"Ah, aku sangat kesal!"
Bunyi dentingan yang cukup kuat terdengar saat Ilianna meletakkan cangkir tehnya yang telah kosong dengan kasar. Pukulan tangannya yang sempat mengenai meja membuat meja yang cukup besar itu bergetar meski hanya sedikit.
Lagi, kedutan kembali muncul di wajah cantik sang putri. "Mereka sangat menyebalkan! Bahkan hanya dengan mengingat tindakan mereka tadi sudah membuat darahku serasa mendidih."
Iliana lagi-lagi menggerutu setelah sebelumnya sempat tenang saat menikmati teh selama beberapa menit. Dia sudah berusaha keras untuk tidak menunjukkan emosinya secara berlebih di depan Alceo dan Damien tadi. Ilianna sudah cukup menahan diri sebagai pembuktian bahwa dirinya telah benar-benar berubah.
Tapi sekarang setelah dia mengingatnya lagi, rasanya dia hanya menjadi semakin kesal saja.
"Sepertinya mulai sekarang akan sangat sulit bagi Grand Duke untuk mencoba membangun hubungan yang baik dengan Kakak." Carl yang duduk di hadapan Ilianna ikut meletakkan cangkirnya di meja. Menatap Ilianna secara penuh perhatian sambil memasang senyuman khasnya. "Aku jadi merasa sedikit kasihan dengan Grand Duke."
"Aku hanya berharap pria itu menghentikan semua tindakan bodohnya. Terlibat dengannya benar-benar pilihan yang buruk. Selain status dan wajah, tidak ada hal baik lain yang ada di dalam diri itu." Ilianna melontarkan hinaan dengan begitu enteng. Seolah tidak takut jika ada yang mendengar dan melaporkannya, dia terus memaki. "Maksudku, apa gunanya memiliki kekayaan dan wajah rupawan jika dia bahkan tidak bisa menggunakan otaknya dengan baik? Sungguh sia-sia."
Kali ini Carl harus berusaha sangat keras untuk menahan diri agar tidak tertawa karena ucapan Ilianna barusan. Ini sudah kedua kalinya Carl mendengar Ilianna secara terang-terangan menghina sang Grand Duke Kekaisaran yang begitu dipuja oleh orang-orang.
Carl sudah melihat bagaimana Ilianna telah berubah hingga menjadi sangat berhati-hati atas semua tindakan dan ucapannya. Gadis itu selalu berusaha mengendalikan dirinya sejak kecelakaan beberapa waktu lalu, dan ini adalah pertama kalinya Carl melihat pengendalian diri Ilianna runtuh. Meski pun sekarang Carl jadi semakin yakin kalau kepribadian Ilianna benar-benar telah berubah.
Karena jika Ilianna masih sama seperti dulu, maka hinaannya akan lebih parah dari ini. Bahkan dalam skenario terburuk, Ilianna mungkin akan menampar atau mencakar Alceo.
"Lalu ... pria sinting itu, Damien."
Carl membatu saat mendengar nama Damien disebut oleh sang kakak. Kembali menoleh pada Ilianna, Carl jadi diam seribu bahasa saat melihat ekspresi dan tatapan Ilianna yang penuh dengan kebencian yang berbeda dari yang dia tunjukkan tadi.
Kali ini, kebencian itu terlihat lebih kelam.
Ilianna bergumam pelan saat matanya terpaku pada cangkir kosong di meja. "Menjijikkan."
Gumaman itu sangat pelan tapi masih dapat terdengar oleh Carl karena ruangan itu sepi. Namun Carl memilih untuk pura-pura tidak dengar.
Faktanya, Carl sedikit-banyak tahu alasan kebencian Ilianna terhadap Damien. Selain karena fakta Damien adalah putra dari wanita yang paling dibenci oleh Ilianna, perbuatan Damien saat mereka masih kecil juga cukup memengaruhi. Apalagi, Damien yang sekarang beberapa kali menunjukkan obsesinya membuat Ilianna semakin tidak bisa menerima pria itu.
Carl memutuskan untuk hanya akan menjadi pendengar. Dia tidak ingin sembarangan berkomentar karena tahu akar penyebab kebencian Ilianna terhadap Damien, dan betapa Ilianna sangat sensitif dengan masalah itu.
"Bajingan itu selalu saja menguji kesabaranku. Terus muncul di depanku dan melakukan sesuka hatinya. Dia pikir dia itu siapa?" Wajah cantik Ilianna mulai membentuk sebuah seringaian sinis yang seperti menambah kebengisan di wajah itu. "Apa dia benar-benar mengira suatu saat nanti aku akan tunduk padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...