3. Apa Yang Direncanakan?

11.6K 1.4K 25
                                    

"Sebenarnya ... apa yang kakak rencanakan?"

Carl menatap lekat Ilianna, menilik ekspresi wajah gadis itu. Dia mencoba mencari tahu isi pikiran Ilianna yang sebenarnya.

Sebenarnya, apa yang sedang gadis itu pikirkan?

Carl yakin, dibalik wajah tenang itu pasti ada sesuatu yang sedang dipikirkan otak gadis itu. Tapi Carl sama sekali tidak tahu apa?

Bulan lalu, Ilianna mengalami kecelakaan. Dan setelah itu, seolah yang mengisi tubuhnya adalah orang lain, Ilianna jadi berubah.

Dia tiba-tiba pergi dari istana dengan alasan pemulihannya tanpa memberi tahu atau pun menemui Carl. Padahal dengan usaha Carl selama ini, dia berhasil mengendalikan Ilianna dan membuat gadis itu selalu menempatkan Carl di sisinya.

Karena walau orang lain mengira Carl adalah 'boneka' atau 'benda' kesayangan Ilianna, tapi nyatanya Ilianna-lah yang berada dalam kendali Carl. Semua perbuatan Ilianna, keputusannya, dan perintahnya selalu berdasarkan apa yang Carl mau.

Carl sangat yakin Ilianna sudah berhasil dia kendalikan.

Tapi mulai sejak kejadian bulan lalu, Ilianna seperti berubah jadi orang lain. Mata-mata yang Carl tempatkan di sisi Ilianna pun mengatakan bahwa Ilianna telah berubah.

Ilianna yang dulu hanya seorang putri arogan, bodoh dan suka berlaku semaunya tanpa memedulikan orang lain, kini dia bersikap dengan lebih tenang dan penuh perhitungan. Ilianna tampak lebih pintar dan tidak gegabah lagi. Mata-mata itu bilang, Ilianna sekarang sudah tidak mempan dipengaruhi lagi.

Bahkan Carl bisa merasakan kalau aura gadis itu... jadi berbeda.

Carl awalnya tidak percaya. Bagaimana mungkin, kan, orang berubah sebanyak itu hanya dalam waktu singkat? Tapi melihat Ilianna yang saat ini berdiri di depannya, Carl juga jadi menyadarinya.

Ilianna... sudah tidak mudah untuk dihadapinya lagi.

"Ah!" Ilianna bertepuk tangan sekali. Wajahnya terlihat bercahaya. Dia menatap Carl dengan antusias. "Apakah adikku sekarang sedang merajuk karena aku tiba-tiba pergi meninggalkanmu?"

"A-apa?" Carl melongo. Keningnya berkerut dalam. Dia menatap Ilianna dengan tatapan aneh dan bingung. "Aku? M-merajuk?"

"Hm!" Ilianna mengangguk semangat. "Bukankah dulu kau selalu ingin berada dekat denganku?"

"Itukan saat masih kecil. Sekarang aku sudah bukan anak kecil lagi."

"Ey~ Bagiku kau tetap adik kecilku yang lucu~"

Ilianna tertawa merdu. Carl terdiam. Pemuda itu lalu menghela napas dan berdiri.

"Duduklah di sana, kakak. Di sini terlalu dingin." Carl mendorong pelan tubuh Ilianna agar menjauh.

Setelah menyalakan lilin dan menutup jendelanya, Carl mengambil kain tebal yang halus lalu menyampirkannya pada bahu Ilianna yang kini sedang duduk di sofa.

"Terima kasih." Ilianna menjawab sambil tersenyum manis. Dia mengeratkan kain itu ke tubuhnya.

Carl tidak menjawab. Dia pergi ke arah pintu lalu membukanya sedikit.

Dua orang prajurit yang dia tugaskan untuk berjaga di depan kamarnya dan yang tadi menghalangi Ilianna terlihat terkejut dan takut saat melihatnya. Mungkin mereka berpikir Carl akan menghukum mereka karena gagal melaksanakan perintah.

"Pergi dan suruh pelayan buatkan teh yang hangat untuk Putri." Carl hanya langsung memberi perintah sebelum dua prajurit itu sempat bersuara dan kembali menutup kembali pintu tersebut.

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang