti bulan. Disini sudah memasuki musim gugur. Sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Kemarin Seluruh Tim Medis mendapat satu karung pakaian hangat yang dikumpulkan oleh warga disini. Saat itu, Aku merasa begitu kecil. Di kondisi seperti ini masih banyak orang yang merelakan hartanya. Jika Allah berkenan memberikan waktu untukku kembali ke Indonesia. Aku ingin seperti mereka.

Rabu, 29 September 2026

Beberapa hari lalu truck kesehatan dari Turki mengalami kecelakaan. Banyak obat-obatan yang terbuang dan tak layak untuk digunakan. Begitu pun dengan peralatan medis habis pakai. Kami begitu kekurangan. Namun, Allah lebih mengetahui kebutuhan hambanya.... Tak lama setelah kejadian itu. Bantuan medis dan bahan pangan dari pbb hadir bersama dengan 5 orang tim medis sukarelawan.

Kamis, 4 Oktober 2026

Hari ini begitu bahagia melihat seorang bayi yang lahir ke dunia ini. Di tengah huru-hara perang. Bayi itu lahir dengan sangat kuat. Namun, kelahiran bayi tersebut tak luput dari sosok wanita hebat yang melahirkannya. Wanita yang telah ditinggal oleh anak laki-laki pertamanya.

Minggu, 14 Oktober 2026

Apakah ini rasanya kala menolong seseorang dihadapkan dengan sebuah pistol yang pelurunya siap menembus kepalamu. Aku baru saja menyelesaikan operasi salah seorang tentara zionis yang menculik paksa diriku dan tim. Entahlah, apakah kami akan bisa kembali atau tidak. Tapi, Kami harus kembali untuk menyelamatkan yang lain bukan golongan mereka saja.

Jumat, 1 Desember 2026

Alhamdulillah dengan bantuan dari pihak UNESCO dan PBB kami berhasil kembali ke Turki setelah kasus penyadapan relawan medis oleh pihak zionis. Kami diberi waktu istirahat selama 3 bulan untuk mengikuti pelatihan tambahan sebelum dikirim ke daerah yang lebih konflik lagi.

Minggu, 1 Januari 2027

Pergantian tahun kali ini Tim medis harus sedia di rumah sakit mengingat beberapa minggu lalu terjadi Gempa Bumi yang cukup besar dan menelan banyak korban. Pelatihan pun kembali di undur. Awal terjadi gempa dn dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan banyak relawan dan tentara bantuan dari Indonesia. Sedih dan juga bahagia. Bahkan Kak Bayu menjadi bagian dari mereka.

Senin, 8 Januari 2027

Kak Bayu mengajakku pergi ke masjid aghia shopia. Mesjid penuh dengan memori tentang islam. Selain itu, sebelumnya Kak Bayu juga mengajakku bepergian selama 3 hari mengelilingi turki. Begitu banyak kenangan baru dengan dirinya. Kak Bayu kembali mengungkit akan lamarannya. Namun, Aku masih tak ingin memberi harapan lebih untuknya. Karena aku paham sulitnya menunggu tanpa kepastian.

Kamis, 11 Januari 2027

Hari ini kak bayu kembali ke Indonesia bersama Relawan Indonesia yang lain. Hari ini juga berbarengan dengan persiapan bagi ku untuk mengikuti pelatihan. Semoga kalian sampai di Indonesia dengan selamat.

Rabu, 1 Februari 2027

Lelah dan namun insya Allah lillah. Aku dan Tim telah menyelesaikan tahap pelatihan pertama. Kami memiliki waktu libur selama 1 minggu untuk beristirahat di apartemen. Sesekali Tim akan berdiskusi melalui laman chat untuk membahas pelatihan berikutnya.

Sabtu, 1 Maret 2027

Alhamdulillah, dengan izin Allah Aku telah menyelesaikan pelatihan tahap 2. Dua minggu dari saat ini. Aku dan Tim akan berangkat ke Suriah. Dua hari sekali kami akan bertemu untuk pelatihan fisik dan persiapan medis. Semoga Allah selalu memudahkan langkah Kami. Insya Allah.

Suriah, 2027

Hi, alhamdulillah kami semua masih diberikan Allah kesehatan. Namun... Aku sunggu lupa saat ini tanggal berapa. Sepertinya sudah lima bulan berlalu setelah keberangkatan. Aku baru saja selesai berkeliling meninjau korban. Apakah peperangan ini harus terus seperti ini. Aku cukup tertampar secara mental saat melihat setiap harinya akan ada anak-anak yang terluka. Yang lebih menyayat hatiku adalah kala mereka tak mengeluarkan air mata sedikit pun kala menahan sakit dari luka yang mereka dapat. Minimnya air dan juga sumber daya alam membuat banyak anak2 disini tampak begitu kurus. Ku harap Allah menjadikan mereka panglima2 hebat yang gagah di surga kelak.

Suriah, 2028

Waktu berlalu sangat cepat sepertinya. Tak terasa satu tahun lebih aku berada disini. Kini, Aku bahkan enggan untuk meninggalkan mereka. Ketua Tim baru saja mengabari bahwa lusa adalah hari terakhir kita di suriah. Kita akan kembali ke markas pusat menerima penghargaan dan kembali ke negara masing-masing. Aku bahkan dapat merasakan suara lirih ketua kala menyampaikan hal ini melalui intercom.

Suriah, 2028

Sehari berlalu begitu cepat. Aku begitu lemah melihat anak-anak di pusat trauma healing. Mereka bahkan memeluk diriku kala tak kuasa menahan tangis. Aku bahkan tak mampu menyampaikan ucapan perpisahan untuk mereka. Masih teringat kata-kata dari Ibrahim. Pemuda tangguh di usianya yang masih 15 tahun. Dia dengan tegap memberikan hormat dan menyampaikan terima kasih kepadaku karena telah mengajarkan Al-Quran kepada mereka. Aku belum bisa memberikan banyak hal kepada anak-anak ini kecuali sebuah al-quran kecil yang aku berikan kepada mereka sebagai hadiah.

Suriah, 2028 (Liana pov)

Pagi yang cerah, hari ini resmi menjadi hari keberangkatan ku dan tim ke turki. Aku mengecheck kembali barang-barang yang akan kubawa. Setelahnya aku bergegas untuk menaiki bus. Namun sekelompok anak-anak berbaris di depan tenda kamar ku. Aku terpaku melihat senyum mereka yang sangat tulus. Naisha... Seorang gadis 9 tahun berjalan ke arahku dan menyodorkan sebuah pigura buatan dari kayu yang di dalamnya terdapat sebuah lukisan hitam putih. Air mataku tanpa sadar mengalir membasahi kedua pipiku. Pelukan Naisha menjadi penenang kala aku membalasnya dengan erat.

"don't be sad doctor. We will meet you again in good condition"ucap Naisha menghapus air mata yang membasahi pipiku. Aku memeluknya erat.

"thanks for all your help Liana"ucap Umi Zahra. Pengelola panti asuhan dan juga trauma healing children disini.

"I'll miss you Umi.... "ucapKu memeluk wanita paruh baya tersebut.

Aku pun berjalan menuju bus dengan iringan lambaian tangan kecil mereka. Saat menaiki bus aku melihat teman-teman seperjuanganku tersenyum dan mencoba menenangkanku. Bus pun melaju menuju bandara dimana pesawat kami sudah siap untuk lepas landas menuju Turki.

The White LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang