Suasana di ruangan Carl dipenuhi haru. Para pelayan yang ada di sana hatinya ikut menghangat melihat hubungan baik kakak-beradik itu. Tentunya, mereka semua langsung tertegun saat Carl menangis.
Tidak ada satu pun para pelayan yang menyangka bahwa Carl akan meneteskan air mata. Apalagi, para pelayan Carl yang tahu betul sifat sang pangeran. Ini ... benar-benar hal yang tidak dapat dipercaya.
Sebagai Kepala Pelayan Carl, Zavilus tahu membaca situasi. Dia segera membalikkan badan, dan memelototi para pelayan untuk menyuruh mereka menjaga pandangan. Zavilus bersikap tegas, tidak ingin harga diri sang pangeran jatuh di depan para bawahannya, juga tidak ingin ada rumor yang tersebar.
Selama ini Carl selalu membangun citra diri yang berwibawa, berani, dan kuat. Zavilus tidak ingin reputasi Carl tercoreng oleh apa pun.
Tapi ... sepertinya keinginan Zavilus tidak bisa sepenuhnya terkabul. Dewi keberuntungan sepertinya belum berpihak padanya.
"Yang Mulia, hadiah dari Baginda telah--ya ampun. Kenapa Anda terlihat menyedihkan?"
Kedatangan Giberion yang tiba-tiba bersama Zair seperti merusak momen haru yang ada. Giberion dengan mulut blak-blakannya langsung mengomentari Carl saat dia baru saja masuk. Membuat Carl langsung melepas pelukan dan buru-buru menggosok pipinya yang basah dengan tangan.
Baik Giberion dan Zair sama-sama terkejut. Padahal mereka hanya keluar sebentar, tapi saat kembali mereka langsung dipaparkan dengan pelukan hangat antara Ilianna dan Carl, dengan Carl yang memiliki ekspresi menyedihkan di wajahnya dan saat ini bahkan masih menghapus jejak air mata di wajah itu.
"Astaga, Anda menangis?" Giberion bertanya dengan sangat berterus terang.
Zavilus langsung memelototinya. Memberi tatapan tajam yang penuh permusuhan. Beruntung Zair cukup peka, jadi dia segera menyikut pinggang Giberion dengan cukup keras.
"Hei, apa-apaan kau ini?!" Giberion protes. Menatap tajam pada Zair yang balas mendelik.
Giberion berdecak pelan. Padahal dia masih penasaran karena ini pertama kalinya dia melihat Carl menangis dan terlihat menyedihkan. Tapi semua orang memelototinya, dan Carl di depan sana juga sudah menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Ah, sudahlah! Pokoknya, Kepala Pelayan Istana Kaisar secara khusus datang untuk mengantarkan hadiah dari Baginda."
"Suruh dia masuk." Carl berdeham saat suaranya terdengar sedikit serak.
Lalu atas persetujuan Carl, Jouvic, sang Kepala Pelayan Pria Istana Kaisar itu masuk dengan diikuti beberapa pelayan yang membawakan berbagai jenis hadiah. Carl hanya menatap datar. Sebagai bentuk formalitas Rufa memang mengirimkan hadiah setiap tahunnya. Meski ... ini memang pertama kalinya hadiah itu diantar langsung oleh kepala pelayan istananya.
"Salam untuk Yang Mulia Pangeran Kedua, dan Yang Mulia Putri. Semoga musim semi dewi selalu bersama Anda berdua." Jouvic langsung menunduk begitu tiba di depan Carl dan Ilianna. "Yang Mulia, saya datang atas perintah langsung dari Baginda."
Ilianna dan Carl sempat saling melirik saat mendengar hal itu. Cukup aneh, karena saat ulang tahun Ilianna saja yang mengantarkan hadiah hanya pelayan biasa.
"Baginda telah menyiapkan hadiah-hadiah ini secara khusus untuk Yang Mulia Pangeran. Semuanya adalah yang terbaik dari yang terbaik, karena itu Baginda berharap Yang Mulia Pangeran akan menyukainya."
"Baginda memedulikanku sampai seperti ini, aku tentu saja sangat senang." Carl tersenyum simpul. Seperti biasa, dia menunjukkan topengnya di depan orang kaisar. "Aku akan menyampaikan rasa terima kasihku secara langsung pada Baginda."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...