"assalamualaikum"ucap Ku memasuki ruangan kak Husein yang terbuka. Aku mendapati lima sekawan tersebut dalam kondisi yang tak mengenakan. Apa aku baru saja mengganggu perdebatan mereka?. Apa aku salah waktu datangnya?.
"...."
Aku sungguh canggung jadinya. Kenapa malah pada membisu semuanya. Aku menatap Kak Rohman dan aku hanya mendapati dirinya yang masih terdiam dan berusaha menahan ludahnya. Namun seketika Kak Bayu yang heboh menjawab salamku pun membuat semunya menatapku dengan senyum kaku.
"Wa'alaikumussalam... My little bunny... Yok duduk sini samping kakak"ucap Bayu
Saat aku melewati kak Husein dan Arya tanpa peringatan Arya langsung bangkit dari kursinya dan menarikku untuk duduk di kursinya kemudian Arya duduk di kursi samping Kak Bayu. Aku pun hanya mampu terdiam dan tak berani protes.
"Apakah kedatangan Liana gak tepat?"tanya Ku yang masih merasa tak enak.
"Enggak kok Li"jawab Kak Rian yang membuatku tersenyum.
"Kak Rian kelihatan beda dengan saat kuliah dulu"ucapKu mencoba mencairkan suasana.
"Oh ya?!"seru Rian dengan senyum di wajah tegasnya.
"Seragam inspektur nampak keren kak"ucapKu mengacungkan kedua ibu jariku.
"Ah.... Adikku memang pandai menilai pria"ucap Rohman membuat Bayu dan Husein menatapnya dengan jengkel seakan kembali mengingatkan pria tak kenal kondisi satu itu.
"Terserah lah?!"sungut Kak Bayu membuatku menatapnya bingung- enggak, enggak... Bukan kamu kok Li. Ini kakak ngomong ke 4 orang oon ini"ucap Kak Bayu membuat keempat sahabatnya menatap dengan geram.
"Ahh... Ampun gaess. Becanda, ya kan Li?!"
"Hahaha... Iya kak"sahutKu membuat akhirnya semua tersenyum entah karena apa.
🦠
Cantik
Adikku memang cantik
My little bunnyPikiran hati lima sekawan tersebut memang tak pernah masuk logika. Mereka berlima tersenyum melihat tawa renyah wanita yang duduk dihadapan mereka. Kondisi seakan berubah dari gurun pasir menjadi Padang Savana yang begitu sejuk.
"Oh.... Jadi gimana? Maaf Liana telat karena tadi ada tindakan sebentar"ucap Liana dengan senyum. Kelima sekawan tersebut mengangguk dan membalas senyum Liana.
Arya yang menyadari kekaguman keempat sahabatnya pun memilih menggebrak meja yang membuat semuanya terkejut tak terkecuali Liana yang kini mengelus dadanya meredam debaran jantungnya yang baru saja meningkat.
"Gak perlu gebrak juga!"
"Sialan satu ini"
"Orang bodoh emang!"
"Boleh ngebunuh ni anak gak sih?!"
Berbagai umpatan keempat sahabat tersebut akan aksi Arya yang menggebrak meja."Gue meminta kalian semua berkumpul disini karena ada hal penting yang harus gue sampaikan kepada kalian. Ini bukan hanya permasalahan nasional tetapi merupakan masalah internasional"
"Maksud Lo terkait rencana politik internasional dengan WHO"tebak Rohman yang membuat semuanya terkejut kecuali Liana yang sudah mengetahui hal ini.
"Apa maksudnya? Gue dua tahun kuliah dan bergabung dalam WHO?!"seru Bayu menatap kedua sahabatnya dengan tanya.
"Kamu tau mengenai hal ini Li?"tanya Husein yang mendapat anggukan sebagai jawaban. Husein dan Bayu nampak terkejut Liana yang tak termasuk dalam politik dan yang berhubungan dengan itu bahkan mengetahui hal ini. Tak lebih keterkejutan Rian yang menjadi salah satu abdi negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lie
Romance#1Kesehatan #1Rohman #2Mentri #4Pemerintahan # 768kenangan # 11pemerintahan Hati ku tak berani mengatakan yang sebenarnya. Aku takut akan kembali tersakiti -liana Aku hanya seorang manusia biasa. Maaf jika dulu aku menyakiti hati mu. Tak bisakah kau...