4. Makan Malam Dan Janji

11.6K 1.5K 70
                                    

"Bagaimana makanannya, kakak? Apa cukup membuat kakak puas?"

"Ini bahkan lebih enak dari yang kupikirkan. Aku sangat menyukainya."

"Syukurlah jika kakak suka." Carl terlihat senang.

Saat ini dia dan Ilianna sedang duduk bersama dan menikmati santapan makan malam yang tersedia di meja. Keduanya duduk berhadapan, jadi lebih mudah untuk saling berkomunikasi.

"Lalu, kakak." Carl mengangkat wajah. Dia menatap Ilianna dengan penuh perhatian. "Aku sangat penasaran tentang cerita kakak selama berada di kastel Kaithicla. Apa suasana di sana menyegarkan?"

"Ya, lumayan." Ilianna menikmati makanannya sambil menjawab pertanyaan Carl. "Kastelnya cukup besar dan megah, pemandangan di luar juga indah. Cuaca di sana selalu terasa menyegarkan, karena itu aku memilih tempat itu untuk penyembuhanku."

"Kakak sudah dua kali ke sana, kan?"

Ilianna mengangguk. Dalam tubuh ini juga ada ingatan samar-samar tentang itu. "Ya. Saat kecil dulu aku pernah ke sana juga."

"Enaknya..." Carl tiba-tiba mengganti ekspresi wajahnya. Jadi terlihat seperti seekor burung yang merasa sedih hak kebebasannya hilang karena 'dikurung dalam sebuah sangkar' tapi hanya bisa tersenyum dan mengikhlaskan takdirnya. "Aku juga ingin ke sana walau hanya satu kali--"

"Kau akan bisa ke sana." Ilianna memotong.

Carl yang mendengar langsung terdiam. Dia mengangkat wajah, menatap Ilianna sorot rumit. "Apa?"

"Kubilang, kau akan bisa ke sana. Suatu hari nanti."

"Mana bisa?" Carl terkekeh pelan. "Yang bisa ke sana hanya kaisar, permaisuri, dan keturunan langsung dari kaisar dan permaisuri."

"Makanya kubilang kau akan bisa ke sana." Ilianna tersenyum tipis. Matanya yang menatap Carl dengan tatapan yang sulit diartikan membuat pikiran Carl jadi semakin rumit.

Carl jadi semakin tidak bisa menebak apa yang sedang gadis itu pikirkan dan rencanakan.

Carl berdeham. Dia kembali memasang wajah lembut yang dihiasi senyuman dan tatapan hangat. Pemuda itu memutuskan untuk mengganti topik karena di ruangan itu ada terlalu banyak pelayan di ruangan itu yang dapat mendengar mereka.

"Bagaimana kalau hari ini kakak menginap di istanaku? Aku akan langsung memerintahkan pelayan agar menyiapkan kamar yang kakak sukai. Atau kalau kakak mau, kakak juga bisa menggunakan kamarku, dan aku yang akan tidur di kamar lain."

"Tidak perlu." Ilianna meletakkan peralatan makan di tangannya saat makanan di piringnya sudah habis. Dia menatap Carl setelah mengelap ujung bibirnya. "Aku tidak akan menginap."

Carl yang ikut meletakkan peralatan makannya menatap Ilianna dengan dahinya yang mengernyit. Ekspresi wajahnya mengeras meski samar.

'Gadis itu kini bisa menolakku?'

"Sebagai gantinya, aku akan menemanimu sampai kau tertidur." Ilianna kembali melanjutkan ucapannya.

"Sebenarnya ada apa denganmu, kakak?" Carl memilih menyuarakan isi kepalanya. "Setelah kembali, kau jadi seperti orang yang berbeda. Kau menolakku, tapi lalu kau ingin membujukku? Ada apa denganmu?"

"Entahlah?" Ilianna menjawab dengan main-main dan tersenyum lebar membuat Carl semakin berang tapi berusaha keras menahan. "Apa kau sekarang jadi tidak menyukaiku?"

"Kau berubah dan terasa asing."

"Hm-hm." Ilianna mengangguk-angguk, tidak membantah. "Aku memang sudah berubah."

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang