2. Carlson Chloris

12.8K 1.6K 15
                                    

Sejak pertama kali Ilianna menginjakkan kakinya di sebuah bangunan istana yang bernuansa putih itu, dia langsung jadi pusat perhatian.

Semua pelayan dan prajurit yang berpapasan dengannya hanya memberi hormat lalu setelah Ilianna lewat, mereka menatapnya dengan tidak nyaman seolah Ilianna tidak seharusnya berada di sana sekarang.

Mereka semua terlihat canggung melihat kemunculannya yang tiba-tiba. Namun Ilianna memilih untuk tidak memedulikan mereka. Ilianna juga tahu alasan mereka jadi tidak nyaman dengan kehadirannya.

Bagaimanapun, meski di permukaan Ilianna dan Carl memang terlihat memiliki hubungan yang erat dan juga sangat dekat, tidak ada dari mereka yang menyangka bahwa sang putri akan langsung mengunjungi Carl di hari yang sama saat dia kembali ke istana.

Semua orang tahu betapa besar kebanggaan Ilianna terhadap dirinya sendiri. Selama ini, meski dia terlihat memedulikan dan menyayangi Carl, tapi Ilianna selalu mendahulukan dirinya sendiri. Setiap dia ingin bertemu Carl, pasti lebih sering Carl yang dia panggil untuk pergi menemuinya. Sangat jarang Ilianna yang melangkahkan kakinya duluan untuk menghampiri Carl.

Ilianna yang selalu memprioritaskan dirinya tiba-tiba datang sendiri ke istana Carl apalagi disaat dia baru tiba di istana setelah melakukan perjalanan yang jauh dan melelahkan, pasti membuat orang terheran-heran. Karena dibanding beristirahat di istananya, dia sekarang malah mendatangi istana Carl.

Ilianna berkedip sekali. Dia mempercepat langkahnya saat sudah dekat pada sebuah pintu besar yang dijaga oleh dua orang prajurit. Menurut ingatan dalam otaknya, itu adalah kamar Carl.

Gadia itu berusaha keras menahan bibirnya yang hendak membentuk lengkungan lebar. Jantungnya berdegup kencang, dia sudah sangat menantikan moment pertemuannya dengan Carl sejak bulan lalu, sejak saat dia pertama datang ke tempat ini.

"K-kami memberi salam pada Yang Mulia Putri sang bintang Kekaisaran!" Dua orang prajurit yang berjaga di depan kamar Carl langsung membungkuk dan memberi hormat saat melihat Ilianna tiba di depan mereka. "Semoga berkat dewi selalu menyertai anda!"

"Carl ada di dalam kan?" Ilianna bertanya antusias. Dia cepat-cepat memberi perintah, "ayo buka pintunya sekarang."

Dua prajurit itu terlihat panik. Mereka terlihat saling memberi kode. Dan Ilianna bisa melihat keringat yang mengalir di dahi mereka.

Ada apa?

"M-maafkan kami Yang Mulia." Akhirnya salah satu prajurit berbicara. Dia menunduk dalam, berusaha menghindari tatapan Ilianna. Suaranya bergetar. "Yang Mulia Pangeran saat ini sedang tidak ada di kamarnya."

"Oh? Begitukah?" Ilianna mengangkat sebelah alis. Matanya yang tadi dipenuhi antusias kini menyorot dingin prajurit di depannya. "Carl sedang keluar?"

"B-benar, Yang Mulia!"

"Ke mana?"

"Itu...." Prajurit itu terlihat ragu dan kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa? Dia lalu melirik temannya yang berada di samping.

"Maaf, Yang Mulia." Prajurit yang dilirik itu yang kini bersuara. "Tentang Pangeran pergi ke mana, kami tidak tahu. Pangeran hanya memberi perintah agar kami berjaga di depan kamar selama Pangeran keluar."

"Ah, begitu?" Pandangan dingin dan aura mencekam yang menguar dari Ilianna membuat dua prajurit itu tidak berani mengangkat wajah.

Ilianna menyipitkan mata. Dua orang itu berbohong dengan terlalu jelas.

"Yang Mulia."

Ilianna menoleh pada Eyara yang mengekor sejak tadi.

Eyara berucap sopan, "karena Yang Mulia Pangeran sedang tidak ada, bagaimana jika kita kembali sekarang? Sebentar lagi waktu makan malam, dan Yang Mulia juga harus beristirahat."

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang