Prolog

22.6K 1.7K 43
                                    

"BERANINYA MANUSIA RENDAHAN SEPERTIMU MENYENTUHKU?!"

Teriakan melengking seorang wanita yang tengah diseret dua orang prajurit itu menggelegar sampai ke tiap sudut ruangan besar itu.

Kedua tangannya dibelenggu dengan rantai, memperdengarkan bunyi gemerencing kuat saat dia dilemparkan tepat di depan tangga yang di puncaknya terdapat sebuah singgasana megah yang saat ini sedang diduduki seorang pria yang menatap rendah ke arah si wanita. Rintihan kesakitan keluar dari mulutnya saat badannya menghantam lantai yang keras.

"Kakak."

Pria yang duduk di singgasana memanggil dengan nada datar. Sorot matanya sama sekali tidak berubah saat matanya bertatapan dengan mata wanita yang tampak menyedihkan di bawah sana.

Wanita itu bernama Ilianna. Dulu dia merupakan seorang putri yang sangat disegani dan dihormati, tapi kini orang-orang yang dulu menyanjungnya malah berubah dan menghinanya.

Ilianna mengangkat wajah cantik yang kini terlihat kotor dan dipenuhi amarah. Rambut berwarna emasnya terlihat berkilau seperti biasa, meski penampilannya kacau balau. Sedang iris biru yang seperti memancarkan laut itu kini menyorot bengis sosok pria yang duduk sambil bertopang dagu di singgasana.

"Kau benar-benar sudah kelewatan, Carl!" Wajah Ilianna memerah seiring dengan semakin meningkatnya amarah yang memenuhi dirinya. "Beraninya kau memperlakukanku seperti ini hanya karena wanita sialan itu?!"

Carl mengernyit tidak suka saat mendengar penuturan Ilianna. Dia menggeram, "jangan menghina Rissa lagi. Sudah kuperingatkan berulang kali tapi kau masih belum paham juga?"

"Kenapa kau terus-terusan membela dia?! Aku ini kakakmu!" Teriakan Ilianna semakin kuat. "Aku adalah orang yang sudah membantumu duduk di tempatmu itu, tapi sekarang kau justru berbalik dan mengkhianatiku?! Aku ini seorang putri yang terhormat, tidak pantas diperlakukan serendah ini!"

"Kau pantas mendapatkannya karena sudah mencoba meracuni Rissa di wilayah kekuasaanku sendiri."

"Wanita itu pantas mendapatkannya!" Ilianna semakin menggila. Para prajurit yang ada langsung menahan tubuhnya yang berusaha bangkit dan naik menghampiri Carl yang duduk di singgasana.

Ilianna sudah dibutakan oleh kebencian. Hatinya sudah sangat hitam, sedangkan otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah meluapkan kebencian dan kekesalannya, serta melenyapkan semua yang menjadi sumber kebenciannya.

"Jalang itu merebut Alceo dariku." Ilianna bergumam. Dia menunduk. Matanya semakin meredup dan menghampa. Sorot kebencian dalam mata itu semakin kentara ke permukaan, seperti racun yang seolah sudah menyebar ke seluruh tubuh. Wajah cantik yang kian menunjukkan ekspresi menyeramkan membuat para prajurit yang melihat jadi merinding. Ilianna mendesis, "Alceo bahkan terlihat panik saat melihat si sialan itu keracunan. Kenapa? Padahal akan sangat baik jika wanita itu benar-benar mati karena racun dariku."

Ilianna terpaksa mengangkat wajahnya saat Carl yang tadinya duduk di singgasana tiba-tiba sudah berada di depannya, mencengkeram kuat dagunya dan memaksa Ilianna agar mengangkat kepala dan menatapnya. Sorot mata Carl yang tertuju padanya terlihat menyeramkan. "Aku akan memberimu kematian yang paling menyakitkan di dunia ini jika Rissa benar-benar mati karena racun yang kau berikan. Bersyukurlah, karena sekarang dia masih hidup."

Cuih!

Orang-orang yang ada di ruangan itu menahan napas saat Ilianna justru meludahi wajah Carl dan kini bibirnya malah membentuk seringaian lebar sambil menatap rendah Carl yang terdiam dengan wajah yang menggelap.

"Kau itu bisa jadi Kaisar seperti ini hanya karena beruntung aku mengasihanimu dan memilihmu. Meski setengah darah yang mengalir dalam tubuhmu itu kotor, tapi aku sudah berbaik hati menerimamu karena kau masih menjadi benda yang berguna dan memiliki wajah yang indah." Seringaian Ilianna semakin melebar saat Carl hanya diam saja. Ilianna tidak peduli lagi jika orang-orang yang ada di sana menganggapnya sudah benar-benar jadi gila karena berbicara seperti itu di depan Carl yang sangat membenci orang yang membahas hal tersebut. "Tidak sepantasnya kau memberontak seperti ini. Harusnya kau selamanya terus menuruti perintahku seperti seorang budak yang baik, karena tempatmu itu memang di bawah kakiku--"

Semua terjadi dengan tiba-tiba. Hanya dalam sepersekian detik, Carl menarik pedang salah satu prajurit dan menebas leher Ilianna sebelum dia sempat melanjutkan kata-katanya lagi.

Kepala Ilianna putus dan bergelinding di lantai hingga berhenti tepat di ujung tangga. Para prajurit yang kaget secara spontan langsung melepaskan pegangan mereka pada tubuh Ilianna sehingga tubuh gadis itu tersungkur di lantai dan menciptakan genangan darah dari lehernya yang putus. Para Bangsawan dan para pejabat Pemerintahan yang ada di ruangan itu juga memekik tertahan. Semuanya terlihat pasi. Mata mereka melebar namun tidak ada yang berani bersuara karena tidak ingin semakin menyinggung Carl yang saat ini terlihat seperti akan membunuh siapa saja yang berani menginterupsinya.

Carl menghembuskan napas pelan.

Pedang di tangannya yang menebas Ilannia masih meneteskan darah. Sepatunya juga jadi bersimbah darah karena genangan darah dari tubuh Ilianna mencapai tempatnya berdiri. Lalu mata Carl... terpaku pada kepala Ilannia yang berada di depan tangga.

Carl berjalan mendekatinya. Dia lalu menggunakan kakinya untuk membalikkan kepala Ilianna, membuatnya bisa melihat ekspresi wajah dari kepala buntung tersebut.

Carl tersenyum kosong saat ekspresi wajah Ilianna terlihat buruk dengan mata yang seperti memelotot ke arahnya.

Carl mengangkat pedangnya. Manik birunya meredup.

"Ternyata wajah cantikmu juga bisa terlihat seperti itu saat terpisah dari tubuhmu, ya? Wahai kakakku tersayang."

Dan setelahnya, Carl menancapkan ujung pedang di tangannya pada dahi Ilianna lalu pergi meninggalkan tempat itu tanpa berbalik sama sekali.

Itulah akhir hidup dari Ilianna Agsaina Chloris, putri pertama Kekaisaran Corentus, sekaligus tokoh antagonis dalam novel "Precious Princess".

***

New~

Cerita ini temanya hampir mirip dengan cerita saya yang sebelah. Semoga kalian suka^^
Jangan lupa vote, komen dan share soalnya makin rame saya makin suka~ hoho~

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang