40. Takdir Yang Mulai Berubah

1.6K 189 18
                                    

"Meski itu adalah Anda yang begitu dihormati, reputasi Anda tetap bisa tercemar, Tuan."

Alceo tetap bergeming di tempatnya. Mata pria itu menyorot ke depan dengan lebar dan tanpa berkedip. Cukup lama terdiam hingga akhirnya pria itu bisa mengolah apa yang disampaikan Yeruton.

"Aku ... mengerti." Alceo berucap pelan.

Cornel rasanya terharu dan seperti akan meneteskan air mata karena mengira penjelasan Yeruton sepertinya berhasil menjangkau pemahaman Alceo. Saling bertatapan dengan Venez, keduanya segera menghembuskan napas lega.

Setelah itu Cornel kembali melihat pada sang Tuan dengan bersemangat. Baru saja dia akan membuka mulutnya, Alceo kembali bersuara.

"Orang sepertiku memang seharusnya mendapatkan calon istri terbaik."

"Eh?"

Alceo mengangguk-angguk tampak seperti menyadari sesuatu. Tidak ambil pusing dengan raut wajah bawahannya yang kini terlihat aneh, pria itu mengangkat dagu dengan bangga. "Aku mengerti kekhawatiran kalian. Orang yang akan menjadi pasanganku memang haruslah memiliki kualitas terbaik."

"Tuan putri Ilianna memang sempurna dari segala aspek." Pria itu terlihat seperti sedang menganalisis dan menimbang sesuatu. Dia terlihat sangat serius saat melakukannya. "Latar belakang putri tidak perlu diragukan. Sikap dan perilakunya juga tanpa cela meski ada cukup banyak rumor buruk tentangnya. Setiap gerakannya begitu anggun dengan tata krama yang sempurna."

"Kecantikan putri juga adalah sesuatu yang tidak bisa ditemukan pada gadis mana pun di Kekaisaran ini. Rambut emasnya sangat cantik, apalagi saat berkilau terkena sinar matahari. Mata birunya yang seperti memancarkan laut itu pun seolah memberi ketenangan bagi orang yang melihat ke dalamnya."

Alceo kembali mengingat pertemuannya dengan Ilianna. Tentang bagaimana penampilan Ilianna di matanya, tentang bagaimana suara Ilianna yang lembut namun juga tegas seperti memiliki sihir yang dapat membuat orang tunduk pada setiap perkataannya, juga tentang bagaimana Ilianna yang seperti berusaha membangun tembok untuk membuat orang tidak bisa mendekatinya dengan mudah, yang justru malah membuat orang-orang semakin ingin meraih tempat di sisinya.

Semakin Alceo memikirkannya, jawaban yang muncul di pikirannya semakin jelas.

"Putri adalah orang yang paling sesuai dengan semua kriteria untuk calon pasanganku. Hanya saja, putri bukanlah tipeku."

Hanya keheningan yang menyambut Alceo saat dia menyelesaikan semua ucapannya. Semua orang berusaha keras memahami maksud ucapan Alceo sampai kepala mereka terasa pening. Semua kebingungan dan terheran-heran, apalagi Alceo terlihat benar-benar tidak merasa ada sesuatu yang salah dengan ucapannya.

Para bawahan Alceo bingung bagaimana harus menanggapinya? Semua ucapan sang tuan terlalu kontras. Rasanya sekarang mereka sangat membutuhkan kepastian dari sang Tuan.   

"Anda benar-benar yakin tidak sedang jatuh cinta?" Venez yang bertanya.

"Mana mungkin!"

"Tidakkah Anda sadar bahwa semua ucapan Anda tentang Yang Mulia penuh dengan pujian, Tuan?" Kali ini Yeruton yang tidak bisa menahan diri untuk ikut memastikan. "Anda sekarang terdengar seperti Venez saat dia sedang memuji tunangannya."

"Aku tidak seperti itu!"

"Kalau begitu menjauhlah dari Tuan Putri." Cornel menyerang dengan tepat sasaran.

Alceo tidak bisa langsung menjawab. Pria itu berdeham dan mengalihkan wajah. "Mana bisa begitu. Urusanku dengan Tuan Putri belum selesai."

Ya. Alceo seperti ini hanya karena ada hal yang harus dia selesaikan ....

Iya, kan?

***

"Aku ... sudah memperbaiki hubunganku dan Ilianna. Mulai sekarang tidak perlu menyembunyikan apapun darinya."

Ucapan Carl menjadi perintah untuk dua orang di depannya. Giberion dan Zair sempat saling melirik satu sama lain kemudian kembali fokus pada sang pangeran yang duduk di balik meja kerjanya dengan tenang.

"Ilianna bilang akan mendukungku, jadi ke depannya dia akan dilibatkan dalam setiap rencana kita."

"Pada akhirnya, Tuan Putri benar-benar bergabung, ya." Giberion menghela napas dengan pelan. Memang masih ada sedikit keraguan yang dia rasakan, tapi dia memutuskan untuk tidak akan membiarkan keraguan itu semakin bertumbuh dan menjadi kecurigaan. "Bagaimana pun, pihak kita memang sangat diuntungkan jika putri mau memberikan dukungan. Dengan ini, lawan yang tersisa pun jadi berkurang."

Zair mengangguk atas ucapan Giberion. Apa yang disampaikan Giberion sangat tepat. Jika sang putri bergabung di pihak mereka, akan ada banyak keuntungan yang bisa mereka raih. Lawan yang harus diwaspadai pun hanya tersisa pangeran pertama dan semua pendukungnya.

"Tapi keselamatan kakak harus tetap diutamakan." Ekspresi Carl menjadi lebih serius saat mengatakannya. Sorot mata birunya semakin dalam. "Sebelum posisi kita stabil, informasi tentang pengunduran diri kakak dalam suksesi takhta harus dirahasiakan dari semua orang. Ini akan akan menjaga kakak tetap aman, sekaligus agar tidak memancing kewaspadaan yang tidak perlu dari pihak lawan."

"Kali ini saya setuju. Mengumumkan hal ini ke publik sekarang bisa jadi seperti pedang bermata dua yang memiliki kemungkinan akan merugikan kita." Giberion terlihat berpikir dengan keras saat menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. "Bagaimana pun, opini publik tentang Anda belum terlalu bagus. Fondasi kita masih sangat rentan jika dibandingkan dengan pangeran Damian. Kalau putri mengumumkannya sekarang, besar kemungkinan para bangsawan akan langsung memihak pada pangeran Damian."

Carl menutup mulutnya. Manik birunya berkilat untuk sesaat.

Carl pun tahu. Carl sadar, bahwa kekuatan yang dia miliki memang masih sangat kurang dibandingkan dengan yang Damien atau orang lain di istana ini miliki. Karena itu sejak dulu Carl berusaha lebih keras dari siapa pun. Carl telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk merangkak naik sampai ke tempatnya sekarang.

Sayangnya, semua masih terlalu rapuh. Carl akan bisa langsung jatuh jika melakukan satu kesalahan. Karena itu semua harus sempurna. Semua langkah yang diambil jarus direncanakan dengan sangat sempurna.

Meski begitu, hal yang paling dikhawatirkan Carl sekarang ... adalah Ilianna.

Selama ini Ilianna bisa tetap aman karena menjadi orang yang berpotensi paling besar atas takhta. Meski banyak orang yang tidak menyukai gadis itu, mereka tidak bisa sembarangan menyentuh Ilianna salah satu alasannya adalah karena Ilianna memiliki peluang tinggi untuk mewarisi takhta. Namun jika gadis itu tiba-tiba mengumumkan kalau dia akan melepas hak istimewa yang dia miliki, maka tidak sedikit orang yang akan menargetkannya.

Carl mengepalkan tangannya. Hatinya penuh dengan tekad yang kuat untuk melindungi sang kakak yang telah menunjukkan pengorbanan yang begitu besar.

Carl ... akan tumbuh lebih kuat lagi. Dia akan mengokohkan posisinya dan tidak akan membiarkan ketidakberdayaannya menghancurkan dirinya ... dan orang-orang yang dia sayangi.

***

Tbc.

Wow, hi. Ketemu lagi setelah sekian lama:)

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang