"Ilianna, putriku. Hari ini kau telah berusia delapan belas tahun dan memasuki usia kedewasaanmu."
Ilianna yang duduk bersimpuh di depan tangga takhta kaisar menunduk hormat. Di atas sana, Rufa yang duduk di singgasananya menatap lembut ke arahnya. Sedangkan di sekelilingnya penuh dengan para Bangsawan tinggi yang kali ini hadir untuk mengucapkan selamat padanya.
Perayaan ini sengaja diadakan oleh sang kaisar. Rufa bilang, karena upacara kedewasaan Ilianna yang harusnya diadakan malam ini ditunda, jadi sebagai gantinya dia menyiapkan perayaan lain. Dan tentu saja Ilianna menerimanya dengan sukarela.
"Kau telah tumbuh dengan sangat baik selama ini, bahkan telah menjadi semakin bijaksana dan cantik." Rufa mengulas senyuman tipis. "Sama seperti ibumu, sang permaisuri. Dia ... meski dia telah pergi dari sisi kita, tapi dia telah mewariskan banyak hal padamu."
Ilianna tidak menunjukkan reaksi yang berarti saat Rufa tiba-tiba mengungkit tentang permaisuri yang telah tiada. Hanya saja, mata gadis itu menunjukkan hal yang sebaliknya.
Ilianna merasa muak saat Rufa seolah-olah menjadi sangat mencintai istrinya yang sudah mati. Seolah pria itu sangat merindukannya dan ikut terharu saat putri yang ditinggalkan sang istri telah menjadi dewasa dan mulai mirip dengan ibunya.
Rufa bersikap seolah-olah dia tidak punya dosa terhadap permaisuri yang telah mati.
Itu membuat perasaan Ilianna memburuk. Meski bisa dibilang dia bukan Ilianna yang asli dan permaisuri bukan ibu kandungnya, tapi perasaan yang ditinggalkan oleh Ilianna yang asli juga jadi merasukinya. Selain itu, dia telah membaca keseluruhan novelnya jadi dia mengetahui segalanya.
Secara alami Ilianna jadi ikut membenci Rufa.
Lagipula kalau Rufa benar-benar mencintai permaisuri, dia tidak akan memiliki banyak anak dengan wanita lain kan?
Ah, walau pun tentunya Ilianna senang karena Carl jadi terlahir.
"Hari ini harusnya pesta upacara kedewasaanmu dilaksanakan, tapi karena permintaanmu, pesta itu harus ditunda."
"Ya, Baginda." Ilianna kali ini menjawab karena Rufa menyinggung soal pesta. "Saya ingin melakukan seperti yang telah saya katakan pada Baginda."
"Carlson."
Panggilan Rufa kali ini membuat baik Carl dan Ilianna sama-sama terkejut. Ilianna segera mengangkat wajah dan melihat pada Carl yang langsung maju dan berdiri di dekatnya karena panggilan Rufa.
"Ya, Baginda." Carl membungkuk hormat. Menunggu setiap perkataan yang akan diucapkan Rufa.
"Ilianna bilang ingin melaksanakan perayaan kedewasaannya bersama denganmu."
Pernyataan Rufa membuat orang-orang yang baru mengetahuinya jadi terlihat kaget. Semua tampak penasaran, memandang Ilianna dan Carl dengan mata yang menyala. Mereka bertanya-tanya apa maksud dari permintaan Ilianna yang nantinya justru akan merugikannya dalam perebutan takhta nanti. Ah, atau mungkinkah ....
Semua orang mulai berspekulasi. Mereka fokus pada apa yang terjadi di depan mata mereka dan beberapa mulai memikirkan langkah ke depannya. Mungkin hanya sekedar firasat, tapi ... mereka merasa akan ada hal besar yang akan terjadi kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...