"Yang Mulia, surat dari Duke Kredain tiba beberapa saat yang lalu." Giberion mulai berucap dengan nada serius setelah membungkuk memberi salam pada sang pangeran yang baru tiba. "Apakah Anda ingin mendengar laporannya di sini atau Anda ingin kembali ke istana Anda?"
"Di sini saja." Carl membalas dengan ringan setelah melihat sekelilingnya yang tampak sepi. Sepertinya, di taman yang cukup rindang ini hanya ada mereka berdua, jadi kecil kemungkinan informasi untuk bocor. Pria itu lalu melihat kembali pada bawahannya. "Jadi, ada apa?"
"Duke Kredain melaporkan bahwa beberapa Bangsawan mulai menunjukkan keberpihakkan mereka pada Anda. Sepertinya, apa yang terjadi di hari ulang tahun putri mulai menggoyahkan mereka."
Laporan Giberion membuat mata biru Carl terlihat berkilat untuk sesaat. Sudut bibir pria itu terangkat sedikit. Tanpa perlu ditanya lagi, Carl jelas menyukai situasi yang sedang terjadi.
"Marquess Escpleas dan Count Revendur telah menyatakan dukungan mereka pada Anda secara resmi, dan telah menyerahkan surat perjanjian pada Duke Kredain." Giberion melanjutkan laporannya dengan teliti. "Menurut informasi yang diberikan oleh Duke Kredain, seluruh anggota fraksi akan mengadakan pertemuan beberapa hari lagi untuk menyusun rencana baru, tetapi juga pertemuan itu akan digunakan sebagai umpan untuk menarik sepenuhnya orang-orang yang masih ragu. Jadi, Duke berharap agar Anda bisa hadir meski hanya sesaat."
"Tentu. Sampaikan padanya bahwa aku akan hadir." Sudut bibir Carl tertarik semakin lebar, menampilkan senyuman yang indah namun tampak mematikan disaat yang bersamaan. "Aku harus memberikan apresiasi pada orang-orang yang mau tunduk padaku, kan?"
"Saya akan mempersiapkan segalanya agar tidak ada informasi yang terdengar oleh Kaisar atau pun pihak musuh." Giberion mengangguk dengan patuh. "Ah, lalu mengenai hal yang Anda perintahkan sebelumnya mengenai Duke Igzaria."
"Apa sudah ada perkembangan?"
"Sayangnya, tidak ada perkembangan apa-apa, Yang Mulia. Duke Igzaria tetap mempertahankan jarak dengan semua pihak. Meski beberapa Bangsawan yang berada di bawahnya kini berada dalam fraksi Pangeran Pertama, dan ada juga beberapa yang mulai goyah dan terlihat ingin berpihak pada Anda. Namun Duke Igzaria masih tetap tegas. Sepertinya, Duke ingin tetap netral sampai akhir."
Dahi Carl bergerak sedikit membentuk sebuah kerutan yang cukup samar. Pria itu terlihat berpikir keras. Sorot matanya terlihat tajam dan dalam.
"Padahal akan bagus jika dia mau berpihak padaku." Carl bergumam.
Duke Igzaria merupakan satu-satunya Duke yang saat ini tidak bergabung dengan fraksi mana pun. Dia bersikap netral dan selalu menolak untuk berpihak. Sejak awal, Duke Igzaria memang adalah pria keras kepala dengan pendirian yang kokoh. Karena itu sangat sulit untuk mendapatkan dukungannya.
Tidak hanya menolak untuk berpihak pada Carl, tapi Duke Igzaria juga menolak untuk berpihak pada Damien. Dia selalu menolak dengan tegas tawaran-tawaran menggiurkan dari berbagai pihak sehingga membuat Carl merasa cukup tidak tenang.
"Jika Duke Igzaria mau menyatakan dukungan pada Anda, kita bisa menyelesaikan permainan dengan mudah." Suara Giberion kembali terdengar. Matanya menatap Carl dengan sorot yang tidak dapat diartikan. "Ini hanya perkiraan saya saja, tapi ... Duke Igzaria mungkin memiliki pilihannya sendiri meski pun tidak ditunjukkan secara terang-terangan."
Suasana hati Carl rasanya berubah buruk setelah mendengar hal itu. Tangannya terkepal erat. Ekspresi wajahnya mengeras. "Siapa?"
Rasanya Carl akan sangat marah jika orang yang dimaksud Giberion adalah Damien.
Diantara semua orang yang dibenci Carl, Damien berada di peringkat teratas. Carl sangat membenci pria itu hingga dia ingin sekali mencabik-cabik Damien setiap kali melihat wajah menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomansaIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...