"Ayah, sebenarnya saya memiliki satu permintaan."
Ucapan Ilianna sepertinya berhasil membuyarkan pikiran Rufa. Pria itu kembali mengangkat wajah, berdeham singkat dan menjawab.
"Katakan, apa yang kau inginkan? Ayahmu ini pasti akan mengabulkan semua keinginanmu."
"Ini mungkin sesuatu yang tidak terlalu penting, tapi..." Ilianna sengaja terlihat ragu-ragu. "Ini menyangkut perayaan kedewasaan saya."
"Ah, kau benar. Hari ulang tahunmu akan segera tiba, begitu juga dengan perayaan kedewasaanmu." Rufa tersenyum lebar. "Katakan. Apa yang kau inginkan sebagai hadiah? Aku pasti akan memberikannya, apapun itu."
"Benarkah?"
Ilianna membulatkan mata, seolah kaget dengan pernyataan Rufa.
"Tentu saja. Semua yang kau inginkan pasti akan kuturuti."
Ilianna tersenyum lebar. "Kalau begitu, saya ingin agar Perayaan Kedewasaan saya dan Carl disatukan."
Tepat saat mendengar permintaan Ilianna, ekspresi Rufa langsung berubah. Ketidaksukaan yang sangat jelas terpampang di wajah pria yang beberapa tahun lagi akan memasuki usia senjanya itu.
"Omong kosong apa ini, Ilianna? Bagaimana bisa kau meminta sesuatu yang tidak masuk akal seperti ini?" Ekspresi wajah Rufa mengeras. Pria itu terlihat geram namun masih berusaha mengontrol emosinya. "Apa anak itu yang memaksamu?"
"Carl tidak pernah memaksa saya. Ini adalah hal yang memang saya inginkan, ayah." Ilianna berucap tegas namun tetap berusaha terdengar lembut. "Lagipula kenapa ini jadi tidak masuk akal? Carl adalah adik saya, dan ulang tahun kami juga berdekatan. Jadi saya ingin merayakan kedewasaan kami bersama."
"Apa kau tidak mengerti sepenting apa Perayaan Kedewasaan, terlebih untuk seorang Putri Kekaisaran sepertimu? Melakukan Upacara Kedewasaan bersama dengan anak itu tidak akan berdampak baik untukmu."
"Kenapa tidak? Jika saya adalah seorang Putri, maka Carl juga adalah seorang Pangeran. Kami berdua sama-sama adalah 'Bintang' dari Kekaisaran ini."
"Tapi kalian berbeda!" Rufa meninggikan suaranya. "Kau adalah putriku dan Permaisuri, sedangkan dia--"
"Dia juga adalah anak ayah." Ilianna memotong ucapan Rufa lalu tersenyum manis saat Rufa menatapnya tajam. "Ayah sendiri yang membawa Carl ke mari, dan memperkenalkan dia sebagai anak ayah. Sejak saat itu, Carl telah menjadi adik saya. Jadi apa yang salah dengan merayakan kedewasaan bersama dengan adik yang sangat saya sayangi?"
Rufa menghela napas berat. Pria itu memijat pelipisnya dengan sebelah tangan. Dia ingin menyanggah namun semua yang dikatakan Ilianna itu benar. Rufa sendiri yang telah membawa Carl masuk ke istana, dan mengenalkannya sebagai Pangeran Kedua Kekaisaran Corentus ini.
"Baiklah. Jika itu yang kau inginkan, aku akan mengijinkannya."
Senyum cerah langsung menghiasi wajah Ilianna. Dia ingin melompat kegirangan, dan berlari menuju Istana Carl untuk memberitahu tentang persetujuan ini, tapi masih ada satu hal penting yang tidak boleh terlupakan.
"Saya memiliki satu permintaan lagi, jika ayah tidak keberatan."
"Ada lagi?"
"Ya." Ilianna mengangguk. "Saya ingin nama tengah yang mirip dengan Carl."
Ucapan Ilianna membuat semua yang ada di ruangan itu terkejut bukan main. Bahkan Desharn yang selalu mempertahankan ketenangannya kini melihat Ilianna dengan mata yang setengah melotot.
Memangnya apa nama tengah itu?
Itu bukan sekedar nama tengah biasa. Itu adalah nama yang diberikan oleh Penguasa Tertinggi, dalam hal ini Kaisar, kepada para Pangeran dan Putri yang telah memasuki usia dewasa. Nama tengah itu merupakan hal yang sangat penting, bahkan seperti 'takdir' yang ditetapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...