5. Jalan-Jalan Di Taman

11.2K 1.4K 32
                                    

Ilianna mengeratkan kain yang membalut tubuhnya saat udara di malam itu terasa menusuk kulitnya. Gadis itu menoleh, menatap Carl yang berjalan di sampingnya.

Saat ini mereka sedang ada di taman istana Carl. Ilianna mengajak Carl jalan-jalan untuk menghirup udara segar di malam hari karena Carl tadi terlihat tidak baik.

Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri taman yang sepi dengan hanya ditemani cahaya dari tiang lampu dan bulan yang bersinar di atas langit yang dipenuhi bintang.

Pemandangan saat ini benar-benar cocok menjadi pendukung wajah sempurna Carl yang terlihat lebih indah di bawah cahaya bulan. Carl terlihat sangat tidak nyata. Wajahnya sangat menawan walau Ilianna hanya melihat wajahnya dari samping. Penampilan Carl persis seperti seorang pangeran tampan dalam cerita fiksi--walau ini memang benar dalam novel fiksi.

Gadis bersurai emas itu kembali meluruskan pandangan sambil berusaha keras menahan sudut bibirnya yang tertarik ke atas.

"Aku sangat beruntung karena bisa menikmati wajah indah karakter favoritku dalam jarak sedekat ini." Ilianna berucap dalam hati.

"Ekhm." Ilianna berdeham. Dia berusaha mengalihkan fokus pikirannya sekaligus ingin memecah keheningan yang tercipta sejak tadi.

"Bagaimana kabarmu selama aku tidak ada, Carl?"

"Tidak ada yang spesial." Carl mengedikkan bahu. Menjawab dengan tidak tertarik.

Ilianna tidak terlalu mempermasalahkan respon Carl yang seperti tidak niat itu. Carl memang masih butuh waktu agar bisa seperti semula setelah kejadian di ruang makan tadi. Perasaan Carl sekarang sedang tidak baik, jadi Ilianna memakluminya.

Ilianna kembali bertanya. "Semua baik-baik saja saat aku tidak di sini?"

"Ya."

"Kau tidak merindukanku selama satu bulan ini?"

"Sebenarnya aku merindukan kakak." Carl menghela napas. Dia melirik Ilianna di sampingnya, menarik Ilianna dan merangkulnya saat gadis itu terlihat jelas sedang kedinginan bahkan sampai membuat suaranya jadi sedikit bergetar.

Carl melanjutkan kembali ucapannya, "tapi rasa kesalku pada kakak yang pergi tanpa menemuiku dulu lebih besar dari rasa rinduku."

Ilianna tertawa. "Sepertinya adikku benar-benar merajuk, ya."

"Sudah kubilang, aku tidak merajuk." Carl berdecak kesal.

"Ah, padahal Carl yang merajuk juga terlihat sangat lucu."

"Berhenti memperlakukanku sebagai anak kecil lagi, kakak." Carl memperingatkan. Dia menatap tajam pada Ilianna yang justru terkekeh.

Mereka berhenti tepat di tengah taman. Ilianna membalikkan tubuhnya menghadap Carl. Carl juga melakukan hal yang sama, membuat mereka kini berdiri saling berhadapan.

Ilianna mengulurkan tangan, membelai kepala Carl dengan penuh kasih sayang. Senyumnya merekah semakin lebar saat Carl terlihat menikmatinya.

"Carl-ku yang tersayang." Ilianna berucap lembut. Tatapan matanya yang menyorot hangat membuat Carl terpaku. "Selamanya, kau adalah satu-satunya adikku yang kusayangi."

"Hm. Lakukanlah seperti apa yang kakak katakan."

Senyum Ilianna semakin mengembang. Dia mengubah elusannya jadi tepukan pelan pada puncak kepala Carl.

"Jadi, sekarang kau sudah tidak mencurigaiku lagi?"

Carl diam sejenak. Pemuda itu kemudian mengulas senyuman manis "aku tidak mungkin mencurigai kakak, apalagi setelah semua ketulusan dan kebaikan kakak padaku selama ini."

The Villainess PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang