Jangan lupa vote!🧡
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Tepat setelah cerita tidak lucunya Tama, makanan datang. Akhirnya yang sudah kutunggu daritadi datang juga. Kita menyantap makanan itu dengan hening, sesekali ada berbicara sedikit jika Tama memintaku untuk menambah nasi atau minta tolong ambilkan tisu dan yang lain.
Aku ingin memberi tau saja sih, tempat favorit kita itu bukan tempat yang 'wah' atau yang bagaimana. Hanya rumah makan pada umumnya, tempatnya tidak di mall tapi di kawasan khusus. Jadi kawasan itu semua ruko menjual berbagai macam bentuk makanan.
Rumah makan favorit kami itu menyediakan menu sederhana tapi banyak pilihan. Dan yang membuatnya spesial itu karena banyak sekali macam sambalnya. Ada sambal teri, sambal cumi, sambal terasi dan lainnya. Yang pasti harganya sesuai kantong pelajar.
Kebetulan saat ini kita duduk diluar, karena memang serame itu tempat ini —terjamin enak. Kebetulan yang kedua, hari ini aku membawa buku yang isinya surat untuk Tama. Hampir setiap hari aku menulis surat untuk kapten itu, awalnya karena saat dia ulang tahun itu. Lama-lama dia memintaku untuk membuatnya tiap kami membuat kenangan.
Hari ini jadwal Tama untuk membacanya —jadi dia membaca jika sudah 1 minggu. Entah biar apa tapi aku juga mengiyakan, bucin. Dia membacanya saat selesai makan, yang kuingat saat itu dia selalu tersenyum saat membaca suratku. Dia selalu biang, dia tersentuh dengan apa yang kutulis tentang dia dan kami.
Aku tertawa, kan memang aku menulis surat itu berdasarkan apa yang telah terjadi diantara kami. Tamandra ini aneh sekali.
Tiba-tiba muncul sebuah ide dari Tama yang jika diingat sampai sekarang itu jadi menyebalkan.
"Eh buk, kita buat surat perjanjian yuk?"
"Untuk apa?"
"Ya buat aja gitu, tulis apa aja yang kita mau dan semoga bisa terwujud gitu. Jadi pengingat untuk kita juga. Trus kayak biar ada hal yang dikenang nantinya"
"Tch, tanpa surat perjanjian gitu juga kalo kita inget sama kenangan itu ngga bakal lupa Tama"
Memang seperti itu bukan? Dan buktinya sampai sekarang aku masih ingat.
"Ihhh udah lah ayok bikin aja, tapi kamu yang nulis ya? Soalnya tulisanku jelek banget"
Akhirnya mau tidak mau aku menulis itu. Kita banyak berpikir hal yang percuma adanya.
Rumah Makan Sambal, 04 Februari 2020
SURAT PERJANJIAN
Tepat malam ini pukul 20:22 WIB, saya Deanne bersama dengan Tamandra Yudhistira Pambudi mengesahkan surat ini, bahwa :
1. Dari Dean —Selalu bersama dalam suka dan duka, sedih dan senang, sehat maupun sakit.
2. Dari Tama —Saling melengkapi kekurangan masing-masing terutama dihadapan orang lain.
3. Dari Dean —Selalu menjadi pendengar keluh kesalku dan selalu menjadi penyemangat hidup.
4. Dari Tama —Berharap setiap hari yang kita lalui sama seperti hari saat kita bertemu pertama kali.
5. Dari Dean —Semoga kita jangan saling meninggalkan atau ditinggalkan.
6. Dari Tama —Jika suatu saat kita punya masalah, saat itu juga harus diselesaikan, jangan ditunda sampai ada masalah baru. Jika bisa harus menemui titik terang. Jangan sampai ada perpisahan.
7. Dari Dean —Intinya, aku cuman mau kamu dan I'll take care of you everytime.
8. Dari Tama —Disaat kita mulai bosan atau renggang, kita harus saling mengingatkan. Baca surat perjanjian ini, dan jangan pernah ada kata selesai.
9. Dari Tama & Dean —Tidak akan ada yang lain.
