"Tidakkah Anda merasa bahwa tindakan Anda ini kelewatan, Pangeran Pertama?"
Suasana di ruangan itu semakin mencekam. Aura permusuhan yang saling dilontarkan oleh kedua pria itu menyebabkan atmosfer terasa semakin memberat, membuat orang-orang seperti tercekik. Tekanan tak kasat mata membuat semua yang menyaksikan pertarungan tanpa pedang itu tidak berani membuat gerakan lebih.
Di belakang Alceo, Ilianna masih terdiam. Tidak menyangka bahwa Alceo akan maju melindunginya meski itu berpotensi mengakibatkan perselisihan dengan Damien.
Sejak membaca novelnya, Ilianna tahu kalau Alceo memang tipe pria yang akan melindungi orang yang sedang dalam kesulitan di luar penampilannya yang terlihat tidak pedulian. Alceo adalah sosok pria bermartabat dan penuh sopan santun yang akan selalu melindungi orang-orang dengan segenap kekuatannya.
Hanya saja, saat Ilianna melihat dan merasakan langsung perlindungan seorang Alceo untuknya, Ilianna merasa sedikit canggung. Apalagi mengingat identitasnya sebagai seorang 'Ilianna Chloris', sosok putri jahat yang sebenarnya ditakdirkan untuk hanya menerima penolakan dari Alceo seumur hidupnya. Ditambah ... perilaku 'ajaib' Alceo selama ini tentu sempat menghilangkan citra pria baik dan bermartabat yang menggambarkan Alceo si pemeran utama pria.
Ilianna berkedip beberapa kali. Matanya masih memandang lekat pada Alceo meski hanya dapat melihat bagian belakang pria itu saja.
Ilianna kembali memikirkannya. Mungkin setelah ini ... pandangan Ilianna terhadap Alceo akan sedikit membaik. Karena ternyata, Alceo tidak seidiot yang dia duga.
"Anda bilang, saya ... kelewatan?"
Desisan Damien membuat Ilianna merasa was-was. Apalagi pria itu kemudian terbahak seolah dia baru saja mendengar sesuatu yang lucu.
"Ah, saya minta maaf karena sudah tertawa seperti ini." Damien seolah berusaha menghentikan tawanya. Melihat pada Alceo, dia terkekeh lagi. "Tapi ucapan Anda barusan terdengar sangat lucu, Grand Duke. Apakah Anda sungguh tidak menyadarinya?"
Alceo sama sekali tidak membalas. Dia hanya mengangkat sebelah alis sambil terus mengawasi gerak-gerik Damien dengan matanya.
"Sejujurnya ... saya sama sekali tidak mengerti kenapa Anda mengatakan bahwa tindakan saya sudah melewati batas?" Sorot mata Damien seperti menantang, berbanding terbalik dengan kata-kata penuh kesopanan yang dia ucapkan. Sudut bibirnya tertarik ke atas. "Maksud saya, kenapa harus ada batasan di sini? Saya dan Ilianna ... kami adalah keluarga. Hubungan kami sangat erat jadi sama sekali tidak perlu ada batasan apa pun diantara kami."
"Apa kau akhirnya kehilangan kewarasanmu sepenuhnya?"
Ilianna yang tidak tahan mendengar ocehan Damien melangkah keluar dari belakang Alceo namun tetap mempertahankan jarak yang aman. Melihat Damien dengan tatapan jijik yang begitu kentara. Sang putri kini bahkan tidak lagi memikirkan bagaimana pandangan orang-orang padanya atas semua hinaan yang dia berikan untuk Damien.
"Pergi dari sini sebelum aku memerintahkan para prajurit mengusirmu dengan cara yang akan membuatmu menjadi bahan cemoohan Kekaisaran." Ilianna sudah benar-benar muak hingga dia sanggup melontarkan ancaman untuk Damien.
"Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini terhadapku, Ilianna?" Nada suara Damien seperti menjadi tanda bahaya untuk Ilianna. Apalagi saat Damien terlihat mencoba mencari celah untuk menghindar dari Alceo dan menggapainya. Sorot mata Damien menajam dan maniknya seperti berkilau. Dia merendahkan suaranya. "Kau ... tidak seharusnya seperti ini padaku."
"Yang Mulai Putri telah menolak Anda, Pangeran." Ucapan Alceo membuat Damien melihat padanya langsung dengan aura permusuhan yang begitu kentara. Tapi bukannya gentar, Alceo justru menyeringai. "Bukankah Anda seharusnya sadar dan segera pergi dari sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...