Kali ini, Ilianna yang kehabisan kata-kata. Gadis itu langsung tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Alceo padanya. Ilianna tertegun.
Ternyata ... Alceo cukup peka dan tidak sebodoh itu, ya?
"Saya minta maaf telah menginterupsi pembicaraan berharga yang Anda berdua miliki, tapi dengan rendah hati saya meminta Anda untuk menjaga kesopanan Anda terhadap Tuan Putri, Grand Duke." Eyara tiba-tiba maju dari tempatnya dan kini berdiri di sebelah Venez. Wanita itu sedikit membungkuk. "Yang Mulia Putri adalah bintang Kekaisaran yang berharga, dan sekarang pun Anda sedang berada di istana Kekaisaran. Jadi mohon untuk menjaga sikap dan ucapan Anda."
Alceo sama sekali bergeming. Dia tidak memedulikan Eyara dan matanya hanya melekat pada Ilianna. Setia dengan tatapan yang menuntut jawaban dari sang putri. Bahkan saat Venez kini mendekatinya dengan panik, Alceo sama sekali tidak ambil pusing.
"Tuan! Pst! Pst!" Venez memanggil dengan bisik-bisik. Semakin panik saat melihat tatapan Eyara yang jadi lebih tajam menatap pada Alceo, Venez berusaha keras menghentikan sang Tuan. "Tolong tahan emosi Anda, Tuan!"
"Kenapa Anda diam saja, Yang Mulia? Apa Anda kira selama ini saya tidak menyadarinya?"
Alceo benar-benar mengabaikan semua orang. Dia betul-betul gencar ingin mendengar jawaban dari Ilianna.
Venez kali ini ingin berteriak saja. Alceo tidak mendengarkannya dan bahkan semakin berani saja. Sekarang ... Venez mengerti alasan kenapa Cornel menolak menemani Alceo datang ke istana.
Ah, Venez sangat ingin melarikan diri.
Ilianna menghembuskan napas kasar. Gadis itu tiba-tiba mengulas senyuman lebar dengan mata birunya yang seperti menyala. Dia berucap tanpa ragu, "jika Anda sadar kalau saya menghindari Anda, kenapa Anda memilih untuk bersikap seperti orang bodoh dan terus mengganggu saya?"
Ilianna ... sudah tidak bisa bersandiwara lagi. Dia telah mencapai batasan untuk memperlakukan Alceo dengan ramah. Lagi pula, Alceo yang memulai, kan?
Ekspresi Alceo terlihat tidak baik. Dia membuka mulut, seperti ingin membalas ucapan Ilianna tapi gadis itu tidak memberinya kesempatan untuk mengatakan alasannya.
"Grand Duke, coba Anda pikirkan." Ilianna melanjutkan ucapannya. "Jika situasinya dibalik dan saya mencoba menempeli serta mengganggu Anda hingga menimbulkan banyak rumor, apakah Anda akan senang dengan tindakan saya itu? Lalu ... jika saya tiba-tiba bersikap tidak sopan pada Anda padahal Anda telah berusaha untuk mencoba memberitahu saya agar berhenti mengganggu Anda, apakah itu tidak membuat Anda kesal?"
Ilianna benar-benar puas telah mengeluarkan semua yang ada di pikirannya. Dia menjadi semakin senang saat melihat Alceo yang kini tidak bisa lagi memberi alasan apa pun. Pria itu hanya terdiam dengan tangan yang terkepal.
Mungkin, Alceo sedang merenungi ucapan Ilianna padanya.
Ilianna menggerakkan tangannya untuk mengambil cangkir teh yang ada di meja. Menyesapnya pelan, gadis itu kini terlihat santai.
"Jujur saja, Grand Duke." Ilianna berucap dengan ringan. "Saya yakin Anda tidak sedang mencoba menjalin hubungan yang romantis dengan saya. Jadi, kenapa Anda tidak berhenti dengan semua perilaku Anda yang bisa membuat orang lain salah paham?"
"Sepertinya aku datang di saat yang tepat."
Interupsi tiba-tiba dari orang yang tidak Ilianna sangka akan muncul di sana membuat suasana hatinya memburuk. Selain dirinya dan Alceo, semua orang yang ada di ruangan itu langsung membungkuk untuk memberi hormat. Gadis itu kemudian menaruh kembali cangkir teh di tangannya ke meja dengan cukup kasar sehingga mengakibatkan suara yang lumayan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Princess
RomanceIlianna, seorang Putri Kekaisaran Corentus yang dipuja sebagai mawar tercantik Kekaisaran harus mengalami kematian yang tragis di tangan adiknya sendiri dalam novel 'Precious Princess' setelah sang putri yang mendapat peran antagonis berusaha meracu...