"Carl!"
Panggilan Ilianna membuatnya jadi ditatap oleh Carl dan beberapa orang yang ada di sana. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan cukup tergesa untuk menghampiri sang adik yang berdiri di dekat kereta kuda yang akan Ilianna naiki.
"Kakak." Carl langsung mengukir senyuman manis saat Ilianna tiba di depannya.
Setelah sampai, Ilianna menatap Carl dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mata gadis itu sedikit membola melihat penampilan Carl yang tidak biasa dilihatnya. "Kau benar-benar akan ikut menjadi ksatria yang akan melindungiku?"
"Ya." Carl menjawab dengan lembut. "Tidak seperti saat Kakak pergi ke Kaithicla, kali ini hanya beberapa ksatria yang ditugaskan untuk melindungi Kakak karena aturan pembatasan dari kuil. Jadi, aku ingin memastikan sendiri keamanan Kakak."
Senyum Ilianna langsung mengembang dengan sempurna. "Aku sangat senang karena bisa bersama denganmu!"
"Aku juga senang bisa menemani Kakak." Carl balas tersenyum dengan perasaan yang menghangat.
Dia benci mengakuinya, tapi kali ini Carl benar-benar tidak bisa menghindari perasaannya sendiri. Kenyataannya, Carl merasa senang melihat senyuman Ilianna. Nyatanya, Carl sangat bahagia karena sikap Ilianna padanya sekarang.
Hati Carl menghangat saat menerima kasih sayang dari sosok di hadapannya itu. Hal yang selalu Carl dambakan sejak dia masih kecil ... Ilianna membuat Carl bisa merasakannya.
Jadi ....
"Sudah waktunya untuk berangkat, Yang Mulia."
Pikiran Carl buyar setelah mendengar ucapan Giberion. Berusaha kembali fokus pada hal yang harus segera dilakukan sekarang, Carl hendak mengajak Ilianna untuk segera menaiki kereta. Namun dia terhenti saat melihat tatapan Ilianna yang melekat pada dua orang bawahannya.
Carl mengangkat sebelah alis, "ada apa, Kakak?"
"Ah, tidak." Ilianna menggeleng pelan. Bibir gadis itu menampilkan sebuah senyuman yang tidak biasa. "Hanya saja ... sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka berdua."
Ucapan Ilianna sontak membuat Carl dan juga dua bawahannya itu merasa aneh. Manik biru Carl jadi menyorot Ilianna dengan tatapan janggal, sedangkan baik Giberion dan Zair langsung berdeham kikuk dan membungkuk.
"Kami mengucapkan selamat pada Yang Mulia Putri di hari yang bahagia ini. Semoga berkat dari sang dewi selalu menyertai anda."
Ilianna terkekeh pelan. "Terima kasih."
Mata Ilianna terus memerhatikan dua orang itu dengan seksama. Dua orang di depannya yang merupakan bawahan Carl terasa sangat familiar. Meski ini kali pertama dia bertemu dengan mereka secara langsung setelah memasuki tubuh ini, tapi ingatan tentang mereka masih sangat jelas, baik ingatan yang tersisa di tubuh ini, juga ingatan tentang mereka dalam novel Precious Princess.
Mata biru Ilianna berkilat samar.
Giberion Antshelos dan Zair Trepharus. Dua orang yang berhasil ditundukkan oleh Carl menjadi bawahan setianya. Meski keduanya bukan berasal dari keluarga bangsawan tinggi, tapi mereka berdua berhasil membuktikan diri dan menunjukkan kegunaan mereka.
Dalam novel Precious Princess, dituliskan tentang Giberion dan Zair yang selalu mengerahkan kemampuan terbaik mereka untuk menjadikan Carl sebagai kaisar.
Giberion yang jenius selalu memiliki jalan keluar untuk setiap masalah. Dia menjadi penyedia strategi bagi Carl, dan digambarkan dalam novel sebagai sosok yang menyebalkan karena dengan bantuannya Carl sering selangkah lebih maju dibanding Alceo sang pemeran utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...