Hari itu, Ibukota Kekaisaran ramai dengan berbagai perayaan yang diadakan di seluruh penjuru Kekaisaran. Orang-orang menari-nari dan bernyanyi memenuhi jalanan kota yang terlihat padat.
Seluruh rakyat di Kekaisaran, khususnya di Ibukota merayakan kemenangan yang dibawa oleh pasukan yang dipimpin langsung oleh Grand Duke Esterus. Semua pujian dilayangkan untuk kemenangan sang Grand Duke. Bahkan diantara rakyat tercipta sebuah lagu untuk memuji sang pahlawan :
"Seorang pahlawan yang dikirim sang dewi untuk mengalahkan para orang barbar. Grand Duke Esterus yang membawa kemenangan bagi Corentus dan menghukum mereka yang berani menghina Kaisar."
Lagu itu berkumandang di seluruh penjuru Kekaisaran saat di dalam istana, upacara penghargaan tengah dilaksanakan.
Upacara megah yang diadakan di halaman Istana Kekaisaran itu dipenuhi banyak orang dari berbagai kalangan. Bukan hanya para Bangsawan saja, tapi rakyat yang hadir menimbulkan kerumunan padat karena Kaisar secara khusus membuka gerbang Istana untuk Upacara ini.
Kaisar sendiri yang memimpin jalannya upacara. Raut wajah pria itu terlihat sangat cerah saat dia memberkati dan menghadiahi para ksatria yang berhasil selamat dan pulang membawa kemenangan atas perang yang bertahun-tahun telah sangat merugikan kekaisaran itu.
Di tempatnya, tepatnya di atas salah satu balkon di samping halaman istana, Carl yang belum melaksanakan upacara kedewasaannya hanya bisa berdiri diam dan memandang ke arah panggung tempat Kaisar berdiri.
"Kau sudah memastikan keberadaannya?"
Carl berucap tanpa menoleh pada pria yang baru saja tiba.
"Zavilus telah memastikannya." Giberion menunduk hormat sejenak lalu menyampaikan laporannya, "dia telah memastikan kalau Putri kini sedang ada di istananya."
Mendengar jawaban itu, Carl langsung menoleh dan mengernyit pada sang bawahan. "Jadi kau tidak memastikannya secara langsung?"
Giberion hanya menghela napas. Dia tidak terlihat gugup atau takut meski Carl mulai menunjukkan tanda-tanda yang kurang mengenakkan. Pria itu berucap ringan, "Yang Mulia, jika menyangkut hal seperti ini saya yakin anda pasti lebih memercayai penyelidikan Zavilus daripada saya. Jadi, kenapa Anda ingin menyulitkan saya?"
"Kau memang tidak berguna." Carl menghina, namun dia tidak memprotes lebih lanjut karena ucapan Giberion benar.
Carl kembali meluruskan pandangan. Sorot matanya terlihat rumit setelah mendengar laporan itu. Dia kebingungan setengah mati. Carl sama sekali tidak tahu apa yang ada di isi pikiran Ilianna meski dia sudah menerka-nerka selama ini.
Sejujurnya, perubahan Ilianna membuat Carl bingung. Carl tidak mengerti, Ilianna terlihat semakin tulus padanya. Seolah semua yang Ilianna lakukan hanya untuk kebaikan Carl. Semua itu terasa membebani.
Karena Carl jadi tidak bisa lagi leluasa membenci Ilianna seperti sebelumnya.
"Oh?" Sudut bibit Carl terangkat dengan mata yang memandang sinis saat netra birunya menangkap sosok yang dikenalinya. "Mereka benar-benar tidak melewatkan satu kesempatan pun."
"Mereka itu memang sangat gigih." Giberion berdecak dan geleng-geleng setelah mendapati objek yang dimaksud Carl.
Carl tertawa sinis. Di bawah sana, ada Damien bersama Ibunya, selir Lebecca. Kedua orang itu duduk di tempat yang disediakan khusus untuk anggota keluarga Kekaisaran yang telah memasuki usia dewasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...