"Ilianna Chloris menghadap sang Matahari Agung Kekaisaran. Semoga musim semi dari sang dewi selalu mewarnai kehidupan Anda."
Ilianna membungkuk dengan anggun dan memberi sapaan dengan penuh rasa hormat. Di depannya, Rufa yang tersenyum senang menatap gadis itu dengan kepuasan yang jelas di wajahnya.
"Kau tidak perlu bersikap terlalu kaku di pertemuan antara ayah dan anak ini, putriku." Pria yang umurnya sudah tidak muda lagi memberi isyarat pada Ilianna dengan tangannya, "ayo, duduklah di depanku."
"Terima kasih atas kebaikan Anda, Baginda."
Ilianna mengulas sebuah senyuman dan mengambil tempat duduk di sofa yang terletak berhadapan dengan Kaisar.
"Bagaimana kabarmu setelah kembali lagi ke Istana?"
Kaisar memulai pembicaraan.
Para pelayan langsung dengan cekatan melaksanakan tugas mereka di bawah arahan Desharn. Mereka mulai menuangkan teh pada cangkir Kaisar dan juga Ilianna. Setelah itu mereka kembali berdiri sigap di belakang Desharn dan menunggu perintah.
Sedangkan para pelayan Ilianna diperintahkan untuk menunggu di luar. Ilianna memang sengaja melakukannya setelah memberi perintah pada Seclyn dan Zeran untuk menjaga agar tidak ada orang yang mengganggu pertemuan ini.
"Berkat perhatian Anda, saya telah pulih dengan baik." Ilianna menjawab dengan lembut dan penuh kasih. Dia menyeruput tehnya dengan gerakan anggun dan hati-hati saat Kaisar mempersilahkan dan minum terlebih dahulu.
Gadis itu lalu mengulas senyuman lembut, "terima kasih telah mengkhawatirkan saya, Baginda. Saya sangat senang mengetahui bahwa Baginda sangat memedulikan saya."
"Tentu saja, mana mungkin aku mengabaikan putriku satu-satunya?"
Rufa Elio Chloris. Orang yang saat ini menyandang nama tengah 'Elio' dan menjadi Kaisar yang memerintah kekaisaran Corentus ini.
Dia adalah ayah Ilianna, dan juga orang yang nantinya akan menerima Rissa menjadi bagian keluarga Kekaisaran.
Ilianna mempertahankan senyuman di wajahnya. Dia harus membangun citra diri yang baik di depan orang tua ini. Karena orang ini akan bisa menjadi bantuan yang sangat berguna bagi Ilianna. Mendapat dukungan dari Kaisar akan sangat membantu Ilianna untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
"Mendengar putriku yang berbicara semanis ini, sepertinya kau telah benar-benar berubah." Tatapan Rufa pada Ilianna melembut. "Putriku ini sudah menjadi lebih dewasa."
"Saya sungguh malu dengan semua sikap egois dan kekanakan saya yang dulu." Ilianna memasang wajah yang terlihat menyesal. Kepala yang tertunduk dan mata yang menyorot layu seolah menunjukkan penyesalan yang mendalam itu berhasil membuat Kaisar dan semua pelayan yang ada di ruangan itu merasa trenyuh. "Saya telah dewasa sekarang, dan saya juga telah menyadari semua kesalahan saya."
"Saya tidak ingin mendukakan hati Baginda--tidak," Ilianna tiba-tiba mengangkat wajah, melihat Rufa dengan mata sayunya. Gadis itu melanjutkan ucapannya yang sempat terjeda dan memanggil, "ayah."
Rufa membeku setelah mendengar kata yang keluar dari mulut Ilianna. Para pelayan yang ada di sana juga terkejut sama sepertinya. Mata Rufa sampai melebar dengan tatapan tak percaya.
Pria itu membuka mulutnya yang bergetar, "a-apa... tadi?"
"Saya tidak akan membuat ayah sedih lagi dengan semua tindakan saya." Ilianna terlihat serius. Gadis itu tiba-tiba berdiri dan duduk di dekat kaki Rufa membuat pria itu semakin terkesiap. "Saya akan menjaga sikap saya, melatih diri saya dengan segenap hati agar saya bisa menjadi putri yang membuat ayah senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...