(Desember, 2024)
Hari yang panjang berlalu dengan sangat cepat bagi Bayu. Kini dirinya telah tiba di negaranya kembali. Bayu pun berhasil menyelamatkan keempat sahabatnya. Bahkan keempat sahabatnya sudah mendapatkan pertolongan. Namun, rasa terkejut dan luka yang dimiliki Bayu membuat dirinya sedikit lemah. Namun, rona bahagia tidak lantas pudar dari wajahnya. Bayu pun berlari menghampiri Arin untuk menyampaikan kabar baik.
"Arin...kau dimana?"tanya Bayu
"Kak... Liana jatuh sakit sejak sebulan yang lalu. Tubuhnya yang selalu menolak makanan yang diberikan membuat perkembangan penyembuhannya begitu lambat... Hik..s"
Bayu pun mematikan sambungan telepon tersebut dan berlari ke luar rumah sakit mengendarai mobilnya menuju rumah sahabatnya, tempat saat ini Arin berada.
Sesampainya disana Bayu bergegas memasuki rumah dan mendapati miftah adik Liana yang menunduk dalam pelukan Dian.
"Dokter Bayu"ucap Dian
"Dimana Liana?"tanya Bayu kemudian berlari sebelum Dian menjawab.
Sampai di salah satu ruangan Bayu melihat Arin yang tengah merawat Liana yang terbaring di kasur dengan selang infus di tangannya.
"Arin..."
"Kak Bayu...."ucap Arin berlari memeluk Bayu erat dan menumpahkan tangisan di dalam pelukan Bayu.
"Tenanglah... Jelaskan apa yang terjadi pada Liana"ucap Bayu menghapus bekas air mata Arin.
"Kak... Liana mengindap kanker perut stadium tiga. Aku sudah memintanya untuk operasi namun karena tingkat keberhasilan yang rendah membuatnya menolak. Dia menunggu kak Rohman dan kak arya"ucap Arin di sela-sela tangisannya. Bayu pun menghampiri Liana dan membuat gadis tersebut bangun.
"Kak Bayu..."ucap Liana begitu lemah membuat Bayu menunduk.
"Kamu harus dioperasi ya... Kakak akan meminta dokter kanker terbaik di negara ini untuk mengoperasi kamu. Sehingga adik kakak tak perlu khawatir operasi nya tak berjalan lancar"ucap Bayu membuat Liana menangis.
"Liana takut tak bisa bertahan kak.... Liana ingin bertemu kakak dan arya"ucap Liana lirih dengan air mata yang mengalir. Bayu pun mengusap air mata tersebut.
"Kakak akan membawa mereka menemui kamu dengan syarat kamu harus melakukan operasi dahulu"ucap Bayu tak terbantahkan. Liana pun dengan terpaksa mengangguk.
Seminggu penuh Liana menjalani pemeriksaan pra operasi. Sampai akhirnya operasi tersebut berjalan dengan lancar dan sel kanker di tubuhnya telah hilang sempurna. Namun kondisi dirinya yang masih lemah karena kurang nutrisi membuatnya masih terus berbaring di brankar pasien. Liana terkadang menolak asupan makanan seperti saat ini.
"Li... Makan lagi ya... Kamu baru aja operasi beberapa hari yang lalu. Kalau kau tidak makan penyembuhannya akan semakin lambat"ucap Arin tak mendapat respon sedikit pun dari Liana.
"Li... Sarapan dulu ya...."ucap Arin mengelus pucuk kepala ku lembut.
"...."
"Li.... Kau harus makan. Semua akan baik-baik saja. Kakak pasti akan kembali"ucap Arin yang kini menyodorkan sendok berisi sup cream ke mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...